mercredi 31 décembre 2008

GoodBye 2008

Aku duduk termenung didepan komputer untuk beberapa detik. Rasa ingin menulis di blog semua kenangan yang terjadi di tahun 2008. Tak disangka, dalam waktu 2 jam, aku sudah harus mengucapkan selamat tinggal pada tahun 2008 dan mengucapkan selamat datang untuk tahun 2009. Tak terasa waktu setahun ini berjalan begitu cepat, seakan-akan aku berada di posisi yang sama satu tahun yang lalu, yaitu merenung mengevaluasi tahun 2007 menunggu kedatangan tahun 2008.

Apa yang telah kulakukan selama 1 tahun ini? Apa kegagalan yang telah kualami? APa kejayaan yang kuperoleh selama 1 tahun ini? Yang pasti tahun 2008, kujalani dengan penuh semangat dan ceria walaupun masalah selalu berdatangan. Aku yakin, tahun 2008 ini semakin membuat diriku dewasa, tegar dan semakin matang dalam berpikir. Perjalanan selama setahun ini, aku alami dengan penuh canda tawa, dimana disela-sela semua kebahagian itu, sudah pasti ada konflik yang terjadi atau bahkan sesuatu yang membuat kita kesal, marah, panik bahkan meneteskan air mata. Namun baik itu hal buruk yang bisa membuat dahi kita berkerut ataupun hal baik yang bisa membuat kurva senyuman kita kembali, semua itu akan menjadi sebuah kenangan manis yang akan selalu kita ingat.

Apa yang ada dipikiran orang lain? apakah setiap tahun pada waktu yang sama, semua orang berpikir untuk mengevaluasi diri? membuat sebuah resolusi untuk tahun depan?
Setiap insan didunia pasti mempunyai keinginan untuk memperbaiki diri. Begitulah diriku ini. Aku selalu merasa tahun 2008 ini, khususnya mulai bulan Agustus hingga penutup 2008, aku menjadi lebih emosian, sensitif dan kurang sabar. Mengapa? aku kehilangan diriku yang dulu, dimana aku selalu tenang dan sabar. Setelah merenung seharian, aku menemukan sebuah titik jawaban. Semua itu kembali ke pengontrolan diriku, dan itu letaknya adalah di ketenangan hati. Ketenangan hati hanya bisa diraih dengan mendekatkan diri ke pada yang maha esa, dimana aku merasa jauh akhir-akhir ini.

Aku yakin akan banyak kejutan yang menantiku di tahun 2009 ini. Entah itu akan dapat membuatku tersenyum, ataupun sedih. Tetapi satu hal yang kuyakini, kehidupan ini akan menjadi menarik karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku ingin berubah, aku ingin menjadi orang yang lebih tenang, orang yang sabar. Tahun 2009 akan datang berbagai masalah, tp aku yakin dengan pikiran dan hati yang tenang dan sabar, masalah yang datangpun akan ada solusinya.

mercredi 17 décembre 2008

More than meets the eye

Setiap ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Bagaimana sih rasanya berpisah tanpa sebab yang jelas? Niat kita yang baik, justru menjadi tombak kediri kita yang membuat kita terpisah. Ketika mendengar ucapannya, aku terdiam membisu tidak bisa berkata apa-apa. Ungkapan tersebut sepertinya sudah lama ingin terlontarkan, namun waktunya saja yang belum tepat. Walaupun pada akhirnya, ucapan yang membuat hati menjerit terlontarkan pada waktu dimana otak sedang bergelut dengan soal-soal ujian.

Belasan anak panah serasa menusuk sanubari, terutama ketika aku membaca sebuah kalimat yang tak pernah kusangka bisa terlontarkan dari mulut seorang gadis yang dikenal dengan kepolosannya. Apa seburuk itukah citra diriku dimatanya? sampai ia berani berkata, bahwa hidupnya beberapa bulan terakhir ini seakan-akan tidak ada gunanya. Apa kalian mengerti kata nonsense? apabila iya, apa yang akan kalian rasakan ketika seseorang mengatakan waktu yang dibagi bersama kita,itu adalah nonsense baginya? Jujur, aku merasa terhina, terpukul, sakit, sedih dan yang paling utama adalah aku sangat kaget.

Ibuku pernah bilang,
"Girls, there's a lot more to them, than meets the eye"

Aku sempat berpikir berkali-kali dari kalimat ini, yang pada akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa makna diatas sama artinya dengan kalimat "Don't judge books, by it's cover"

Penampilan seseorang, tidak seperti yang kita bayangkan. Entah aku merasa tertipu oleh kepolosan dan keluguannya, atau memang aku sudah sangat keterlaluan sehingga kalimat pedas bisa terucap dari mulutnya. Kenapa? dimana letak salahku? Aku tidak bilang bahwa aku tidak bersalah, tetapi aku ingin tahu, apakah rasa perhatian itu bisa membuat orang menjadi tidak nyaman?

Aku bisa mengerti apabila aku terlalu 'overprotective' atau 'posesif'. Aku belajar dari pengalamanku sebelumnya, bahwa semua itu tidak ada gunanya karena akan menimbulkan kesan bahwa kita tidak percaya. Namun, kali ini aku sangat yakin bahwa aku tidak seperti ini, karena aku selalu belajar dari kesalahanku.

"Everyting happens for a reason"

Setelah berpikir jernih, seharusnya hal ini adalah sesuatu yang tidak baru. Bersama dengan dirinya, memang tidak ada bedanya dengan teman-teman lain. Hanya saja, aku bisa memberikan rasa perhatianku yang sedikit lebih. Pertemuan kami yang hanya sebatas di daerah aktifitas kita sehari-hari. Bahkan untuk menghabiskan waktu diluar dan hanya bersamanya, merupakan hal yang mustahil. Namun aku terima apa adanya, aku respect kepribadiannya dan keadaannya. Aku tidak memaksanya. Aku berpikir kita bisa melangkah lebih jauh lagi. Tetapi sekarang ini, semua itu hanya harapan hampa, karena semua kesempatan telah sirna.

"I'm full of blood, but still breathing. Coz i know, sooner or later, another story will come into my life."

mercredi 3 décembre 2008

Age Reminder

Ketika kedua mataku perlahan-lahan mulai mengecil, sekitar jam 12 malam lewat sedikit. Terdengar bunyi halus dari telpon genggamku, sedikit malas aku coba merahi dan membaca pesan singkat tersebut. Aku selalu berpikir, siapakah orang pertama yang akan mengucapkan selamat kediriku ini. Seperti yang sudah kuduga, seorang teman yang kuanggap dekat melebihi kecepatan waktu ketimbang orang lain mengucapkan selamat.

Aku kembali merebahkan tubuhku di atas tempat tidur yang empuk. Angin dari AC yang dingin dan sejuk, membuat aku merasa nyaman dan kembali merenung di tengah kegelapan. Kembali merenung kehidupan yang telah kujalani hingga hari ini. Apa yang sebenarnya telah kuraih sepanjang hidupku ini? apakah ada sesuatu yang berarti? Kadang-kadang aku selalu melupakan identitasku yang sebenarnya ketika aku berada di lingkungan kehidupan yang sekarang ini. Namun malam ini, semua itu menyadarkanku, bagaikan alarm yang mengingatkanku akan jati diriku yang sebenarnya.

Esoknya, ketika bertemu dan kembali berinteraksi dengan orang-orang disekitar, aku kembali duduk sendiri. Suasana di sekitar memang sedang sepi, namun terlihat beberapa perkumpulan yang sedang tertawa lepas. Renungan semalam, kembali mengapung di pikiranku. Mengingat itu semua, aku sendiri sekarang merasa heran kenapa amarahku tidak meluap bersamaan dengan mereka yang disekitarku ketika tak henti-hentinya mereka membicarakan sesuatu yang dapat menyinggung diriku ini. Mungkin aku telah merasa lelah, 2 tahun terakhir ini, aku selalu menanti-nantikan dimana aku bisa kembali ke posisi dimana seharusnya aku berada. Menantikan saat saat itu, kini aku lebih menyalahkan sebagian besar dari pengalaman itu pada diriku sendiri. Entahlah, yang pasti itulah kata-kata yang meluncur dari mulutku tadi siang. Ya, aku benar-benar sudah terlalu capek menghiraui masa depan, menghiraukan pendapat orang lain dan teman-temanku, walau mereka tak ingin menyebut.

Pada akhirnya diriku menjadi lebih emosi dan sensitif, sehingga terdapat beberapa menit aku tidak bisa mengontrol jiwa ragaku. Aku mencoba mengatur kembali napasku yang telah terengah-engah seperti orang yang baru lari. Aku harus bisa menjadi lebih dewasa dan lebih sabar. Tetapi jujur berkata, walaupun aku menerima secara penuh takdir perjalanan kehidupanku ini, tetapi tidak sedikit aku termenung tiba-tiba tanpa sebuah alasan yang jelas.

vendredi 28 novembre 2008

Feeling Disorder

Kembali termenung dan merasa jenuh dengan kegiatan sehari-hari. Sepertinya semua yang kukerjakan hanya itu-itu saja, walaupun pada faktanya aku tahu bahwa aku melangkah ke depan ke arah yang lebih baik. Perasaanku menggantung, ketika rasa kesepian kembali mengisi hidupku walaupun berada ditengah keramaian. Apakah aku masih belum menerima lingkunganku? atau justru lingkunganku yang tidak bisa menerima diriku?

Percaya bahwa hari esok akan lebih baik dari kemarin, aku terus melangkah ke depan dan memasuki medan pertempuran. Aku selalu berpikir, bahwa aku tidak sendiri. Akan selalu ada teman-teman yang akan membantuku ketika diriku sedang penuh dengan luka. Namun aku melupakan suatu hal, ketika aku terluka, disaat bersamaan keadaan mereka tidak jauh beda dengan diriku yang penuh luka. Pada akhirnya, masing-masing orang lebih menahan rasa sakit itu di dalam hati dan berusaha menunjukan ke pihak luar, bahwa luka ini tidak terasa.

Aku sudah mengerti, dan cukup paham bahwa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia diciptakan untuk saling membantu, namun pada faktanya dalam perjalanan itu tidak sedikit bahwa kita akan berada dalam kesepian. Orang-orang yang disekitar kita tidak akan selalu sama. Seperti halnya kita berjalan dan di sebuah persimpangan kita bertemu dengan orang, namun cepat atau lambat kita harus meninggalkan simpangan tersebut dan melanjutkan kehidupan dimana disuatu saat akan menemukan suatu persimpangan yang baru dan menemukan orang-orang baru. Hal itu sangat kupahami dengan jelas, berhubung perjalanan hidupku yang selalu pindah tempat.

Bagaimana caranya agar hati ini tidak berbohong? aku merasa perlahan-lahan mulai mengkhianati diriku sendiri yang telah berjanji akan berpegang teguh akan pendirianku. Bagaimana caranya agar aku selalu berpegang teguh akan keputusannku. Apakah aku termasuk orang yang tidak jelas akan tujuan ke depan?

Aku masih coba bertahan, dan tetap berpegang akan apa yang telah kujanjikan dalam hati. Tetapi jujur berkata, keadaan tidak semudah yang dibayangkan. Hari demi hari, aku merasa diriku ini telah mengkhianati janji diriku sendiri.

jeudi 20 novembre 2008

Old vs New

Sebagai manusia kita dilahirkan ke dunia sendiri, dan pada akhir hayat nanti, kita pun akan sendiri. Pertanyaannya, apa yang terjadi diantara ketika kita lahir hingga nyawa kita dicabut oleh sang malaikat. Apakah kita akan selalu sendiri? Ataukah disetiap persimpangan dalam kehidupan ini, kita akan menemukan orang-orang yang akan mengisi hidup kita baik dengan canda tawa, tangisan, bahkan amarah dan rasa cinta?

Hidup merupakan sebuah pilihan. Terkadang kita harus dapat mengambil keputusan yang mana lebih prioritas atau lebih penting dan mana yang benar-benar kita ingin dan butuhkan untuk melindungi. Ketika kita mengambil keputusan untuk melindungi keduanya, pada saat itu kita tidak bisa melindungi siapapun. Pada akhirnya, kita akan kehilangan suatu hal yang lebih ketimbang yang dimana seharusnya kita kehilangan.

Ironis bukan, berniat mulia agar dapat melindungi keduanya. Tidak menyakiti kedua pihak, tetapi justru tanpa disadari pada akhirnya kita akan menyakiti kedua pihak tanpa keputusan yang jelas dan mantap dari diri kita ini. Aku menyadari, keinginan dan kebutuhan manusia itu tidak terbatas, namun sumber daya alam sangat terbatas. Ketika mempelajari kalimat tersebut, aku mengerti bahwa manusia harus bisa memilih mana yang lebih dibutuh dan di prioritaskan agar keinginannya tercapai sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

Orang datang dan pergi, dari berbagai simpangan jalan kita akan bertemu orang yang berbeda. Mungkin pada awalnya kita tidak akrab bahkan tidak kenal, namun beberapa hari kemudian dia adalah seseorang yang kita akrab dan bisa berbagi cerita. Apakah keakrabannya dengan teman lama akan terjaga? Atau hilang dengan munculnya orang baru dalam kehidupannya?

Kita butuh teman, kita butuh orang. Kita tidak bisa hidup didunia ini sendiri. Namun apa yang terjadi ketika kenalan baru tersebut tidak sesuai dengan teman lama kita? Apakah diri kita yang tidak bersikap dewasa? Atau memang itu sesuatu yang normal? Perasaan seorang teman yang berubah dan cenderung lebih dekat ke orang lain, mungkin tidak akan pernah dimengerti oleh orang yang mendengar saja. Hal ini hanya bisa dimengerti ketika kita menjalani nasib tersebut, perasaan yang tulus mempercayai orang, namun tiba-tiba orang tersebut perlahan-lahan dengan atau tanpa kita sadari, sudah tidak berada dekat kita lagi. Ini bukan suatu pengkhianatan, namun apabila hati terasa seakan-akan diiris-iris oleh pisau yang tajam, bukanlah suatu hal yang baru.

lundi 10 novembre 2008

Kawan or Lawan?

Hal hal yang tidak sesuai atau tidak di inginkan selalu saja terjadi. Itulah salah satu yang selalu menjelaskan momen-moment yang terjadi di depan mata. Semua pada awalnya berjalan sesuai yang kita inginkan sebelum tiba-tiba aku berhadapan dengan situasi yang membuat diriku harus kembali mengatur perjalanan hidup. Dimana luka yang sudah sembuh kembali terbuka ketika bertemu lagi dengan orang-orang yang berhubungan erat dengan aku dalam masa lalu. Dimana saat itu, kenangan yang sudah ada dengan mereka hanya benar-benar menjadi sebuah kenangan belaka. Tingkah laku orang yang berubah, yang dulu bagaikan ulat yang kini sudah menjadi kupu-kupu terbang dengan bebas di langit melupakan bagaimana mereka dulu

Dalam sebuah tempat yang paling dalam di hatiku, aku selalu menunggu agar aku dapat kembali bertemu, berinteraksi, bertukar pikiran dengan orang-orang yang mengisi hidupku di masa lalu. Namun ternyata, pertemuan yang aku tunggu dan berharap dapat membuat kurva senyumku yang kini mulai luntur akibat aktifitas sehari-hari kembali terbentuk, namun semua itu hanyalah khayalan belaka. Justru hal yang diharapkan berputar 180 derajat, menjadi hal yang sangat tidak diharapkan.

Semua orang berubah, baik dari caranya bicara, cara berpakaian, cara bergaya bahkan cara hidup dan pergaulannya. Kita sudah tidak berada di dunia dan gelombang radio yang sama. Aku tahu perubahan dalam hidup, merupakan tanda bahwa kita hidup. Namun ketika perubahan itu mengecewakan atau menggoreskan hati kita. Tidak ada kata lain, namun hanya perasaan yang sedih dan kecewa menghiasi hati.

Terdapat saat-saat tertentu, dimana aku mengambil sebuah keputusan untuk tetap bertahan dan terus bangkit apapun masalah yang mengisi hidupku ini. Terjatuh kembali ketika kembali berinteraksi dengan orang-orang yang telah melangkah jauh. Aku kini dapat melihat lebih jelas dan lebih memahami apa yang orang-orang disekitar yang berinteraksi dengan kita ingin dapatkan dari kita. Yang mana kawan dan yang mana lawan? sebuah pertanyaan yang ironis dan tidak ada jawaban. Yang kita bisa lakukan adalah terus berwaspada. Pertanyaan itu mengingatkan akan seuntai kalimat yang sedikit membingungkan.

Ayah pernah bilang.
"Keep your friend close but your enemies even closer"

Aku bertanya-tanya ke diriku arti sebenarnya yang tersirat dari kalimat tersebut. Aku sempat bingung, namun ketika aku rubah sedikit kalimat tersebut, maka aku lebih memahami makna yang terkandung dalam kalimat tersebut.

Seorang rival adalah lawan terberat kita, bahkan mungkin kita akan melakukan apa saja untuk mengalahkan dia. Bagaikan seorang musuh yang harus kita kalahkan, namun ketika terdapat serangan dari luar. Rivalku itu akan menjadi pasangan terbaik kita untuk bertempur ke pihak luar.

mardi 4 novembre 2008

Kelebihan vs Kekurangan

Beberapa waktu yang lalu, ketika berdiskusi dengan teman-teman, Seorang teman menanyakan mengapa orang selalu menganggap orang lain lebih hebat dari dirinya sendiri, mungkin Si A lebih tampan dari dirinya, Si B lebih cerdas dari dirinya, Si C lebih Kaya dari pada dirinya dan lainya mengapa orang lain bisa lebih hebat. Mengapa orang lain bisa lebih sukses.

Dari perbincangan tersebut, aku menanyakan kepada temanku tersebut, pernahkah terpikir tentang kekurangan dari orang lain? tahukah kita apa yang telah ia lakukan agar teman-teman lain menilai dirinya hebat? lalu mengapa kita hanya melihat kelebihan orang lain. Tidakkah SI A yang lebih tampan, dia kekurangan Materi tidak seperti si C yang Kaya tetapi dia tidak tampan.

Yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah selalu berusaha maksimal, Yakin akan diri kita dan selalu berpikir positif, karena diri kita memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, ada keunikan dan keunggulan atas diri kita ini, jangan selalu menggali apa yang menjadi keburukan kita, coba gali kelebihan kita atau bahkan kekurangan yang terdapat kepada kita adalah suatu kelebihan yang istimewa kepada kita, misal dengan tidak memiliki kepintaran (kurang cerdas) kita bisa menjadi orang yang baik, rajin menolong sesama. Dan dari kebiasaan rajin menolong ada seseorang yang pernah kita tolong memberi rejeki yang tidak kita sangka.

Atau memang kita kurang pandai, tapi mungkin kita punya sesuatu yang tanpa kita sangka kita memiliki kharisma diri, kita pandai menempatkan diri, sehingga walau tidak pandai kita bisa jadi seorang pemimpin/ manajer, kebanyakan seorang pemimpin tidak dituntut pintar tetapi pandai bergaul, melobi atau menyemangatkan timnya.

Seorang teman pernah bilang.
"Ketidaksempurnaan seseorang, membuat dunia ini menjadi sempurna..."

Kekurangan manusia pasti ada sisi kelebihan, yang kita butuhkan adalah mengeksplorasi kekurangan masing-masing, dan jangan hanya fokus pada kekurangan diri kita, dan sadari bahwa orang sukses pun pasti memiliki titik lemah. oleh karena itu jangan malu mengatasi kelemahin diri dan menggali potensi diri yang ada.

lundi 27 octobre 2008

Misunderstanding

Sesuatu yang ingin kita sampaikan, namun tidak bisa sampai terhadap orang tersebut. Niat baik dari sanubari ternyata di mata orang yang ingin kita sampaikan, malah justru menjadi hal yang terburuk. Komunikasi yang simpang siur, yang tidak jelas tujuan pembicaraanya membuat orang salah pengertian.

Setiap insan di dunia pasti memiliki masalah. Baik masalah yang ringan ataupun masalah yang sampai membuat dahi kita berkerut. Mungkin masalah yang kita hadapi tidak berat untuk orang lain, tetapi bagi orang yang menerima bisa jadi itu yang terberat. Kadar kriteria masalah yang berat untuk setiap orang berbeda-beda. Memberi pendapat dengan mengucapkan 'i know how u feel' merupakan kalimat yang salah. Mungkin kita pernah mengalami masalah dengan hal yang serupa dengan dirinya. Tetapi letak pertanyaanya, kondisi jiwa raga kita dengan mereka tidaklah sama. Disinilah kehidupan masa lalu menjadi peran utama. Hal-hal yang terjadi di masa lalu, membentuk diri kita yang sekarang. Walaupun titik permasalahan intinya sama, namun mental setiap orang berbeda-beda.

Sebagian orang mungkin bisa langsung melangkah ke depan dengan tidak menoleh ke belakang, namun aku yakin tidak sedikit pula orang yang melangkah sekali-kali akan menoleh ke belakang. Mungkin yang menjadi pertanyaan kenapa harus menoleh kebelakang? apa biar tidak terjatuh dilubang yang sama?

Saling tenggang rasa, kadang-kadang justru menjadi titik awal dimana 'misunderstanding' bisa terjadi. Saling memikirkan satu sama lain, kadang-kadang terjadi salah pengertian yang niat baik justru untuk lawan bicara, malah menimbulkan 1000 pertanyaan lainnya.

Ketika hati sedang panas, aku berusaha menenangkannya. Namun apa yang terjadi? orang tersebut malah menilai bahwa diriku senang dengan keadaannya yang sedang tidak stabil. Disisi lain, ketika hatinya kembali sedang panas, aku berdiam diri dan tidak menyinggung atau bertanya-tanya kepada orang tersebut. Niatku agar dia menenangkan emosi lalu kemudian bercerita dengan hati tenang, malah membuat dirinya menjadi kecewa, karena dimatanya aku tidak peduli dengan masalahnya.

Sungguh ironis permainan di dunia ini. Sepertinya setiap tindakan atau gerak gerik kita itu pasti ada titik kelemahannya. Yang menjadi sasaran sebenarnya bukan apa yang harus kita lakukan ke mereka agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, tetapi kapan kita harus bertindak untuk dapat menenangkan mereka.

dimanche 19 octobre 2008

Pelan namun pasti

Hari demi hari semakin terasa betapa padat dan kurangnya 24 jam. Aku mulai bisa melihat 'deadline dates' yang rasa senang sekarang perlahan-lahan berubah menjadi rasa panik. Seperti halnya siang hari yang secara bertahap menjadi gelap gulita, membuat diriku kehilangan arah.

Aku bertukar pikiran dengan seorang teman mengenai betapa ia merindukan masa-masa ia kuliah. Ia berbicara bagaimana sekarang ini harus selalu berpikir dua kali dan mengkakulasi setiap tindakan kecil dalam masa mendatang. Aku mengakui bahwa ia benar. Aku melihat bahwa jalan selalu ada di depan mata, namun langkah pertama yang aku ambil dari beberapa persimpangan jalan yang tersedia, aku tahu bahwa kehidupan di setiap persimpangan yang kupilih itu akan menghasilkan sebuah perjalanan hidup yang berbeda.

Ayah pernah bilang.
"Hal yang kecil, kadang-kadang justru lebih essential dari apapun..."

Sebuah kalimat namun memiliki banyak makna, setiap mata yang melintasi, memiliki pendapat yang berbeda-beda. Entah pendapat positif ataupun Negatif. Mana yang harus kita percaya? Mana yang harus kita artikan? Mana yang harus kita pilih? Semua itu kita yang mempunyai jawaban terbaik. Pertemuan kesekian kali, apa lebih meyakinkan hati? atau hanya sekedar membuat hati terasa lebih bimbang? Tetapi setiap tatap mata, ada makna yang tanpa kita sadari mengalir. Hal-hal kecil yang kita anggap tidak penting, justru menjadi kunci untuk membantu kita agar dapat mengambil langkah pertama yang masih penuh tanda tanya.

Dari berbagai pintu, salah satu yang harus kita ketuk. Pintu yang mana yang sesuai dengan isi hati? bagaimana apabila salah mengetuk? siap mengambil konsekuensi apa ada dibalik pintu yang kita ketuk? apa setelah membukanya kita menyesal salah memasuki pintu? Semua dibalik pintu pasti ada mutiara, hanya saja kita yang terlalu cepat menilai.

Langkah pertama untuk mengambil sebuah tindakan selalu menjadi hal yang tersulit untuk dilakukan. Walaupun aku tahu bahwa setelah langkah pertama tersebut, langkah berikutnya akan terus mengalir. Aku tahu kini aku mulai melangkah, pelan tetapi setidaknya langkahku sekarang memiliki arah. Kini aku berada di persimpangan yang aku harus menekan hati lebih dalam lagi. Karena aku tahu, semua jawaban terletak dalam sanubariku.

Kini aku sedang menghadapi rasa takutku dalam realitas permainan di dunia ini. Aku menjalankan hari-hari tanpa struktur yang jelas. Setelah semua rencanaku yang kususun dengan rapih hancur seketika, kini aku berjalan sedikit lebih pelan agar bisa melihat ke kanan dan ke kiri agar perjalanan mundur waktu itu tidak sia-sia dan bisa menambahkan wawasan dan menjawab pertanyaan mengapa aku hidup dan harus menjalani hidup ini.

lundi 13 octobre 2008

Feeling Narrow

Bulan demi bulan, minggu demi minggu, jam demi jam, menit demi menit dan detik demi detik, hidupku terus bergulir bagaikan roda yang bergelinding. Perjalanan hidup memang selalu penuh dengan teka teki dan kejutan-kejutan yang menarik, hingga pada satu hari, aku pun tidak merasakan apa-apa dan kehilangan 'rasa' yang disebut dengan ketenangan. Aku tahu, kesannya sebegitu kelamnya hari-hariku, yang pasti aku rasakan bawa perasaanku perlahan-lahan mencair. Sepertinya aku sudah cukup banyak menghabiskan waktu menahan hal yang sepatutnya aku pertahankan.

Aku mencoba menenangkan pikiran dengan menekan perasaan ini dimana yang perlahan-lahan aku pun mulai terdorong kebelakang. Semua bercampur aduk menjadi satu, perasaan kesal yang tak dapat dijelaskan, tertawa, sedih, cinta dan bahkan kekecewaan yang seharusnya tidak pernah ada. Perlahan-lahan semua ini mengalir bagaikan sungai mencari tempat yang aman, jauh dari hatiku. Dalam sanubariku, aku memang khawatir. Tetapi aku mencoba untuk tidak mengingatkannya terlalu lama, karena aku takut akan membuka sebuah pintu dimana aku tidak dapat menguncinya kembali.

Nenek pernah bilang
"False tears are capable of hurting other people, false smiles are capable of hurting one's self"

Apa betul tangisan yang dibuat-buat dapat melukai orang lain? dan senyum palsu dapat melukai diri sendiri? Sekilas kalimat diatas terkesan aneh, namun kini aku menyadari makna yang sebenarnya.

Aku selalu mencoba untuk menutupi perasaan ini, tetapi rasa khawatirku selalu ada. Berapa lama aku dapat bertahan dalam kondisi seperti ini? Yang pada akhirnya, aku harus sadar bahwa sebenarnya "i'm not okay".

Pada saat itu, aku harus melakukan perjanjian pada diriku di depan orang-orang, untuk berpura-pura bahwa aku ini baik-baik saja. Dimana dalam keadaan tertentu, hal itu dapat menghancurkan diriku lebih dalam dari yang seharusnya. Aku menyadari, kehidupanku untuk 2 tahun terakhir ini selalu penuh dengan ketidakpastian dan ketidakjujuran. Aku selalu menyimpan sebuah rahasia dari diriku, membiarkan perasaan kesal dan sedih karena tidak berdaya yang terus menggeruti pikiranku. Aku selalu berpikir, keadaanku mulai membaik dari sebuah penyesalanku yang terbesar, tetapi pada faktanya, hal itu masih terus berterbangan baik di hati ataupun pikiran.

vendredi 3 octobre 2008

Keikhlasan Hati

Mencoba Ikhlas dengan keadaan yang tidak bisa membuat kita ikhlas adalah suatu yang sulit, tapi ternyata dengan Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna. Rasa Ikhlas bisa berkaitan dengan kebahagiaan. Jadi jika kita bisa membuat dan mengkondisikan suasana hati kita pada posisi ikhlas maka kita akan merasa bahagia atau tenang. Pernahkan kita tiba-tiba hati kita merasa bahagia tanpa sebab apapun. Rasa itu sebenarnya diakibatkan oleh rasa Ikhlas atas apa yang kita terima baik saat karunia yang kita dapat atau musibah yang kita dapat.

Perlu diingat saat ditimpa suatu musibah pasti akan sulit kita ikhlas menerima apa yang terjadi kepada kita, tapi coba lag ingat dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, Setiap tangisan pasti akan ada ada sebuah senyuman. Seorang yang ikhlas akan memiliki kekuatan yang besar. Ia seakan-akan menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya yang selalu tenang dan damai.

Kalimat yang selalu terlintas ketika menerima musibah adalah
"Kenapa aku yang harus menerima musibah ini? kenapa aku?"

Ubah pola pikir dengan mengubah pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan.
"Kenapa bukan aku?"

Seseorang yang selalu meratapi apa yang terjadi, menyesali kesalahan atau kekeliruan yang dibuat dan terpaku pada waktu mereka yang terbatas hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan dan dan keputusasaan dengan sebuah keikhlasan menerima apa yang terjadi, akan membuat kita kembali menatap sesuatu kejadian dengan penuh pesona, terima dengan ikhlas apa yang kita miliki, apa yang terjadi, dan apa yang menimpa kita, maka tidak akan ada lagi sesuatu menjadi sebuah beban. Menjadi ikhlas saat hati tidak bisa menjadi ihklas adalah tetap yang terbaik, ujian atau cobaan pasti akan terus mengalir, ikhlas menerima dan sabar menjalani adalah sebuah kunci dalam menjalani semua yang ada.

mardi 23 septembre 2008

Just a thought

Beberapa hari ini, aku selalu berpikir apakah mungkin untuk mengerti mengapa seorang akan melakukan sesuatu yang berhubungan erat dengan diri kita, tetapi tidak memaafkannya untuk melakukan hal tersebut.

Secara logika, setelah mengerti sebuah alasan, yang berikut akan datang setelah itu adalah 'forgiveness'. Tetapi pada faktanya, tidak semudah itu untuk mengerti seseorang yang menusuk dari belakang. Kita memang memaafkannya, dan bertingkah laku seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. Tetapi pada dasarnya, hati yang terluka sudah terbesit di hati dan tidak akan pulih sepenuhnya Walaupun kita memang memaafkannya.

Akhirnya aku mulai menyadari, bahwa aku tidak senang dengan pertengkaran. Baik terhadap orang yang tidak kukenal sekalipun, apa lagi dengan mereka yang penting buatku. Aku memang orang yang tidak mudah marah ataupun kesal. Aku selalu mengandeng prinsip, orang baik terhadap diri kita, kita wajib membalasnya dengan perilaku yang lebih baik. Lalu apa yang terjadi orang yang jahat dengan kita? Apakah kita harus membalasnya berkali-kali lipat? Setidaknya itu yang prinsip yang kupegang, namun aku tahu bahwa aku tidak bisa bertindak kasar ke orang lain.

Belum lama ini, aku kembali sadar bahwa aku selalu menganggap diriku ini adalah seorang pendekar di medan pertempuran dalam hal memaafkan. Aku akan melintasi medan tersebut dengan armor yang tebal, aku akan melatih baik jiwa dan ragaku. Aku melatih agar dapat mengontrol emosiku. Walaupun keluar dari medan pertempuran tersebut, aku selalu penuh dengan luka-luka. Tetapi aku akan baik-baik saja. Aku memaafkan perilaku mereka yang telah membuat hatiku ini piluh bagaikan luka yang terkena air garam.

Sesusah itukah memaafkan orang? sesusah itukah untuk meminta maaf?
Sesusah itukah untuk mengalah agar tidak terjadi konflik yang tidak perlu?

Ayah pernah bilang.
"Mundur selangkah, untuk maju 1000 langkah..."

Aku selalu mengalah. Baik dari lingkungan dalam rumah ataupun dengan teman-teman. Aku lebih mengalah membiarkan ide di kepala mereka berjalan. Aku tidak mau berdebat panjang yang mengakibatkan kemungkinan konflik yang terjadi. Aku sadar bahwa hal itu tidak baik. Maka dari itu, sebelum mundur, aku akan memberi beberapa masukan, namun pada akhirnya aku lebih memilih untuk mengalah.

Apa itu berarti aku tidak akan bisa menjadi pemimpin?
Apakah itu berarti aku seorang yang tidak tegas?

mercredi 17 septembre 2008

Sabar ada batas?

Rasa kesal pasti pernah hinggap di hati setiap insan yang menghirup napas dibumi ini. Pertanyaannya, bagaimana cara menekan amarah ini agar kurva senyuman yang terbentuk tidak luntur begitu saja? apakah perasaan kesal itu harus dipendam ke dalam diri sendiri? atau langsung disampaikan kepada yang berpihak?

Merasa sudah mengenal watak orang tersebut, merupakan pemikiran yang salah. Watak setiap orang selalu berkembang detik demi detik. Kejadian apapun yang terjadi/menimpa dirinya akan mengembangkan pemikiran orang tersebut. Dari daya pengamatannya yang kecil hingga ruang lingkup yang lebih besar. Itu menunjukkan, bahwa setiap orang yang mengalami masalah berarti dia sedang diuji, sampai mana ia dapat mengatasi masalah itu dengan kepala dingin. Sampai mana ia akan bersabar menerima kenyataan yang tidak sesuai yang diinginkan.

"Kesabaran itu itu tidak ada batasnya..."

Aku sempat mengerutkan dahi dan berpikir makna yang tersirat dari kalimat tersebut. Bukannya semua itu akan selalu ada batasnya? Namun kalimat tersebut menjadi sebuah satuan yang jelas maknanya ketika aku mendengar sebuah kalimat yang diucapkan hampir setiap insan ketika ia sedang kesal terhadap orang, yaitu "Kesabaran gua ada batasnya juga..."

Pernahkah mendengar kalimat tersebut terlontar dari mulut orang?
Aku yakin hampir 100% dari manusia yang sedang kesal terhadap orang lain akan mengucapkan kalimat ini. Makna dari kata 'Sabar' adalah menahan emosi agar tidak meletus ke umum. Apabila seseorang mencoba untuk bersabar, namun pada akhirnya, ucapan caci maki pun keluar dari sarangnya. Pada akhirnya kalimat yang tertulis diatas pun terlihat letak kesalahannya.

Ayah pernah bilang.
"Sabar itu tidak ada batasnya, Bila emosi pada akhirnya meluap, berarti orang tersebut tidak sabar. "

Ucapan tersebut kembali terbesit dalam hati kecilku. Ketika entah kenapa, seseorang yang bisa dibilang teman dekat, ia bertingkah laku yang diluar pikiranku. Aku menyadari bahwa diriku memang salah. Tetapi kurasa, kesalahanku itu tidak setimpal dengan permohonan maaf yang telah kulontarkan berkali-kali. Ia tahu jelas bagaimana diriku terhadap dirinya. Ia tahu jelas bahwa hal yang kuucapkan tersebut tidak maksud apa-apa. Tetapi mengapa tingkah lakunya kediriku berkesan aku telah merusak kehidupannya?

Saat itulah, harga diriku kembali menjadi peran utama. Aku mulai merasa sedikit kesal untuk terus meminta maaf tanpa dirinya mencoba untuk membuka pintu maaf. Ucapan 'habis kesabaranku' pun hampir terucap, namun aku mencoba menarik napas yang panjang mengingat bahwa 'sabar itu tidak ada batasnya'

vendredi 12 septembre 2008

Another steps

Sudah beberapa tempat yang aku singgah dalam kehidupanku selama aku menjadi seorang anak diplomat? Aku selalu berpikir, menjadi seorang anak diplomat merupakan karunia tersendiri. Dimana aku dapat melihat dunia dari 'sisi lain. Dimana aku dapat melihat fenomena-fenomena alam yang tidak dapat kulihat di tanah air.

Sudah beberapa macam orang yang kutemukan selama perjalanan hidupku ini mengelilingi dunia? Dari orang berkulit putih, berkulit hitam, dari yang kaya hingga yang kehidupannya dibawah rata-rata. Aku senang dapat melihat beranekaragam budaya dari seluruh pelosok negara. Dengan melihat sesuatu yang beda, maka pikiran kita pun akan terbuka menjadi lebih luas.

Akhir-akhir ini aku tidak terlalu suka diriku. Diriku yang selalu sabar dan tenang menghadapi masalah, seakan-akan sirna. Aku menjadi lebih sensitif, gampang panik dan mudah kesal dengan perilaku orang lain yang tidak sesuai kuinginkan. Namun, dikala rasa keluh kesah itu menyelimuti diriku. Aku bertemu dengan seseorang penulis best seller yang berhasil merebut hati banyak orang. Beliau yang memberikan diriku banyak inspirasi. Baik inspirasi bagaimana seharusnya kita menghadapi dunia yang selalu penuh dengan masalah.

"Sabar merupakan kunci kesuksesan"

Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun apa yang kita inginkan bisa terwujud apabila kita mengambil satu langkah pertama, dengan begitu langkah berikutnya akan mengikuti alur dimana akan membawa kita ke arah yang telah ditentukan oleh yang maha kuasa.

Mendengar dirinya menjelaskan latar kehidupannya, hatiku kembali bergetar, aku kembali teringat bahwa masalah yang kuhadapi tidak lebih dari 1/2 masalah yang dihadapinya.

Kenapa aku?
Kenapa aku harus mengalami ini?
Kenapa bukan orang lain?

Aku yakin setiap orang yang sedang menghadapi suatu masalah yang rumit, akan terlontar kalimat diatas baik dalam hati ataupun tidak. Pertanyaan tersebut memang tidak salah, namun apabila kita melihat dari sisi yang berbeda, pertanyaannya yang seharusnya timbul dalam pikiran kita adalah...

Mengapa bukan kita?

Dengan berpikiran seperti itu, aku mulai bisa melihat sisi lain dari masalah yang menimpaku. Kini aku mulai bisa kembali menghentakkan kaki, untuk kembali melanjutkan langkah-langkah kehidupanku

jeudi 4 septembre 2008

Kejujuran vs Kebohongan

Saat ini Kejujuran sulit di dapati, mungkin karena banyak dari kita yang kurang menghargainya, Kita lihat saat ini pemimpin sering tidak jujur dalam penyelenggaraan negara sehingga merugikan kita sebagai rakyatnya, Pedagang berbohong kepada Pembeli sehingga sering mengecewakan pembeli, pendidik sering menggunakan kata-kata yang tidak benar dalam mendidik, sehingga akan timbul generasi yang mengutamakan ketidak benaran.

Kenapa sih manusia itu suka berbohong? apa karena berbohong itu mudah? apa karena dengan berbohong dia bisa menutupi kelemahan atau kekuranganya? apa karena dengan berbohong seseorang terhindar dari hukuman atau terhindar kelihatan kekurangan atas dirinya. Tapi apakah kebohongan itu akan kekal dan membawa bahagia? Aku yakin kebohongan tidak akan membawa kebahagian dalam hidup, mungkin dengan berbohong kita selamat hari ini, tapi perasaan bersalah akan terus menghantui diri seumur hidup kita dimana, manusia yang berbohong takut apabila kebohongan yang dibuat terbongkar, apa lagi kalau hal itu menyangkut hal yang besar, mungkin kita takut hal tersebut bisa berakibat Fatal.

Adakah yang namanya bohong baik? banyak orang yang mengatakan bahwa dia terpaksa berbohong untuk kebaikan, tapi menurut aku sekali berbohong tetap berbohong, tidak ada namanya bohong yang baik, mungkin akan lebih baik kita mengungkapkan suatu kebenaran walau kebenaran itu memang sulit dan pahit, tetapi kita telah berjiwa besar, untuk melakukanya dan kita tidak harus menutupi kebohongan seumur hidup anda.

Nenek pernah bilang,
"One lie makes life more interesting than a thousands truths."

Seuntai kalimat yang aneh, tetapi entah kenapa aku merasakan terdapat makna tersembunyi dalam kalimat diatas. Apakah dapat diartikan sebagaimana, bahwa kebohongan dalam kehidupan manusia itu tidak dapat dihindari, karena dalam kehidupan akan ada yang berbohong sehingga membuat perjalanan hidup menjadi tidak sesuai yang diperkirakan sehingga kehidupan menjadi tidak terduga. Kehidupan yang tidak terduga alias tidak tahu hasil yang akan diperoleh, merupakan ciri-ciri kehidupan yang penuh lika liku

Perlu diingat sekali kita berbohong itu tidak akan cukup, kenapa, karena sekali berbohong tentang suatu hal pasti kita akan merambat ke hal-hal yang lain, jadi mau tidak mau pasti kita akan terus berbohong, mau kah kita hidup dalam kebohongan satu ke kebohongan yang lain. Kalau saya mengatakan tidak mau, katakan salah itu salah dan benar itu benar, tidak ada daerah abu-abu. kecuali orang yang berfikir tidak baik selalu melihat daerah abu-abu untuk tujuan tidak benar.

Dengan datangnya bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Dimana setiap tindakan baik kita, maka kita akan peroleh pahala yang berlipat ganda adalah waktu yang tepat untuk kembali mengukur diri kita. Apakah berbohong masih termasuk bagian dari kebiasaan kita? atau kita dapat menahan dan merubah kebiasaan itu menjadi suatu yang lebih positif?

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

mardi 26 août 2008

Dunia Fantasi

Adakah sebuah tempat dimana orang yang berada disekitar daerah tersebut hanya bisa tertawa dan tersenyum sepanjang hari? adakah tempat dimana kita dapat berteriak sekencang-kencangnya? dimanakah tempat yang kita bisa merasa tegang namun merasa tertantang untuk menghadapi masalah yang ada? dimanakah kita bisa bergosip ria sambil menikmati pandangan bersama teman-teman atau keluarga kita?

Jawabannya adalah. BANYAK!!

Namun apabila ruang lingkupnya dikecilkan, adakah di Indonesia sebuah tempat yang kita bisa melepaskan rasa kesal, stress dengan tertawa bersama orang-orang yang penting untuk kita?

Jawabannya adalah DUNIA FANTASI.

Tak terasa, setelah sekian lama diriku tidak menghentakkan kaki ke daerah yang bernama ancol, akhirnya niatku berhasil dijalani. Untuk kesempatan sekarang aku pergi bersama teman-teman.

Hal yang pertama aku perhatikan ketika masuk Dunia Fantasi (DUFAN), aku hanya bisa memerhatikan sekitarku. Seperti yang kuduga, semua orang disana sedang tersenyum seakan-akan dunia ini tidak ada masalah. Walaupun pada faktanya aku mengerti dan paham sekali, bahwa kurva senyuman yang dibentuk oleh mereka adalah senyuman yang tulus. Mereka datang ke dufan untuk melepaskan rasa kelelahan yang berada di pundak mereka selama ini. Tak lama setelah itu, aku menoleh ke arah teman-temanku. Aku menarik napas panjang dan tersenyum, melihat mereka yang secara antusias tertawa dan terlihat senang.

Pada faktanya, Dufan adalah satu tempat yang tidak cocok untuk seorang diriku. Seorang yang bisa dibilang memiliki phobia tinggi. Dimana permainan di dufan membutuhkan keberanian dan tidak takut ketinggian. Walaupun seperti itu, itu tidak menahan diriku untuk ikut bersenang-senang dengan teman-temanku.

Aku termenung untuk beberapa saat. Aku pun sempat merasa heran, mengapa aku bisa termenung disaat saat seperti ini. Dimana aku sedang berada ditengah keramaian yang dipenuhi oleh canda tawa. Entah kenapa, aku merasakan sesuatu yang menyentuh hatiku yang akhir-akhir ini memang lebih sering merasa pedih. Walaupun hal itu yang kurasakan dalam hati, namun aku berusaha untuk tersenyum dan ikut mencoba beranekaragam wahana disana.

jeudi 14 août 2008

comprends-tu?

Dis donc, ça fait un moment que je n'ai pas mis-à-jour ce cher blog.Bien, c'est un miracle... je suis encore en vie! Et j'en remercie le bon Dieu chaque jour :) La semaine passée n'a pas été mon mieux, puisque je devais m'occuper certains détails et en penser... penser...et encore penser. Cependant, je ne suis jamais arrivée à la conclusion.Je ne vais pas essayer de m'excuser sous le prétexte d'être occupé. Franchement, j'avais toujours ressenti une sorte d'ennui à chaque fois qu'on me jette ce genre d'excuses. Je crois à comprendre mieux quand on me dit d'avoir des priorités et que la liste est déjà épuisée. Bien sûr que c'est vexant, mais au moins ça parraîtra moins cliché.

Alors... où étais-je? Ah oui, d'être occupé. Donc simplement, je n'en suis pas ;)

La verité... c'est que j'essaierai toujours de me faire du temps, quand on me le donne pas.

C'est dommage qu'une très chère personne dans ma vie ne l'a pas compris..

jeudi 7 août 2008

Berlapang Dada

Siapa di dunia ini yang tidak ingin sukses, atau mendapatkan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan, atau tidak ada satu masalah pun yang menimpa dirinya. Ketika kita menempuh ujian, mendapat kegagalan, atau ketika terjadi suatu harapan tidak sesuai dengan kenyataan, kita pasti akan mengumpat dan menggerutu dalam hati, tidak bisa menerima sesuatu yang salah, gagal atau tidak sesuai dengan harapan yang ada. terkadang kita dirundung kesedihan dan penyesalan yang dalam kita tidak bisa berlapang dada dan ikhlas menerima semuanya, padahal kita sudah berusaha dan bekerja keras, tapi hanya sebatas ini yang kita dapat.

Ada sebuah pesan hikmah yang mengatakan bahwa lapang dada adalah salah satu kunci sukses hidup seseorang. Bagaimana tidak, dengan konsep lapang dada seseorang akan meluaskan dadanya seumpama samudra luas yang akan mengecilkan arti segala sesuatu yang mencemari kesucian, ketenangan samudra tadi. Sebuah hikmah yang sangat logis. air segelas akan mudah terkotori dengan setetes tinta hitam, tapi air dalam samudra tak akan terpengaruh atas gelontoran tinta padanya. Lapang dada, mengucapkannya begitu gampang. Tapi implementasinya dalam kehidupan butuh kadar iman yang cukup tertempa. Ingin sekali aku menjadi orang yang bisa menerima semua permasalahan yang dianggap negatif dengan lapang dada. Tetapi mengungkapkan dengan menjalankan, itu adalah 2 hal yang sangat berbeda.

Ketika dada kita lapang, banyak hikmah yang akan kita dapat, banyak pengalaman yang akan kita raih, dibanding dengan hati yang sempit, yang hanya bisa meratapi apa yang terjadi, lapang dada suatu resep hidup yang bisa kita lakukan disaat kita gagal, dirundung masalah.Ketika suatu musibah, kejadian yang tidak kita inginkan, atau suatu impian tidak terwujud seperti yang kita inginkan yang harus kita lakukan hendaknya menerima semua ini dengan lapang dada, bahwa apa yang sudah kita terima adalah yang terbaik. Mengingat masih adanya faktor X yang tidak dapat tersentuh oleh manusia, manusia selalu berusaha tetapi hal itu bukan menjadi jaminan kalau hasil atau target yang diinginkan bisa tercapai. Mari kita berjiwa besar/berlapang dada, untuk mensyukuri apapun yang kita peroleh. Karena Untuk tak dapat diraih, Musibah tidak dapat di tolak, kita manusia harus siap menerima keduanya, dan Lapang dada adalah hal terbaik yang harus kita lakukan

dimanche 27 juillet 2008

Le Monde est Petit


Au bout du pole Nord ou sur l'equateur

Il y a des geans qui rit, il y a des geans qui pleure

Du soleil de midi au soleil de minuit

On a tous la meme vie

Car le monde est tout petit

Devant le ciel on se dit

Que nous sommes des fourmis

Le monde est petit


There is just one moon and one golden sun

And a smile means friendship to Everyone

Though the mountains divide

and the oceans are wide

It's a small world after all

....

samedi 19 juillet 2008

Rendah Hati

Aku ingin menjadi manusia biasa yang memiliki banyak teman, banyak sahabat yang mereka pun sama seperti diriku ini yang menginginkan menjaga tali persaudaraan. Aku tidak ingin menggunakan topeng dan tidak menjadi diriku. Aku ingin mereka senang dan kagum padaku karena apa adanya, bukan karena harta atau kemunafikan yang aku miliki.


Aku memang tidak istimewa, aku tidak mempunyai suatu bakat yang berlebih seperti halnya para jenius. Tetapi aku mempunyai suatu ilmu, walaupun berbekal sedikit, tetapi dengan kesedikitan ilmu yang kumiliki, aku harap bisa bermanfaat untuk orang-orang disekitar dan terutama orang-orang yang penting untuk diriku. Aku selalu mencoba untuk mengingatkan diri bahwa aku ini tidak ada apa-apa. Bagaikan semut kecil yang hidup di dunia, yang tidka pantas untuk di sanjung atau dipuji. Tetapi aku pun menyadari, bahwa ketika kita menganggap diri kita sudah baik, kita berharap teman-teman dekat kita dapat memperbaiki diri kita dengan mengatakan hal yang harus dikatakan dimana hal itu tidak dapat dilihat dengan mata ini sendiri.


Aku ingin berdiri bagaikan padi. Ketika ilmu semakin tinggi, dan dimata orang-orang memiliki kedudukan tinggi, aku ingin menunduk. Menunduk agar tidak sombong atau membuat orang jadi benci terhadap diriku yang kecil ini. Sungguh, apa artinya semua ini apabila orang-orang sudah hilang simpati dengan diriku. Aku ingin mendapatkan rasa simpati mereka, rasa kagum mereka, tetapi bukan dengan cara kemunafikan. Aku ingin berdiri dengan apa adanya.

jeudi 10 juillet 2008

Manusia Biasa

Aku ini adalah manusia biasa, seorang yang memang manusia biasa yang mencoba menjadi apa adanya, hanya mencoba berjalan sesuai dengan amanat yang diberikan oleh yang pencipta. aku orang biasa yang mencoba menikmati hidup dan kehidupan, mengalir seperti adanya, mencoba menjadi apa adanya aku.

Memang aku mempunyai mimpi untuk bisa membantu orang lain, mewujudkan kehidupan yang lebih baik, tapi hal itu aku lakukan dengan sebatas kemampuan yang aku miliki, tetapi dengan kebiasaan, aku berkeinginan untuk dapat mencapainya dengan segala kemampuan yang aku miliki, aku tidak mau menjadi munafik menjadi orang luar biasa, yang menggunakan topeng-topeng kepalsuan, atas jati diri aku, karena berada dalam topeng-topeng kepalsuan itu membuat ketidak puasan hati, ketidak tentraman di jiwa, dan selalu berada dalam kesunyian yang panjang. Walau aku melihat terkadang ingin memiliki dan memakai topeng luar biasa untuk berhasil mencapai yang diinginkan, tapi aku harus rela melepaskan topeng luar biasa itu dan mencoba menjadi jati diri sendiri, aku ingin menjadi orang biasa yang selalu lemah dan tidak berdaya, tetapi selalu dekat dengan Tuhan untuk dapat meminjam tanganya untuk membantu dan membimbing diriku yang memang orang biasa ini untuk menggapai semua yang tidak bisa aku jangkau.

Aku adalah manusia biasa yang mencoba dengan tenang dan nyaman untuk dapat menikmati hidup ini, mendapat kan ketentraman hidupku, aku tidak ingin menjadi orang luar biasa yang memiliki segala materi, tetapi selalu gundah dan gelisah dalam hidupnya, selalu tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, selalu menginkan apa yang dimiliki orang, selalu bergelut dengan hawa dan nafsunya. Aku selalu ingin menjadi manusia biasa dengan kerendahan dan ketulusan hati menerima dan menikmati kekurangan diri ini.

jeudi 3 juillet 2008

Perubahan

Didalam dunia ini semua pasti berubah, aku, dia, anda, lingkungan, bisnis, negara, semua tiada yang akan luput dari suatu perubahan. Perubahan bisa terjadi secara alami atau direncanakan. Perubahan tak bisa ditolak, Siapapun yang menolak akan semakin tertinggal. Waktu adalah faktor yang dapat merubah kita, Waktu adalah berbanding lurus dengan proses perubahan, tiap detiknya merupakan hal yang berbeda yg berlaku pada setiap hal. Tidak dapat dipungkiri, semuanya akan berubah.. baik bentuk, sifat, perilaku, rasa, semuanya adalah hal yang akan berbeda dari waktu ke waktu.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa banyak orang tidak mau / takut berubah?
Perubahan adalah sebuah proses yang penuh pengorbanan. Untuk itu diperlukan waktu, ketekunan dan kesabaran. Bukan sesuatu yang instant! Terkadang baru bertahun-tahun kemudian kita bisa mendapatkan hasil yang kita inginkan.

"Perubahan Bukan untuk di takuti, tapi Perubahan untuk di lakukan"

Meski banyak manusia yang membenci perubahan namun mau tidak mau haruslah diakui bahwa perubahan adalah sumber kemajuan. Lantas, timbul pertanyaan, perubahan seperti apa yang bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan? Jawabannya jelas, perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Sebagian besar orang menginginkan perubahan, perubahan dari yang tidak baik menjadi baik seperti halnya kedamaian, kebahagiaan, ketentraman, dan kesejahteraan. Sebenarnya hanya perubahan yang positiflah yang bisa menciptakan atau membangun diri kita. Perubahan negatif tidak berfungsi. Inilah sebabnya manusia merasakan banyak penderitaan pada dirinya sendiri yang berada pada posisi kehidupan negatif. Perubahan yang terpenting yang sebenarnya harus kita rubah adalah diri sendiri.

Hal yang harus diperhatikan dalam perubahan.

1.Jujur terhadap kesalahan diri
Kalau kita terus-terusan ngasih apologi terhadap kesalahan diri, kapan bisa berubahnya dong? Kadang kita perlu juga lho ngasih 'pelajaran' atau hukuman buat diri sendiri kalau kita melakukan kesalahan.

2. Merubah cara berpikir kita.
Mengubah cara berpikir akan mengubah keyakinan kita, hal ini memang berat untuk dilakukan apa lagi jika keyakinan itu sudah melekat selama bertahun-tahun. bahwa perubahan diri selalu dimulai dengan perubahan pola pikir. Hanya saja, saya perlu mengingatkan sekali lagi bahwa perubahan tidak selalu menyenangkan. Bahkan kalau suatu proses perubahan itu terasa mulus dan sangat enak, bisa jadi itu bukan perubahan. Perubahan selalu menuntut pengorbanan namun perubahanlah satu-satunya sarana efektif menuju ke tahapan kehidupan yang lebih baik.

3.Miliki cermin diri
Cermin diri ini bisa kita dapatkan dari orang yang terdekat dengan kita. Orang terdekat dengan kita pastinya tahu lah kebiasaan-kebiasaan kita, mulai yang baik-baiknya sampai yang jelek-jeleknya.

4. Manfaatkan orang yang membenci kita
Kita bisa memanfaatkanucapan-ucapan pedas orang yang membenci kita tentang keburukan kita. Jadi jangan marah, tapi jadikan itu rujukan buat kita introspeksi diri, siapa tahu memang keburukan itu ada di diri kita, tinggal hasilnya dievaluasi.

5. Pelajari fenomena di sekitar kita
Seperti disebutkan tadi, kehidupan di sekitar kita kan melaju terus. Nah, kita perlu jeli mempelajari fenomena apa saja yang terjadi di sekitar. Dari situ kita bisa tahu 'perilaku dunia', so kita bisa ancang-ancang merancang strategi perubahan diri yang jitu

dimanche 22 juin 2008

Big Question?

Aku selalu bertanya, mengapa aku harus kembali mundur waktu seperti halnya yang aku alami sekarang? Hidupku yang kujalani selama empat tahun di benua Eropa seakan-akan hanya sebuah 'intermezzo' dalam kehidupan inti yang sebenarnya. Seakan-akan aku diberi kesempatan untuk berkunjung ke benua Eropa agar aku bisa beristirahat untuk siap-siap menghadapi hidupku yang sebenarnya baru aku akan alami di Jakarta, yaitu sekarang.

Teman-teman melangkah kedepan menggapai cita-citanya. Mereka bergerak dengan kecepatan yang sama dengan diriku ini, namun titik perbedaannya mereka bergerak ke depan sedangkan aku seakan-akan bergerak di tempat. Walaupun aku mencoba untuk berlari, namun tetap saja aku berada di tempat yang sama. Kini aku mulai lagi langkahku dengan langkah yang kecil, pelan namun di jalan yang berbeda. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa bahwa hidupku mulai kembali melangkah kedepan.

Aku berada di posisiku yang sekarang ini, pasti dengan sebuah tujuan. Walaupun pada faktanya yang ada dipikiranku hanyalah sebuah tanda tanya, dan tanya tanya tersebut dari hari ke hari semakin bertambah banyak dan membingungkan. Aku masih mencari-cari alasan mengapa Tuhan mengirimku kembali ke tanah air dengan kondisi diriku yang lemah dan tidak berbekal apa-apa. Aku yakin perjalanan hidupku yang sekarang ini akan menjadi sesuatu yang sangat berharga dan berarti untuk diriku, namun apa yang harus kulakukan dan hal apa yang aku luput di masa lalu yang aku harus temukan sekarang.

Salah satu jawaban dari pertanyaan yang terus berterbangan di dalam pikiranku, kini kurasa telah aku temukan. Yaitu tak lain adalah yang namanya 'Friendship'.

Walaupun diriku dikenal ramah, supel dan mudah bergaul namun pada faktanya dulu aku kurang percaya yang namanya persahabatan. Mungkin itu adalah salah satu hal yang aku luput dimasa lalu dimana Tuhan mengingatkanku dan aku harus menjalankannya sekarang.

dimanche 15 juin 2008

Tiada Libur

Setelah selama seminggu bergelut dan memeras otak menghadapi soal-soal ujian tengah semester, akhirnya berakhir dengan lancar. Walaupun pada faktanya hasil yang keluar, banyak yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, namun setidaknya segenap tenaga dan usaha telah kulakukan walaupun aku tahu aku masih bisa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Daripada terus mengeluh tanpa hentinya, lebih baik aku tersenyum lebar dan menerimanya dengan lapang dada agar siap untuk menghadapi masalah berikutnya.

"Trying your best to do something is by itself a talent"

Ujian berakhir pertanda liburan akan dimulai, namun jalan yang aku tempuh berkata lain. Ini sesuatu yang kulakukan bukan karena aku ingin melakukannya tetapi aku harus melakukannya agar dapat memenuhi sebuah lubang yang masih membekas di dalam hati. Selama 2,5 bulan kedepan dimana seharusnya merupakan hari kita bisa melepaskan rasa lelah dengan pergi berlibur baik bersama teman ataupun keluarga. Aku memilih jalan hidupku yang lain, aku akan mengisi waktu 2,5 bulan tersebut untuk mengambil beberapa mata kuliah extra.

Pada perjalanan hidupku yang sekarang, hal-hal masa laluku yang telah kukubur, kembali mengapung. Aku tahu dari awal ketika kembali menginjak tanah air ini, bahwa perasaan ini tak akan bisa hilang hingga aku berhasil mendapat sebuah kertas yang menandakan aku selesai dan lulus.
Kegagalan yang aku alami dulu, hidupku yang dulu seakan-akan berjalan di tempat sepertinya akan terus menghantui diriku. Namun apapun yang terjadi aku harus bisa melangkah terus ke depan demi kebaikan diriku sendiri dan orang-orang yang peduli dengan diriku. Oleh sebab itu, hari-hariku aku isi dengan kesibukan di kampus, baik untuk kuliah, bertemu teman-teman dan berorganisasi. Hari-hari yang padat tersebut, setidak menyadarkan aku satu hal. Bahwa diriku masih diberi kesempatan untuk tetap bersosialisasi

samedi 7 juin 2008

False Smile

Apa jadinya ketika senyuman yang diperlihatkan merupakan senyuman palsu? Tertawa seakan-akan tidak mempunyai masalah merupakan salah satu keahlianku. Perjalanan hidup membawa diriku menyadari bahwa pada faktanya di dunia ini ada suatu hal yang sebaiknya orang lain tidak tahu. Namun suatu permasalahan apa yang sebaiknya kita simpan erat di dalam hati?

Sebagian besar orang-orang hanya melihat dari paras luar. Mereka tidak tahu bahkan tidak mau tahu apa yang sebenarnya tengah bertarung di dalam hati orang tersebut. Mereka hanya bisa mengucapkan kata 'kasihan' hanya untuk menunjukan rasa simpatik yang tidak disadari/sadari justru kalimat tersebut bisa menjatuhkan orang ke lubang yang lebih dalam.

Orang bersimpatik, namun di dalam diri mereka, aku yakin banyak yang menertawakan keadaanku yang sebenarnya. Diriku yang suka menganalisa sifat orang yang beranekaragam dapat menilai, mana yang benar-benar bersimpatik dan mana yang sekedar hanya ucapan yang hampa.

Alasan-alasan diatas dan perjalanan hidupku yang penuh liku-liku ini membuat diriku untuk tetap tegar apapun masalah yang datang. Aku tak ingin orang lain melihat sosokku yang sedang terpuruk dan penuh masalah. Aku tak ingin berpikiran jelek terhadap orang-orang yang bersimpatik terhadap aku. Aku hanya ingin orang-orang yang dekat denganku yang mengetahui keadaan hatiku yang sebenarnya. Dimana aku ingin sekali berteriak dan menangis sekencang-kencangnya.

Orang banyak yang bilang bawa diriku tegar dan sabar menghadapi masalah-masalah yang tak kunjung berhenti. Orang kagum dengan semangat yang aku punya. Semangat untuk tetap berusaha walaupun sudah jatuh berkali-kali bagaikan diriku sudah ditolak oleh lingkungan. Banyak yang merasa heran, ketika melihatku tersenyum dan tertawa seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Namun pada faktanya, hatiku menjerit dan hujan membasahi hatiku yang terluka.

"False tears are capable of hurting other people, False smiles are capable of hurting one's self"

Kalimat yang cukup unik dan bermakna. Kalimat ini kurang lebih ingin mengatakan bahwa tangisan palsu dapat membuat orang merasa iba dan melukai orang tersebut karena kita berbohong. Namun senyuman yang dibuat-buat dapat melukai diri sendiri.

Aku tahu bahwa diriku ini harus lebih terbuka terhadap orang lain tentang apa yang kurasakan. Aku menyadari hal itu ketika aku tahu bahwa sebenarnya teman-temanku memang mengkhawatirkanku dan mau membantuku dengan ikhlas. Kini perlahan-lahan aku mulai sadari mengapa Allah SWT memilih jalan hidupku seperti ini. Kini aku mulai mengetahui 'sesuatu yang hilang' 5 tahun yang lalu.

lundi 2 juin 2008

Terapung Kembali

Apa yang dirasakan seseorang ketika perasaan yang sudah tidak bisa apa-apa dan hanya bisa berharap datangnya semua keajaiban dan mujizat dengan berdoa berlutut kepada Yang Maha Esa? Apakah ia akan tertawa karena sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa? Atau dia akan sedih dan terus memikirkannya?

Kurva senyuman yang terbentuk, perlahan-lahan kembali luntur ketika harus menghadapi sesuatu yang dianggap sulit. Terutama ketika usaha sudah diberikan secara maksimal, namun hasil yang didapatkan tidak sesuai yang diinginkan atau dibayangkan. Jatuh dari tebing memang menyakitkan, namun disaat bangkit dan menuju ke atas lalu kembali jatuh lagi apakah akan lebih menyakitkan dari pertama kalinya jatuh? Sebuah pertanyaan yang sepertinya simpel namun sukar untuk diperoleh jawabannya.

Banyak yang berkata, jatuh pertama kali akan lebih menyakitkan ketimbang jatuh untuk kedua kalinya. Hal itu diungkapkan karena kita sudah mengalami hal tersebut, sehingga ketika kembali jatuh untuk yang ke sekian kalinya, yang bukan merupakan hal pertama lagi sehingga dapat ditemukan cara untuk mengantisipasi agar jatuhnya tidak terlalu sakit. Tapi apakah dalam realitas seperti itu? Atau justru jatuh untuk yang ke sekian kalinya akan terasa lebih piluh dan perih seakan-akan luka yang disiram oleh air laut?

Luka yang sudah ada, rasa ketakutan yang sudah merekat dan perlahan-lahan mulai menutup. Ketika kembali terjatuh, seakan-akan semua hal yang buruk dimasa lalu dimana sudah tertutup dan terkunci, terbuka dengan sendirinya tanpa ada yang meminta. Sesuatu yang sudah terkubur di dalam hati, perlahan-lahan mulai terapung kembali. Aku tahu bahwa setiap kejadian di masa lalu baik itu negatif atau positif akan ada makna tertentu di masa mendatang. Hal yang harus dijalankan sekarang, adalah yang terbaik diberikan oleh Allah SWT. Tetapi apakah diriku salah ketika aku kembali merasa ada sesuatu yang menjanggal di hati ini?

vendredi 23 mai 2008

100th Kebangkitan Nasional

Waktu terus berjalan, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan dan tahun demi tahun.

Akhirnya hari kebangkitan nasional mencapai umurnya yang ke 100th. Sebuah event yang terjadi setiap 1 abad. Semua event yang istimewa sehingga pemerintah rela mengeluarkan uang milyaran untuk merayakan 100th kebangkitan nasional di Gelora Bung Karno pada tanggal.

Acara yang spektakuler diadakan ditengah-tengah krisis moneter yang masih berlanjut dan tak kian surut. Beberapa hari sebelum hari H, Indonesia dipenuhi dengan suasana yang tegang dan mencekam dimana pemerintah mengumumkan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik. Berita itu cukup membuat rakyat gelisah dan panik, tak sedikit mahasiswa yang berdemo untuk menuntut Tujuh Gugatan (TUGU) rakyat, dimana BBM merupakan salah satunya. Bersamaan dengan demo mengenai TUGU rakyat, seluruh mahasiswa dari berbagai daerah berdatangan ke Indonesia untuk memperingati 10th Reformasi. Pada tahun 1998, ketika krisis terjadi dan mahasiswa berdemo, tertembak matinya anak Trisakti yang kini peristiwa tersebut di ingat oleh mahasiswa.

Peringatan 100th kebangkitan nasional memang sangat spektakuler. Mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2007, mendapatkan kesempatan untuk ikut mengisi/berpartisipasi dalam perayaan 100th kebangkitan nasional sebagai paduan suara.
Banyak kabar angin yang mengatakan dirangkutlnya mahasiswa UI, ada unsur politiknya agar para mahasiswa tidak berdemo. Mau tidak mau, mahasiswa Universitas Indonesia masih dipandang yang mengatur garis besar jalannya demonstrasi.

samedi 17 mai 2008

BEM FEUI

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia memiliki sebuah organisasi yang bernamakan Senat, namun tahun ini nama Senat pun akhirnya berakhir, dan dirubah menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEUI.
'Together In Harmony'

Badan Eksekutif Mahasiswa FEUI merupakan lembaga eksekutif kemahasiswaan tertinggi dalam struktur Majelis Mahasiswa FEUI. Lembaga ini berperan sebagai perwujudan idealisme dan pembelajaran kehidupan sosial politik mahasiswa. Memasuki usianya yang ke-55 tahun, BEM FEUI masih mampu menunjukkan eksistensinya sebagai organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di FEUI yang patut disegani. Sebagai perwujudan organisasi yang mewadahi aspirasi mahasiswa, hal ini dilakukan melalui penyaluran secara kongkrit aspirasi tersebut ke dalam program-program kerjanya. Dengan demikian, setiap implementasi kegiatannya, BEM FEUI dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi mahasiswa. Sampai saat ini, telah begitu banyak peran yang dijalankan BEM FEUI baik dalam mewarnai dinamika kegiatan kemahasiswaan di kampus, dan juga pemberian kontribusinya bagi masyarakat sekitar.

Peran BEM FEUI seiring berjalannya waktu semakin besar, yaitu mampu menyentuh berbagai aspek, baik dalam bidang edukasi, pengembangan kesadaran sosial-politik mahasiswa, pengembangan jiwa kewirausahaan, penyaluran minat dan bakat, serta memupuk jiwa profesionalisme mahasiswa melalui berbagai kegiatan yang dijalankannya.

Sungguh menjadi sebuah kehormatan dan priviledge buat diriku yang kini bisa menjadi bagian dari BEM FEUI yang mengurusi bagian 'Hubungan Luar'.

samedi 10 mai 2008

Persimpangan Jalan

Kita adalah orang-orang yang ada di persimpangan jalan.
Di persimpangan jalan ini,
Kita bertemu dengan orang-orang lain yang melintasi persimpangan yang sama.
tak lama, kita menjalin suatu hubungan,
belajar dari satu sama yang lain,
berbagi cerita indah dan sedih,
namun akhirnya,
ada satu waktu dimana kita harus berpisah,
berpisah meninggalkan persimpangan jalan ini.
Untuk menjalani kehidupan masing-masing,
kehidupan yang terus bergulir,
kehidupan yang telah ditentukan takdir,
hingga kita menemui persimpangan jalan yang selanjutnya,
dimana kita akan menemui orang-orang yang berbeda,
yang kembali melintasi persimpangan yang sama.
Melanjutkan kehidupan bersama mereka,
lalu kemudian akan berpisah lagi.
Begitu seterusnya…..
Berat rasanya untuk meninggalkan persimpangan jalan tersebut,
Persimpangan yang telah mengisi hidup,
dengan canda tawa dan tangisan.
Itu lah yang disebut dengan kehidupan….
dan kita harus tetap bisa melangkah kedepan,
menahan rasa sakit dan sedih ini,
dengan kurva senyuman yang lebar.

jeudi 1 mai 2008

Menerima Fakta

Angin kembali berlalu menembus perlahan-lahan diatas kulit. Menandakan bahwa ini hari yang baru, disaat angin tersebut menyentuh kulit, aku dapat bedakan apa yang akan terjadi. Disaat seseorang memerlukan bantuan, disaat itulah setiap orang terlihat sibuk. Disaat kita tidak perlu bantuan, disitu lah mereka kembali bermunculan dan memberi pertolongan yang hampa.

Yang mana lawan dan yang mana kawan? pertanyaan yang selalu dianggap sukar menemukan jawabannya, namun pada dasarnya mudah untuk ditemukan. Disaat kita sedang jatuh dari sebuah jurang? adakah yang menolong, membantu kita agar kembali bangkit?

Berlari dan terus berlari mengejar sebuah impian. Apa patut kita kejar impian tersebut secara terus menerus? Memang keinginan manusia itu adalah sumber kekuatan dari segalahnya, namun apa itu semua akan berguna nanti?

Hati yang bimbang kini jelas setelah mendengar keadaan dan fakta yang berputar di bumi ini. Perih dan sakit, namun kedua itu memang wajib kita alami agar bisa lebih tahu mengenai hal lain dari sisi yang bersangkutan. Menutup buku memang gampang, tetapi mengakhiri sebuah cerita sangatlah sukar. Hanya dengan lapang dada bahwa pena tersebut bisa kembali menari diatas kertas dan mengakhiri cerita tersebut. Walaupun realita mengatakan bahwa suatu saat cerita tersebut masih bisa berlanjut dengan cerita yang berhubungan erat dengan kejadian yang mempunya alur yang sama

vendredi 25 avril 2008

Harga Diri

Setiap manusia mempunyai harga diri bukan? sesuatu yang membuat kita berharga dan tidak mau dihina atau dicaci maki terlebih lagi tanpa alasan yang logis. Kadar harga diri seseorang memang selalu berbeda-beda, semua itu tergantung dari perjalanan hidup yang mereka alami. Harga diri seseorang itu tidak bisa dinilai dengan uang, dan itu sesuatu yang sangat berarti buat dirinya sehingga ketika harga dirinya sudah mulai terasa di injak-injak bagaikan karpet, seorang itupun bisa melakukan sesuatu yang tidak terduga.

Apa yang terjadi ketika harga diri seseorang itu telah mencapai titik rendahnya?
Apakah dirinya akan membuang harga dirinya agar dapat terus bertahan hidup?
Aku selalu berpikir, tidak ada orang yang suka dihina. Tidak ada orang yang suka dicaci maki terlebih lagi ketika itu orang melakukan kekerasan dan kita hanya diam saja tanpa melakukan sesuatu.

Nenek pernah bilang.
"Mahkota seseorang adalah akalnya, derajat seseorang adalah agamanya dan harga diri seseorang ada akhlaknya

Perlakukanlah orang secara bermartabat dan sangat besar kemungkinannya Anda pun akan diperlakukan secara bermartabat. Penghargaan yang jujur membawa hasil sementara kritik dan cemoohan gagal mendapatkannya. Kalau pun kritik hendaknya disampaikan, sampaikanlah dengan cara yang elegan yaitu dengan cara menyampaikan kritik tersebut secara pribadi.

Dari kutipan diatas, itu jelas makna dasar dari kehidupan. Dimana apabila ingin orang baik terhadap kita, terlebih dahulu kita harus bersikap baik kepadanya. Begitulah juga masalah kejujuran dan lain-lain
Namun apa yang terjadi ketika kita sudah berusaha untuk melakukan hal itu, namun celetuk-celetukan hampa dari mereka yang tanpa mereka sadari bisa menjatuhkan moral kita? Walaupun penyampaiannya dalam bentuk bercanda, namun apa benar itu hanya sekedar bercanda atau memang ada makna terselubung tersendiri?

Apa mereka tidak bisa melihat keadaan orang lain yang sudah cukup terluka ini? Apakah mereka tidak bisa melihat sisi orang lain dengan melepaskan kacamatanya dan mencoba melihat dengan kacamata orang lain? Orang cukup sering berbicara tanpa berpikir terdahulu, namun kadang-kadang mereka tidak sadar bahwa makna yang mereka lontarkan akan sangat menyakitkan.

Mereka tertawa dan menghina namun aku yakin, disaat mereka harus mengalami apa yang harus dialami yang sangat tidak sesuai dengan tujuan pertama. Hati mereka akan lebih menjerit dan meringis.

samedi 19 avril 2008

Expectancy

Apa arti dari expectancy? Sesuatu yang kita harap bisa gapai ataupun terjadi.
Walaupun pada faktanya, expectancy seseorang biasanya selalu melebihi kemampuan yang ia miliki. Namun karena hal itu lah, terciptanya sebuah kata 'Expectancy'. Sesuatu yang kita harap bisa di peroleh dari usaha atau kemampuan kita.

Expect the unexpected....
Walaupun diri kita sudah penuh percaya diri akan kemampuan dan merasa mampu sesuatu yang sulit, namun pada akhirnya, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan expectancy kita sehingga pada saat itu lah kita jatuh ke lubang penderitaan yang sering disebut 'Penyesalan'
Semua tidak sesuai yang kita inginkan, walaupun kita sudah berusaha segenap tenaga tetapi apa yang kita inginkan itu belum tentu juga dapat di gapai.

Kenapa? Kenapa bisa begitu?
Padahal sudah kuhabiskan waktu untuk hal ini?
Namun kenapa tidak sesuai yang diharapkan?

Sesuatu yang kita harapkan terjadi, sering sekali justru tidak terjadi. Namun hal yang paling kita tidak harapkan terjadi, malah datang tanpa kita minta. Seperti halnya suatu barang yang dicari-cari akan sukar untuk ditemukan, namun ketika kita tidak mencari barang tersebut, maka di setiap persimpangan jalan akan dapat kita temukan dengan mudah. Ironis bukan?

Nenek pernah bilang..
'Expectancy must be less than or equal to reality for satisfaction.'

Apa yang sebenarnya tertera dari kalimat ini. Untuk mendapatkan sebuah kepuasan akan hal yang ingin dicapai, kadang-kadang tingkat expectancy yang kita inginkan harus sesuai dengan kemampuan atau bahkan lebih rendah dari kemampuan kita.
Walaupun pada faktanya, titik puas atau satisfaction setiap orang itu berbeda-beda.

dimanche 13 avril 2008

Ice Skating & Reality

Setelah sekian lama, akhirnya aku menyempatkan diri untuk jalan-jalan dengan teman di luar kampus. Suasana yang begitu ramai dan membuat hati menjadi kembali terang setelah kegelapan yang menyelimutinya. Aku merasa tenang dan damai.

Kurva senyuman memang enak di pandang, baik itu hanya ke teman-teman ataupun ke seseorang yang kita ingin sekali melihat mereka tersenyum. Aku selalu mempunyai prinsip, bahwa orang-orang yang di sekitarku atau sedang bersamaku, tidak boleh senyumnya hilang. Mereka harus tertawa dan senang.

Berkumpul-kumpul disaat tertentu memang sangat dianjurkan dan diperlukan agar sel-sel di otak menjadi lebih cerah dan tidak harus terus memikirkan kuliah. Hal ini sangat terasa karena sekitar seminggu yang lalu, aku baru menjalani ujian tengah semester yang sempat membuat kepalaku keriting. Namun, bercanda dan bertukar pikiran dengan mereka, membuat kepalaku terasa dingin dan kembali siap menantang masalah yang akan datang.

Dari perjalanan ini, aku sempat menganalisa mereka. Beberapa kejadian sangat mencerminkan ke pribadian mereka. Terutama ketika mereka bermain ice skating di salah satu mall di Jakarta. Disitu terlihat kepribadian mereka yang mendasar yang mencerminkan kegigihan mereka untuk mencapai sesuatu yang baru. Seseorang yang pelan-pelan namun pasti dan tidak pernah jatuh, mencerminkan dirinya yang tidak pernah mengalami kegagalan di kampus. Ada yang penuh percaya diri dan nekad berusaha untuk maju dan jatuh berkali-kali, namun ia dapat bangkit sendiri tanpa bantuan orang lain. Sebaliknya ada yang berhati-hati dan tidak jatuh-jatuh, namun begitu ia jatuh ia tidak dapat bangkit kembali tanpa bantuan orang lain.

Ironis bukan? dari permainan ice skating itu tersirat makna dan cara mereka menghadapi dunia ini. Begitu kubandingkan dengan kehidupan mereka, tidak jauh beda bahkan memang kedua hal itu saling berhubungan.

Tapi pada dasarnya, kita hidup tidak bisa sendiri. Baik secara sadar atau tidak sadar, kehadiran seseorang itu terutama yang berada di sekitar kita sangat mempengaruhi performa kita baik dari segi mental ataupun secara nyata.

vendredi 4 avril 2008

Jalan Pikiran

Jari jemari kembali mengetuk anak kotak berkali-kali, bertukar pendapat dan menghasilkan sebuah hasil yang tak disangka. Apa benar orang seperti yang kita pikirkan? apa semua itu sepreti yang ktia dengar? semakin percaya aku agar belajar lebih giat lagi untuk bisa melihat dari sisi orang lain
Bertukar pikiran melalui dimensi yang berbeda sambil terus memijit 26 kotak silih berganti. Kita punya kemiripan, hanya saja dia kurang pengalaman. Sehingga terbentuk dirinya yang kita lihat skrg ini. Dunia paralel pada percaya tidak?
Aku rasa, dunia paralel itu ada. Disini lain, orang yang kita bertemu di dunia nyata skrg, di dunia paralel bisa kebalikan 180 derajat. Seperti halnya skrg di dimensi lain yang kita berinteraksi melalui 26 anak kotak.

Kembali membicarakan dunia nyata. Pendapat yang berbeda apa membuat diri kita menjadi tidak ingin melakukan komunikasi terhadap orang tersebut? Aku rasa tidak. Dengan berbedanya pendapat, disanalah suatu jalinan bathin yang membuat kita menjadi lebih kenal satu sama lain.
Sisi negatif dari seseorang tidak akan terlihat apabila kita membicarakannya ketika hati kita dengan lawan bicara memiliki hubungan khusus, baik itu sesama teman ataupun sama kekasih. Tetapi begitu suatu masalah yang terpendam mulai kembali bermunculan di permukaan air, maka air yang putih itupun menjadi keruh.

Titik hitam kecil demi kecil mulai menempati kotak yang bening.
apa masih bisa disucikan kembali kotak yang telah tertimbun oleh warna gelap itu?
Semua di dunia ini ada lawannya, dikala kita sedih ada yang senang, dikala orang tertawa ada pula yang sedang nangis terseduh-seduh
Dunia bagaikan roda yang berputar, kita hanya bisa tunggu giliran.
Tetapi satu hal yang pasti, peran seseorang dalam hidup ini tidak menetap

samedi 29 mars 2008

Bergerak/berpikir

Sebuah kalimat namun memiliki banyak makna, setiap mata yang melintasi, memiliki pendapat yang berbeda-beda. Entah pendapat positif ataupun Negatif. Mana yang harus kita percaya? Mana yang harus kita artikan? Mana yang harus kita pilih? Semua itu kita yang mempunyai jawaban terbaik.

Pertemuan kesekian kali, apa lebih meyakinkan hati? atau hanya sekedar membuat hati terasa lebih bimbang? Tetapi setiap tatap mata, ada makna yang tanpa kita sadari mengalir.

Sesuatu yang mampir pasti akan ada perpisahan, perasaan seseorang yang kini semakin bertukar pikiran telah menjenuh. Apa ini merupakan takdir kita? apa ini permanen atau masih bisa berubah lagi? Banyak yang tidak bisa menerima kenyataan mengenai sesuatu yang tidak diharapkan walaupun sebenarnya sudah terlihat jelas makna dari tingkah laku tersebut. Apa yang kita bisa lakukan? apa yang ingin kita lakukan? Terlalu banyak berpikir sebelum bergerak, justru membuat kita diam ditempat seakan-akan menjadi es batu. Bergerak dulu baru berpikir kadang-kadang lebih berarti.

mardi 18 mars 2008

Menuju UTS

Tak terasa UTS sudah kembali hadir di depan mata. Tak terasa pula aku telah bertemu berbagai orang yang masing-masing mempunyai sifat unik. Ada yang serius mendengar penjelasan dosen, namun ada pula yang menikmat siang hari di ruangan ber-AC dengan tidur.

Aku tak begitu heran apabila kita dapat tidur terlelap. Berhubung cuaca diluar begitu panas dengan matahari yang begitu menyengat. Kita yang berada di ruangan ber-AC dengan dosen yang berbicara tanpa titik dan koma, sehingga dapat membuat mata kita tertutup dengan sendirinya tanpa kesadaran kita.

Beberapa hari yang lalu, aku dan teman-temanku dengan semangat duduk di bangku paling depan. Buku, kertas catatan dikeluarkan, lalu mengambil posisi serius untuk mendengarkan dosen menerangkan permasalahan. Namun apa yang terjadi? kami berlima yang duduk di bangku depan sebelah kanan, tertidur. Tertidur pulas? bisa dibilang begitu. Dosen pun tahu dan sadar akan semua itu, namun berhubung itu merupakan pelajaran statistika yang mendapat jadwal pukul 4 sore, dosen itupun memaklumkan.

Siap tidak siap, UTS akan tetap mendatangi kita. Dengan sigap, mau tidak mau kita harus bisa menyambutnya

mercredi 12 mars 2008

La vie est ainsi

Tak terasa waktu terus mengalir, mengalir ke berbagai arah dari yang punya tujuan hingga yang tujuannya masih berbentuk tanda tanya. Apa tujuanku kini? Sebuah pertanyaan yang sering terlintas dalam pikiran kita, namun tidak ada jawaban yang pasti.

Aku ingat sekali saat-saatnya diriku mempunyai tujuan dan visi yang jelas untuk ke depan. Saat itu, aku dengan penuh semangat menjalani hidup agar mendapatkan apa yang aku inginkan. Namun nasib berkata lain, sehingga waktu sedetik yang begitu berharga itu terhempas oleh angin dan menghilang seakan-akan tidak pernah ada. Suasana pagi yang cerah dengan angin sepoi-sepoi berubah menjadi malam hari dengan badai hujan. Masa depan yang terlihat jelas menjadi kabut, ber-embun, buyar, gelap dan penuh dengan tanda tanya.

Where did i go wrong? I thought everything has been planned throughly well...

Kalimat itu yang pernah terlontarkan dari sanubari yang paling dalam.
Impian yang sudah di depan mata perlahan-lahan menjadi jauh dari jangkauan tangan ini. Jarak yang tidak lebih dari 1 meter berubah menjadi ribuan kilometer jauhnya. Perjalanan hidupku yang telah kutempuh beberapa tahun ini berbentuk statis. Seakan-akan apa yang telah kujalani selama ini, hanya sekedar sebuah ‘intermezo’ dalam kehidupanku ini. Waktu seakan-akan mundur untukku, namun perkembangan jiwa semakin matang.

"Life is fun because you don’t know what will happen next"

Seuntai kalimat yang simpel namun makna yang dalam. Kalimat yang terus kupegang dan kupercaya bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan baik buruk atau bagus, semua ada arti.

Aku yakin semua ini terdapat makna tersembunyi dari yang maha kuasa. Aku yakin ada sebuah pesan yang tersirat dari apa yang kualami ini. Aku sudah mengerti dan paham, namun aku kembali di peringatkan bahwa hidup ini penuh tantangan. Kita boleh berencana, namun... no one knows the result.

dimanche 2 mars 2008

Flash Back

Ya aku banyak berdiam diri dan tertawa disaat bersamaan. Hatiku terasa begitu lapang dan lepas dari sebuah kencaman, walaupun aku sebenarnya tahu bahwa di Indonesia nanti masalah akan mulai bermunculan kembali di permukaan kita. Tetapi apapun yang terjadi, aku hanya bisa menunggu dan menyiapkan diri agar siap menghadapi semua rintangan yang akan kualami.

Tak terasa, aku telah meninggalkan sesuatu yg hampir 4 tahun aku jalani seorang diri tanpa bantuan orang. Well secara nyata aku sendiri, tetapi di dalam hati aku tidak sendiri. Aku yakin bahwa orang disekitarku telah banyak membantuku baik aku sadari ataupun tidak sadari. Kehadiran mereka, baik dari pembicaraan ataupun hanya menatap muka itu sudah memberi dukungan secara tersendiri. Aku tahu di dunia ini kita tidak bisa hidup sendiri. Kita harus saling membantu dan memberi sebuah harapan ke setiap insan yang ada di dunia ini. Aku tahu bahwa aku bisa seperti diriku sekarang ini itu semua berkat semua orang yang sudah kutemui. Baik itu orang yang sudah membuat diriku kesal dan emosi yang berlebihan, namun dari semua itu banyak hal positif yang aku dapati. Aku selalu berpikir, apakah temah kita yang telah selama ini baik sama kita akan menjadi orang yang sama dimana disaat kita butuh pertolongannya? Atau justru yang tadinya kita biasa-biasa saja tetapi justru mereka yang memberi pertolongan kita nanti?

Banyak yang bilang aku naif dan terlalu percaya sama orang. Apakah itu merupakan hal yang buruk? atau justru aku harus berbahagia mempunyai kelebihan seperti itu?

Aku teringat tepat satu tahun yang lalu. Dimana adalah hari terakhirku di Paris dan siap-siap untuk kembali ke tanah air esoknya. Aku kembali mengenang masa itu walaupun hanya utuk beberapa menit.
Empat tahun di Paris. Tentu walaupun tidak terlalu banyak kesan yang ada tetapi sesuatu didalam hati akan terasa hilang. Aku banyak berkembang, aku menjadi lebih dewasa dan lebih berpikiran logis. Dalam hal musyawarah dan berpikir dalam dunia yang berbeda membuat mataku lebih terbuka lebar dan membuat diriku menjadi lebih bisa untuk melihat sesuatu dengan tidak hanya menggunakan kacamataku sendiri.

Aku ingin berubah dan event ini merupakan hari yang sangat pas untuk aku menjadi lebih dewasa dan bijak. Sifat-sifatku yang berlebihan harus aku kurangi, dan semua kekuranganku secara perlahan-lahan harus aku isi dengan penuh makna
Tak lama lagi aku umurku akan bertambah. Aku kesal dengan diriku yg seperti sekarang ini. Yang tidak bisa jujur dan mendengarkan kata hati. Kadang-kadang aku malah bingung apa yang sebenarnya aku inginkan. Baik itu dalam hal pertemanan, pelajaran bahkan hal cinta.
Aku ingin menutup buku, dan memulai buku baru dengan lembaran yang masih polos. Aku ingin kembali mengisi buku tersebut dengan kalimat-kalimat yang bermakna, aku ingin mengisi hidupku ini dengan hal yang baru dan dapat membuatku tenang. Aku yakin semua itu akan kutemukan tidak lama lagi.

mardi 26 février 2008

Towards the Feeling

Menuju sebuah perasaan. Apa yang kurasakan selama kuliah di Indonesia? Disini aku harus pandai membagi waktu baik untuk teman-teman atau keluarga. Dimana di bagi lagi, waktu belajar, bermain, bantu-bantu orang tua, atau jalan-jalan baik bersama teman.

Kadang-kadang aku sudah merasa tertekan batin berada di lingkungan kampus. Walaupun pada saat di kampus aku selalu tertawa ceria dan seakan-akan tidak terjadi apa-apa dalam pikiranku. Aku memang selalu memegang prinsip tersebut, orang lain tidak perlu tahu apa yang kurasakan karena mereka tidak akan pernah mengerti dan tidak mau mengerti apa yang kurasakan. Aku mungkin tertawa, tetapi ada kalahnya tertawa itu hanya sebuah kamuflase belaka. Diriku menangis didalam hati dan ingin berteriak sekencang-kencangnya.

Yang mengetahui akan perasaanku tak lain adalah keluargaku, terutama adikku. Aku lebih terbuka dengan dirinya berhubung kami hidup berdua selama hampir 4 tahun di negara asing. Kadang-kadang aku suka kesal sendiri, kenapa sebuah ini terjadi pada diriku.

Dengan kejadian ini, memang sebuah pelajaran yang sangat berharga buatku. Sebuah tamparan yang keras, sangat keras membuatku sadar dan harus menerima 'ini lah realitas'. Walaupun aku sudah menyusun hati dan bersifat biasa, namun kadang-kadang perasaan bersalah dan kesal akan selalu terlintas.

dimanche 17 février 2008

Arti Kehidupan

Hidup bagaikan air yang mengalir tanpa bisa dikontrol oleh kita.
Sebuah perjalanan yang tidak kita pernah sangkah. Kita tidak akan tahu apa yang menanti di depan mata dan hanya bisa menunggu hingga hal itu terjadi. Aku hanya ingin mencoba membayangkan dan memberi beberapa kemungkinan yang bisa terjadi di masa mendatang. Walaupun pada faktanya aku selalu mengambil dan cenderung berpikir hal yang terburuk yang akan terjadi.

Banyak yang tanya, mengapa aku ini pesimis.
Aku tidak mempunyai alasan khusus utk berpikiran yang buruk terlebih dahulu. Hanya saja, aku mempersiapkan hatiku untuk menerima apa yang tidak bisa kuterima. Menerima apa yang kita inginkan itu sangat muda. Dengan lapang dada, kita akan menerimanya dengan senang hati. Namun apabila yang datang merupakan sesuatu yang paling kita takuti, bisa kah kita menerima itu dengan tangan terbuka lebar sambil menahan agar kurva senyuman yang telah terbentuk tidak luntur begitu saja? kurasa tidak.

Apa sih yang kita tunggu dari kehidupan ini?
Apa sih tujuan kita hidup di dunia ini?

Dua pertanyaan yang mempunya jawaban tidak terbatas.
Manusia tidak akan puas dengan apa yang telah dicapai. Mencapai sebuah titik yang di cita-citakan, begitu impian tersebut sudah ditangannya akan muncul kembali impian yang baru.
Tujuan orang selalu berkembang dengan bertambahnya umur dan raihnya kesuksesan. Cita-cita awal ingin masuk SMU unggulan, kemudian setelah berhasil meraih muncul lagi keinginan utk mendapatkan nilai yang baik. Tak lama setelah itu muncul keinginan utk memasuki perguruan tinggi negeri. Begitu seterusnya hingga akhir hayat kita yang mengunci urusan kita dengan duniawi.

Aku sadar bahwa hidup ini tidak lama.
Bahwa semua yang kita raih didunia tidak kita akan bawa dalam kehidupan kita yang berikutnya. Yang bisa kulakukan sekarang adalah menjalani hidup yang ada sekarang ini dengan terus menjalakan ibadah untuk persiapan nanti kelak.

dimanche 10 février 2008

Kawasan Depok

Pada masa ketika aku menganggur selama hampir 10 bulan. Aku selalu menghabiskan waktu di daerah kawasan rumah, yaitu Jakarta Selatan. Kegiatanku memang tidak banyak, aku hanya sering diam dirumah dan menemani orang tua. Ketika saatnya aku berkumpul dengan teman-teman dan orang yang kusayang, tempat utama yang aku tuju adalah Pondok Indah Mall. Sebuah mall besar yang terletak di Jaksel dan tidak jauh dari rumahku. Aku cukup bersyukur dengan letak rumahku yang tidak jauh dari berbagai arah.

Namun begitu kuliah sudah dimulai, hari-hariku habis di kampus. Jam 6.30 aku udah harus berangkat dari rumah dan kembali lagi dirumah sekitar pukul 18.00an. Begitulah aktifitasku setiap hari. Ketika ada waktu kosong di kampus, berhubung letak rumah cukup jauh aku banyak menghabiskan waktu di kawasan depok, dimana letak UI. Disana juga terdapat berbagai mall. Ketika jenuh akan kuliah, aku dan teman-teman pergi nonton, makan di mall pada waktu kosong. Atau bahkan kita duduk di sebuah restoran dan belajar bersama ditempat tersebut.

Aku juga sering ke tempat kost-an teman hanya untuk mengerjakan tugas kelompok. Dimana letaknya masih di kawasan depok. Kawasan depok kini menjadi daerah yang penting buatku. Setidaknya untuk beberapa waktu, kawasan ini akan menjadi bagian dari hidupku...

lundi 4 février 2008

Univ Indonesia

Semester 2 kembali dimulai
Begitu aku melangkah kembali ke dalam Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Aku kembali teringat akan nasib diriku yang membuat diriku menjadi bagian dari FEUI ini. Hal itu membuat aku menunduk dan mengingat analogi kehidupan ku di awal semester.

Aku tak pernah menyangka, bahwa diriku ini pada akhirnya harus tetap menjalani Orientasi Sistem Pengenalan Kampus. Dimana pada awalnya, aku tidak kuliah di Indonesia, dan di luar negeri tidak ada yang namanya OSPEK ini. Tetapi setelah 4 tahun aku pergi, dan pada ujungnya aku masuk di Universitas Indonesia dan harus menjalankan OSPEK layaknya mahasiswa baru.

Sudah kuketahui dari dulu, OSPEK memang menguji dari segala aspek tentang diri kita. Baik mental, fisik atau harga diri bahkan kesabaran kita. Tetapi yang kurasakan ini menurutku jauh lebih berat dari pada layaknya mahasiswa baru. Aku memang mahasiswa baru di UI, tetapi ini bukan pertama kalinya aku kuliah. Tujuan utama dari OSPEK adalah agar kita bisa menyesuaikan diri dengan sistem perkuliahan yang sangat berbeda dengan sistem di SMU.

Bagiku, OSPEK yang kujalani adalah sebuah ujian kesabaran dan harga diri buatku. Bagaimana tidak, para panitia tertua lebih mudah 2 tahun dari diriku ditambah lagi teman-temanku satu angkatan lebih mudah 5-6 tahun dariku. Untungnya harga diriku sudah kubuang jauh-jauh, semenjak aku tahu bahwa aku harus balik ke Jakarta dan mengulang kuliah. Seakan-akan semua yang kuperoleh di Prancis sirna tanpa bekas.

OSPEK yang berlangsung selama 1 minggu, akhirnya kelar dan kuliah pun dimulai seperti biasa. Mata kuliah cukup berbeda dengan apa yang kudapati selama di Paris. Ditambah dengan tugas-tugas yang menumpuk dan jadwal yang begitu padat sungguh sangat beda dengan di Universitas Paris 1.

Walaupun aku harus memulai dari nol, aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk kuliah oleh kedua orang tuaku. Aku juga bersyukur dapat masuk dan melanjutkan studi di Universitas Indonesia. Dengan ini aku bisa memupuk teman-teman baru dengan jaringan komunikasi seluas-luasnya....

Nenek pernah bilang.
"Life is fun because you don't know what will happen next"

Dengan berpedoman akan kalimat tersebut, hatiku terasa damai. Apabila dipikir secara logis dan logika, apa menariknya sebuah kehidupan yang sudah pasti? yang paling menantang dan asyik dalam kehidupan adalah mencari dan berusaha agar mencapai apa yang kita inginkan. Di dalam perjalanan menuju tujuan kita, sesuatu yang tak terduga baik positif atau negatif, justru membuat perjalanan kita semakin bertambah seru....

dimanche 27 janvier 2008

Badan Kaku

Kembali lagi kurebahkan tubuhku di sesuatu yang empuk. Suatu benda yang menurutku adalah ciptaan manusia yang sangat berguna dan nikmat pula. Tempat tidur. Disana aku berbaring, melepaskan otot-ototku yang tegang dan lemas.
Aku jatuh sakit, belum lama ini tubuhku jadi lemas dan tak henti-hentinya diriku batuk. Suhu badan yang tiba-tiba naik beserta lemasnya kedua kakiku, membuat aku jadi malas utk melakukan segala kegiatan di hidup ini.

Banyak kuhabiskan waktu diatas tempat tidur, sambil memainkan jari diatas 26 anak kotak yang terus kuketuk secara perlahan-lahan. Sakitku ini banyak manfaatnya, dengan diriku yang terpaku diatas tempat tidur, membuat diriku menjadi lebih bersyukur dan berpikir atas kekuasaan Allah.

Kucoba baca ulang lagi naskah ke 2 ku yang sudah jadi dan siap kukirim ke penerbit. Pada awalnya aku ingin mengirimnya lewat dunia maya, tetapi berhubung sekarang sudah menetap di Indonesia, aku memutuskan untuk memberi naskah tersebut sambil bertatap muka.
Merasa diriku yang jenuh dengan tidur, kuronggoh ponselku dan mulai memainkan jariku diatas 9 anak kotak untuk membentuk sebuah pesan.

samedi 19 janvier 2008

Sebuah lubang

Aku selalu merasa dalam diriku ini ada sebuah lubang. Lubang yang cukup besar untuk membuat perasaan di hati tidak tenang dan gundah. Sudah beberapa tahun ini aku mencari jawaban tersebut. Jawaban yang dapat menutup lubang itu. Tetapi masih tidak tahu harus mulai darimana mencari.

Nenek pernah bilang.
"Segala sesuatu yang dicari, sukar utk ditemukan. "

Apa benar seperti itu? Pertanyaan tersebut yang selalu yang terlintas dalam pikiran.

Seperti halnya cinta. Dikala kita sedang mencari seseorang yang kita bisa berikan rasa cinta. Selalu saja disaat bersamaan kita akan merasa orang-orang menjauhi kita. Padahal kemungkinan besar semua itu hanya sebuah sugesti. Sebuah rasa takut yang berlebihan. Namun disaat kita tidak terlalu memikirkan, disitulah pintu hati akan diketuk seseorang. Dimana perasaan selanjutnya bisa membawa kita tertawa bahkan nangis disaat bersamaan.

Setidaknya itulah yang kurasakan dan alami.

Kehidupan ku di Paris telah berakhir. Tak terasa hampir 4 tahun aku menjalankan hidup di Prancis, jauh dari orang tua, teman-teman dan segalanya. Kisah asmara yang hampa, walaupun pada saat itu seorang gadis pendiam sempat menarik perhatiaanku. Namun entah kenapa dihatiku seperti menolak, dimana aku mendapatkan kesempatan untuk mengekpresikan perasaan tersebut disaat aku akan pulang. Kesempatan yang ada di depan mata, kubuang jauh-jauh. Aku sempat berpikir kenapa aku melakukan tindakan itu? Namun akhir-akhir ini aku menemukan jawaban untuk memperkecil lubang tersebut.

jeudi 10 janvier 2008

Memori Menunggu

Menunggu akan sebuah jawaban merupakan pekerjaan yang sangat jenuh. Sekilas, menunggu adalah hal yang gampang untuk dilakukan. Walaupun pada kenyataan bahwa orang yang berpikiran seperti itu, memberi tanda bahwa ia tidak pernah menunggu sebuah jawaban.

Beberapa bulan ini pekerjaanku yang tetap adalah menunggu. Baik menunggu jawaban dari Universitas, menunggu hingga waktu kita untuk mulai bergerak, masalah asmara dan masih banyak lagi. Menunggu sesuatu yang tidak tahu kapan menerima sebuah penjelasan, jelas akan lebih jenuh dan capek ketimbang mengerjakan sesuatu yang rumit.
Setidaknya itulah yang kualami sekarang. Aku tidak mempunyai aktifitas apapaun, pekerjaanku hanyalah dirumah dan menemani/mengantar ibu pergi apabila perlu. Tetapi selain itu, apa yang kulakukan 7 hari penuh tersebut? secara spesifik tidak ada kegiatan yang tetap. Tetapi setiap hari, akan ada saja sesuatu yang kita kerjakan dan tidak terasa hingga beduk magrib.

Saat-saat seperti ini sebenarnya banyak nilai plus yang bisa kupetik. Yang pasti menjadi pengangguran itu sungguh tidak sangat enak. Pikiran kering, rambut jadi keritik, hati yang gelisah. Dengan pengalaman pengangguran yang kumiliki, yaitu pertama aku menganggur 1 tahun ketika aku baru lulus SMU, hingga aku kuliah di Prancis.
Suatu keadaan yang membuatku balik ke Jakarta utk lanjutkan kuliah membuat diriku kembali menganggur. Dan disinilah sebuah penantian membuat diriku gelisah.

Akhirnya rasa kegelisahan itu hilang. Setelah menunggu jawaban dari Universitas Indonesia selama 6 bulan. Kuperolah jawaban yang positif. Mereka mengabulkan diriku dengan syarat-syarat untuk transfer dan melanjutkan studiku di kampus tersebut, walaupun banyak mata kuliah yang terpotong dan harus kuambil ulang.

Kuyakin semua ini ada nikmat dan arti terselubung. Mungkin nikmat tersebut tidak akan kutemukan secara sadar, tetapi aku yakin akan ada manfaat di masa depan.

vendredi 4 janvier 2008

A New Beginning...

Dua ribu tujuh telah menutup hari, kini kita sudah memasuki tahun 2008. Apa yang hendak akan berubah di tahun yang genap ini? Apakah kehidupan akan semakin menarik atau membosankan?

Aku rasa banyak hal yang akan terjadi di tahun 2008 ini. Entah mengapa sesuatu di dalam diriku mengatakan hal demikian. Walaupun pada faktanya hanya tanda tanya yang menyelimuti hati tersebut. Berawal dengan aktifitas yang kosong, aku kembali termenung di dalam kamarku menatap langit-langit yang hanya dihiasi satu buah lampu neon. Cahaya lampu tersebut memancar begitu terang, sampai membuat diriku berpikir kembali. Apakah kehidupanku akan dipenuhi oleh cahaya yang terang seperti lampu ini? atau justru cahaya tersebut akan meredup.

Aku tidak tahu masalah apa yang menantiku di depan, namun akupun tidak tahu kejutan-kejutan apa yang akan muncul dan membuat kurva senyumanku kembali menghiasi hidup. Resolusi tahun 2008 ini pun tidak banyak bedanya dengan tahun sebelumnya. Aku ingin menjadi orang yang lebih sabar menghadapi cobaan-cobaan yang akan menimpaku. Menjadi orang yang sabar merupakan salah satu cita-citaku dari dulu. Aku ingin membuat orang-orang disekitarku terutama yang penting buatku untuk tersenyum.

Banyak hal yang ingin kucapai di tahun ini. Prestasi yang gemilang dan melanjutkan kembali sebuah cerita fiksi yang sudah kutulis dari pertengahan tahun yang lalu. Ingin aku menghasilkan sesuatu yang bekas, sesuatu yang nantinya akan menjadi kenangan tersendiri.

nenek pernah bilang...
"Life is Fun Because You Don't know what will happen next"

Kembali teringat akan kutipan tersebut. Simpel namun sangat bermakna. Hidup ini menarik karena kita tidak tahu apa yang menanti. Dengan penuh tanda tanya dan hati yang tegang, namun kita jalani hidup ini dengan sabar, rama dan senyum penuh berkah menanti kejutan-kejutan apa yang akan diberikan Allah SWT dalam kehidupan kita ini.