vendredi 12 septembre 2008

Another steps

Sudah beberapa tempat yang aku singgah dalam kehidupanku selama aku menjadi seorang anak diplomat? Aku selalu berpikir, menjadi seorang anak diplomat merupakan karunia tersendiri. Dimana aku dapat melihat dunia dari 'sisi lain. Dimana aku dapat melihat fenomena-fenomena alam yang tidak dapat kulihat di tanah air.

Sudah beberapa macam orang yang kutemukan selama perjalanan hidupku ini mengelilingi dunia? Dari orang berkulit putih, berkulit hitam, dari yang kaya hingga yang kehidupannya dibawah rata-rata. Aku senang dapat melihat beranekaragam budaya dari seluruh pelosok negara. Dengan melihat sesuatu yang beda, maka pikiran kita pun akan terbuka menjadi lebih luas.

Akhir-akhir ini aku tidak terlalu suka diriku. Diriku yang selalu sabar dan tenang menghadapi masalah, seakan-akan sirna. Aku menjadi lebih sensitif, gampang panik dan mudah kesal dengan perilaku orang lain yang tidak sesuai kuinginkan. Namun, dikala rasa keluh kesah itu menyelimuti diriku. Aku bertemu dengan seseorang penulis best seller yang berhasil merebut hati banyak orang. Beliau yang memberikan diriku banyak inspirasi. Baik inspirasi bagaimana seharusnya kita menghadapi dunia yang selalu penuh dengan masalah.

"Sabar merupakan kunci kesuksesan"

Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun apa yang kita inginkan bisa terwujud apabila kita mengambil satu langkah pertama, dengan begitu langkah berikutnya akan mengikuti alur dimana akan membawa kita ke arah yang telah ditentukan oleh yang maha kuasa.

Mendengar dirinya menjelaskan latar kehidupannya, hatiku kembali bergetar, aku kembali teringat bahwa masalah yang kuhadapi tidak lebih dari 1/2 masalah yang dihadapinya.

Kenapa aku?
Kenapa aku harus mengalami ini?
Kenapa bukan orang lain?

Aku yakin setiap orang yang sedang menghadapi suatu masalah yang rumit, akan terlontar kalimat diatas baik dalam hati ataupun tidak. Pertanyaan tersebut memang tidak salah, namun apabila kita melihat dari sisi yang berbeda, pertanyaannya yang seharusnya timbul dalam pikiran kita adalah...

Mengapa bukan kita?

Dengan berpikiran seperti itu, aku mulai bisa melihat sisi lain dari masalah yang menimpaku. Kini aku mulai bisa kembali menghentakkan kaki, untuk kembali melanjutkan langkah-langkah kehidupanku

Aucun commentaire: