mardi 26 février 2008

Towards the Feeling

Menuju sebuah perasaan. Apa yang kurasakan selama kuliah di Indonesia? Disini aku harus pandai membagi waktu baik untuk teman-teman atau keluarga. Dimana di bagi lagi, waktu belajar, bermain, bantu-bantu orang tua, atau jalan-jalan baik bersama teman.

Kadang-kadang aku sudah merasa tertekan batin berada di lingkungan kampus. Walaupun pada saat di kampus aku selalu tertawa ceria dan seakan-akan tidak terjadi apa-apa dalam pikiranku. Aku memang selalu memegang prinsip tersebut, orang lain tidak perlu tahu apa yang kurasakan karena mereka tidak akan pernah mengerti dan tidak mau mengerti apa yang kurasakan. Aku mungkin tertawa, tetapi ada kalahnya tertawa itu hanya sebuah kamuflase belaka. Diriku menangis didalam hati dan ingin berteriak sekencang-kencangnya.

Yang mengetahui akan perasaanku tak lain adalah keluargaku, terutama adikku. Aku lebih terbuka dengan dirinya berhubung kami hidup berdua selama hampir 4 tahun di negara asing. Kadang-kadang aku suka kesal sendiri, kenapa sebuah ini terjadi pada diriku.

Dengan kejadian ini, memang sebuah pelajaran yang sangat berharga buatku. Sebuah tamparan yang keras, sangat keras membuatku sadar dan harus menerima 'ini lah realitas'. Walaupun aku sudah menyusun hati dan bersifat biasa, namun kadang-kadang perasaan bersalah dan kesal akan selalu terlintas.

dimanche 17 février 2008

Arti Kehidupan

Hidup bagaikan air yang mengalir tanpa bisa dikontrol oleh kita.
Sebuah perjalanan yang tidak kita pernah sangkah. Kita tidak akan tahu apa yang menanti di depan mata dan hanya bisa menunggu hingga hal itu terjadi. Aku hanya ingin mencoba membayangkan dan memberi beberapa kemungkinan yang bisa terjadi di masa mendatang. Walaupun pada faktanya aku selalu mengambil dan cenderung berpikir hal yang terburuk yang akan terjadi.

Banyak yang tanya, mengapa aku ini pesimis.
Aku tidak mempunyai alasan khusus utk berpikiran yang buruk terlebih dahulu. Hanya saja, aku mempersiapkan hatiku untuk menerima apa yang tidak bisa kuterima. Menerima apa yang kita inginkan itu sangat muda. Dengan lapang dada, kita akan menerimanya dengan senang hati. Namun apabila yang datang merupakan sesuatu yang paling kita takuti, bisa kah kita menerima itu dengan tangan terbuka lebar sambil menahan agar kurva senyuman yang telah terbentuk tidak luntur begitu saja? kurasa tidak.

Apa sih yang kita tunggu dari kehidupan ini?
Apa sih tujuan kita hidup di dunia ini?

Dua pertanyaan yang mempunya jawaban tidak terbatas.
Manusia tidak akan puas dengan apa yang telah dicapai. Mencapai sebuah titik yang di cita-citakan, begitu impian tersebut sudah ditangannya akan muncul kembali impian yang baru.
Tujuan orang selalu berkembang dengan bertambahnya umur dan raihnya kesuksesan. Cita-cita awal ingin masuk SMU unggulan, kemudian setelah berhasil meraih muncul lagi keinginan utk mendapatkan nilai yang baik. Tak lama setelah itu muncul keinginan utk memasuki perguruan tinggi negeri. Begitu seterusnya hingga akhir hayat kita yang mengunci urusan kita dengan duniawi.

Aku sadar bahwa hidup ini tidak lama.
Bahwa semua yang kita raih didunia tidak kita akan bawa dalam kehidupan kita yang berikutnya. Yang bisa kulakukan sekarang adalah menjalani hidup yang ada sekarang ini dengan terus menjalakan ibadah untuk persiapan nanti kelak.

dimanche 10 février 2008

Kawasan Depok

Pada masa ketika aku menganggur selama hampir 10 bulan. Aku selalu menghabiskan waktu di daerah kawasan rumah, yaitu Jakarta Selatan. Kegiatanku memang tidak banyak, aku hanya sering diam dirumah dan menemani orang tua. Ketika saatnya aku berkumpul dengan teman-teman dan orang yang kusayang, tempat utama yang aku tuju adalah Pondok Indah Mall. Sebuah mall besar yang terletak di Jaksel dan tidak jauh dari rumahku. Aku cukup bersyukur dengan letak rumahku yang tidak jauh dari berbagai arah.

Namun begitu kuliah sudah dimulai, hari-hariku habis di kampus. Jam 6.30 aku udah harus berangkat dari rumah dan kembali lagi dirumah sekitar pukul 18.00an. Begitulah aktifitasku setiap hari. Ketika ada waktu kosong di kampus, berhubung letak rumah cukup jauh aku banyak menghabiskan waktu di kawasan depok, dimana letak UI. Disana juga terdapat berbagai mall. Ketika jenuh akan kuliah, aku dan teman-teman pergi nonton, makan di mall pada waktu kosong. Atau bahkan kita duduk di sebuah restoran dan belajar bersama ditempat tersebut.

Aku juga sering ke tempat kost-an teman hanya untuk mengerjakan tugas kelompok. Dimana letaknya masih di kawasan depok. Kawasan depok kini menjadi daerah yang penting buatku. Setidaknya untuk beberapa waktu, kawasan ini akan menjadi bagian dari hidupku...

lundi 4 février 2008

Univ Indonesia

Semester 2 kembali dimulai
Begitu aku melangkah kembali ke dalam Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Aku kembali teringat akan nasib diriku yang membuat diriku menjadi bagian dari FEUI ini. Hal itu membuat aku menunduk dan mengingat analogi kehidupan ku di awal semester.

Aku tak pernah menyangka, bahwa diriku ini pada akhirnya harus tetap menjalani Orientasi Sistem Pengenalan Kampus. Dimana pada awalnya, aku tidak kuliah di Indonesia, dan di luar negeri tidak ada yang namanya OSPEK ini. Tetapi setelah 4 tahun aku pergi, dan pada ujungnya aku masuk di Universitas Indonesia dan harus menjalankan OSPEK layaknya mahasiswa baru.

Sudah kuketahui dari dulu, OSPEK memang menguji dari segala aspek tentang diri kita. Baik mental, fisik atau harga diri bahkan kesabaran kita. Tetapi yang kurasakan ini menurutku jauh lebih berat dari pada layaknya mahasiswa baru. Aku memang mahasiswa baru di UI, tetapi ini bukan pertama kalinya aku kuliah. Tujuan utama dari OSPEK adalah agar kita bisa menyesuaikan diri dengan sistem perkuliahan yang sangat berbeda dengan sistem di SMU.

Bagiku, OSPEK yang kujalani adalah sebuah ujian kesabaran dan harga diri buatku. Bagaimana tidak, para panitia tertua lebih mudah 2 tahun dari diriku ditambah lagi teman-temanku satu angkatan lebih mudah 5-6 tahun dariku. Untungnya harga diriku sudah kubuang jauh-jauh, semenjak aku tahu bahwa aku harus balik ke Jakarta dan mengulang kuliah. Seakan-akan semua yang kuperoleh di Prancis sirna tanpa bekas.

OSPEK yang berlangsung selama 1 minggu, akhirnya kelar dan kuliah pun dimulai seperti biasa. Mata kuliah cukup berbeda dengan apa yang kudapati selama di Paris. Ditambah dengan tugas-tugas yang menumpuk dan jadwal yang begitu padat sungguh sangat beda dengan di Universitas Paris 1.

Walaupun aku harus memulai dari nol, aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk kuliah oleh kedua orang tuaku. Aku juga bersyukur dapat masuk dan melanjutkan studi di Universitas Indonesia. Dengan ini aku bisa memupuk teman-teman baru dengan jaringan komunikasi seluas-luasnya....

Nenek pernah bilang.
"Life is fun because you don't know what will happen next"

Dengan berpedoman akan kalimat tersebut, hatiku terasa damai. Apabila dipikir secara logis dan logika, apa menariknya sebuah kehidupan yang sudah pasti? yang paling menantang dan asyik dalam kehidupan adalah mencari dan berusaha agar mencapai apa yang kita inginkan. Di dalam perjalanan menuju tujuan kita, sesuatu yang tak terduga baik positif atau negatif, justru membuat perjalanan kita semakin bertambah seru....