dimanche 19 octobre 2008

Pelan namun pasti

Hari demi hari semakin terasa betapa padat dan kurangnya 24 jam. Aku mulai bisa melihat 'deadline dates' yang rasa senang sekarang perlahan-lahan berubah menjadi rasa panik. Seperti halnya siang hari yang secara bertahap menjadi gelap gulita, membuat diriku kehilangan arah.

Aku bertukar pikiran dengan seorang teman mengenai betapa ia merindukan masa-masa ia kuliah. Ia berbicara bagaimana sekarang ini harus selalu berpikir dua kali dan mengkakulasi setiap tindakan kecil dalam masa mendatang. Aku mengakui bahwa ia benar. Aku melihat bahwa jalan selalu ada di depan mata, namun langkah pertama yang aku ambil dari beberapa persimpangan jalan yang tersedia, aku tahu bahwa kehidupan di setiap persimpangan yang kupilih itu akan menghasilkan sebuah perjalanan hidup yang berbeda.

Ayah pernah bilang.
"Hal yang kecil, kadang-kadang justru lebih essential dari apapun..."

Sebuah kalimat namun memiliki banyak makna, setiap mata yang melintasi, memiliki pendapat yang berbeda-beda. Entah pendapat positif ataupun Negatif. Mana yang harus kita percaya? Mana yang harus kita artikan? Mana yang harus kita pilih? Semua itu kita yang mempunyai jawaban terbaik. Pertemuan kesekian kali, apa lebih meyakinkan hati? atau hanya sekedar membuat hati terasa lebih bimbang? Tetapi setiap tatap mata, ada makna yang tanpa kita sadari mengalir. Hal-hal kecil yang kita anggap tidak penting, justru menjadi kunci untuk membantu kita agar dapat mengambil langkah pertama yang masih penuh tanda tanya.

Dari berbagai pintu, salah satu yang harus kita ketuk. Pintu yang mana yang sesuai dengan isi hati? bagaimana apabila salah mengetuk? siap mengambil konsekuensi apa ada dibalik pintu yang kita ketuk? apa setelah membukanya kita menyesal salah memasuki pintu? Semua dibalik pintu pasti ada mutiara, hanya saja kita yang terlalu cepat menilai.

Langkah pertama untuk mengambil sebuah tindakan selalu menjadi hal yang tersulit untuk dilakukan. Walaupun aku tahu bahwa setelah langkah pertama tersebut, langkah berikutnya akan terus mengalir. Aku tahu kini aku mulai melangkah, pelan tetapi setidaknya langkahku sekarang memiliki arah. Kini aku berada di persimpangan yang aku harus menekan hati lebih dalam lagi. Karena aku tahu, semua jawaban terletak dalam sanubariku.

Kini aku sedang menghadapi rasa takutku dalam realitas permainan di dunia ini. Aku menjalankan hari-hari tanpa struktur yang jelas. Setelah semua rencanaku yang kususun dengan rapih hancur seketika, kini aku berjalan sedikit lebih pelan agar bisa melihat ke kanan dan ke kiri agar perjalanan mundur waktu itu tidak sia-sia dan bisa menambahkan wawasan dan menjawab pertanyaan mengapa aku hidup dan harus menjalani hidup ini.

2 commentaires:

Anonyme a dit…

wise :)

Fyra Dhyta a dit…

semangat ya om..fyra ngerti koq perasaan om, =)..Tapi percayalah semuanya akan berjalan dengan baik..ya mungkin bukan yang terbaik di mata kita, tapi mungkin terbaik menurut yang di Atas..hehe..