lundi 13 octobre 2008

Feeling Narrow

Bulan demi bulan, minggu demi minggu, jam demi jam, menit demi menit dan detik demi detik, hidupku terus bergulir bagaikan roda yang bergelinding. Perjalanan hidup memang selalu penuh dengan teka teki dan kejutan-kejutan yang menarik, hingga pada satu hari, aku pun tidak merasakan apa-apa dan kehilangan 'rasa' yang disebut dengan ketenangan. Aku tahu, kesannya sebegitu kelamnya hari-hariku, yang pasti aku rasakan bawa perasaanku perlahan-lahan mencair. Sepertinya aku sudah cukup banyak menghabiskan waktu menahan hal yang sepatutnya aku pertahankan.

Aku mencoba menenangkan pikiran dengan menekan perasaan ini dimana yang perlahan-lahan aku pun mulai terdorong kebelakang. Semua bercampur aduk menjadi satu, perasaan kesal yang tak dapat dijelaskan, tertawa, sedih, cinta dan bahkan kekecewaan yang seharusnya tidak pernah ada. Perlahan-lahan semua ini mengalir bagaikan sungai mencari tempat yang aman, jauh dari hatiku. Dalam sanubariku, aku memang khawatir. Tetapi aku mencoba untuk tidak mengingatkannya terlalu lama, karena aku takut akan membuka sebuah pintu dimana aku tidak dapat menguncinya kembali.

Nenek pernah bilang
"False tears are capable of hurting other people, false smiles are capable of hurting one's self"

Apa betul tangisan yang dibuat-buat dapat melukai orang lain? dan senyum palsu dapat melukai diri sendiri? Sekilas kalimat diatas terkesan aneh, namun kini aku menyadari makna yang sebenarnya.

Aku selalu mencoba untuk menutupi perasaan ini, tetapi rasa khawatirku selalu ada. Berapa lama aku dapat bertahan dalam kondisi seperti ini? Yang pada akhirnya, aku harus sadar bahwa sebenarnya "i'm not okay".

Pada saat itu, aku harus melakukan perjanjian pada diriku di depan orang-orang, untuk berpura-pura bahwa aku ini baik-baik saja. Dimana dalam keadaan tertentu, hal itu dapat menghancurkan diriku lebih dalam dari yang seharusnya. Aku menyadari, kehidupanku untuk 2 tahun terakhir ini selalu penuh dengan ketidakpastian dan ketidakjujuran. Aku selalu menyimpan sebuah rahasia dari diriku, membiarkan perasaan kesal dan sedih karena tidak berdaya yang terus menggeruti pikiranku. Aku selalu berpikir, keadaanku mulai membaik dari sebuah penyesalanku yang terbesar, tetapi pada faktanya, hal itu masih terus berterbangan baik di hati ataupun pikiran.

3 commentaires:

Me, My Self and I a dit…

drul, this post... so connected with my new post in my blog..hehe
so,i don't have to put my comment on it, just read in mine...

Anonyme a dit…

wedeuuhh.. perkataan neneknya dalem banget...
tapi gw satuju.
Hidup si nenek!!

Nay a dit…

hemm... gue juga ngalamin kyk gitu kak....

salah ya ternyata.... hm hm hm....