mercredi 30 décembre 2009

HIATUS

-HIATUS-



Tahun baru pun akan tiba, aku pun akan merenungkan semua kejadian ini agar menjadi lebih baik dan lebih bertawakal

samedi 26 décembre 2009

Pangeran Berkuda Putih

Di dalam sanubari makhluk bernama pria, terdapat suatu suatu impian untuk menjadi seorang pahlawan, hero, kesatria berjubah berkilauan, atau seorang pangeran dengan kuda putihnya. Pada dasarnya, ia ingin menjadi seorang yang tangguh, hebat dan penuh percaya diri dalam melindungi wanita yang berhasil mengaet atau mencuri hatinya. Dengan merasa dirinya hebat, maka pria bisa mengeluarkan secara maksimal kekuatannya. Apabila merasa dipercaya, pria akan menjadi makhluk yang penuh perhatian. Namun, apabila tidak merasa dipercaya, maka ia akan kehilangan semangat, kepercayaan diri, dan gairah hidupnya dan setelah beberapa waktu pria tidak bisa mengeluarkan secara maksimal kemampuannya, dan ia berhenti untuk menyayangi.

Coba dibayangkan, apabila seorang pangeran berpakaian jubah berkilauan dengan kuda putihnya berkelana kepolosok-pelosok daerah atau pendesaan. Tiba disuatu desa, ia mendengar seorang wanita atau putri sedang menjerit, menangis meminta tolong. Tanpa berpikir panjang, naluri seorang lelaki akan langsung mencari letak suara tersebut, bergegas ke putri-putri tersebut yang terjebak akibat serangan seekor naga. Pangeran berjubah berkilauan itu langsung mengeluarkan pedang dari tempatnya, melompat menerjang bahaya dan membunuh naga itu.

Ketika sang pangeran membawa putri itu pulang, ketika pintu gerbang dibuka, ia disambut baik oleh keluarga sang putri dan penduduk kota. Ia dipersilahkan untuk tinggal di kota tersebut dan diakui sebagai seorang pahlawan, dan akhirnya pangeran dan putri tersebut saling jatuh cinta.

Beberapa minggu setelah itu, pangeran itu melakukan perjalanan ke tempat lain. Dalam perjalanan pulangnya, ia mendengar istri tercintanya berteriak meminta tolong. Seekor naga kembali menyerbu istana itu. Setibanya di istana, pangeran itu tidak berpikir panjang, langsung mengeluarkan pedangnya untuk membunuh naga dan melindungi isterinya. Tetapi sebelum pangeran itu berhasil mengayunkan pedang miliknya . Sang putri berteriak. “jangan gunakan pedangmu, lebih baik kau gunakan kampak ini. Jauh lebih tajam.”

Sang putri memberikan kampak itu. Dengan sedikit ragu, pangeran itu mengayunkan kampak tersebut yang pada akhirnya naga itu berhasil ditebas hingga mati. Orang-orang disekitar menyambut sang pangeran dengan gembira.

Hal serupa terjadi lagi beberapa minggu kemudian. Ketika sang pria melakukan perjalanan bersama isterianya. Mereka berpapasan dengan naga, pangeran itu mengeluarkan pedangnya kembali. Namun kembali terdengar suara isterinya. “jangan, lebih gunakan senjata lain.”
Pangeran itu lalu mengambil kampaknya yang digunakan untuk membunuh naga beberapa minggu yang lalu. Sang puteri kembali bersuara, “Jangan gunakan kampakmu, lebih baik pake tali ini.” Sang puteri pun menjelaskan cara menggunakan tali tersebut. Dengan ragu-ragu, pangeran itu mengikuti apa kata sang isteri. Ia berhasil membunuh naga tersebut dengan mengikatkan tali tersebut ke leher naga dan menariknya dengan kuat.

Setiba di istana, berita tersebut sudah menyebar, orang-orang menyambut pangeran dengan gembira. Ketika makan malam bersama, pangeran itu merasa seakan-akan tidak melakukan apa-apa karena ia menggunakan tali yang sang puteri ajukan. Bukan pedang miliknya, bukan karena kehebatannya. Sehingga pangeran tersebut merasa tidak pantas untuk menerima kepercayaan dan rasa kagum orang-orang kota terhadapnya. Setelah kasus tersebut, pangeran ini menjadi pendiam dan sedikit memurung dan akhirnya lupa menggosok jubahnya agar tetap berkilau.

Sebulan kemudian ketika pangeran akan melakukan perjalanan, sang putri mengingatkan untuk berhati-hati. Dalam perjalanan pulang, pangeran itu melihat naga lain menyerang istana. Sepertinya naga tersebut ingin membalas dendam rekannya yang dibunuh. Pangeran tersebut langsung bergegas, namun ia sempat bingung senjata apa yang akan dipakai. Ia akhirnya memilih mengeluarkan pedang kesayangannya. Namun dengan sedikit keraguan, seraya berpikir berulang kali apa sebaiknya menggunakan kampak atau tali. Pada saat ia bimbang dan hilang konsentrasinya, naga tersebut menyemburkan api yang membuat tangan kanannya terbakar. Sang puteri kembali berteriak. “Gunakanlah racun ini, racun ini baru dibuat oleh ahli obat kita.. masukan ke dalam mulut naga.”

Dengan keadaan terdesak, sang pria dengan sigap langsung menuangkan racun tersebut ke dalam mulut naga. Naga itupun magi, dan kota itupun kembali bersenang-senang, namun tidak ada yang tahu bahwa pangeran itu merasa sangat malu.

Kembali dalam perjalanan berikutnya, di suatu pedesaan ia mendengar wanita lain meminta pertolongan. Sewaktu ia bergegas, entah kenapa rasa percaya dirinya sedang muncul. Pangeran itu merasa yakin dan penuh semangat. Tetapi sempat ia berpikir, apa yang harus digunakan? Pedang? Kampak? Tali? Atau racun? Kira-kira apa yang akan dikatakan sang puteri?

Sesaat ia sempat bimbang, namun ia ingat perasaannya jauh sebelum ia kenal tuan puteri. Masa-masa kejayaannya yang penuh percaya diri menerjang bahaya hanya dengan sebilah pedang yang sampai sekarang masih dibawa-dibawa kemana ia pergi. Dengan tumbuh rasa percaya dirinya, ia mengambil pedangnya dan mengayunkan dan memenggal kepala sang naga dan penduduk kota itu bergerima.
Pangeran berjubah berkilauan dengan kuda putihnya tidak pernah kembali kepada sang puteri. Ia hidup di daerah baru tersebut dan hidup bahagia. Ia menikah dengan wanita yang ditolongnya setelah yakin bahwa wanita tersebut tidak tahu/tidak mengetahui tentang kampak,tali dan racun. Wanita itu hanya memberi rasa kepercayaan, mendukung dan memberi perhatian.

Dalam diri setiap lelaki, terdapat seorang berjiwa kesateria berjuba berkilauan. Cerita diatas dapat menjadi suatu perumpaan. Laki-laki menghargai perhatian dan bantuan sekali-kali, tetapi dalam batas tertentu. Terlalu banyak perhatian dan bantuan akan mengurangi keyakinannya atau membuat dirinya menjadi tidak semangat.

—————————————————————————————————————————————

Setelah membaca cerita perumpamaan diatas, mungkin semakin banyak pertanyaan dibenak kita. Coba tangkap makna cerita diatas dan melihat kehidupan percintaan yang dialami diri sendiri atau teman-teman kita. Apakah ada korelasi? Apa kalian bisa mendapatkan makna yang tersirat?

Cerita ini terinspirasi ketika berdiskusi dengan teman yang ahli dalam bidang ini, ia sempat menulis cerita diatas di blog nya yang kini sudah sirna. Pikirannya logis dan sangat masuk akal. Ditambah ada teman yang curhat menanyakan. “Kenapa sih drul pria itu suka berubah-rubah sifatnya? Dulu waktu pdkt sweet banget, tetapi setelah jadian dia BERUBAH”

Ya aku yakin tidak sedikit wanita yang menanyakan pertanyaan diatas. Penjelasannya sedikit panjang, tetapi bisa dicari dari makna yang terselubung dlm cerita perumpaan diatas. But before asking this, ask yourself this first..”Yang berubah duluan siapa? Is it him? Or is it YOURSELF? Hanya anda yang tahu akan jawaban ini.

Wanita lah yang menentukan kebahagian setiap pria, wanita lah yang menentukan pada akhirnya apakah ia akan membuat pria itu senang. Tersenyum, Atau sedih dan patah hati. BUT, before all that, para lelaki lah yang menentukan segalanya. Apakah ia ingin maju terus? Atau menghilang dan berubah haluan? So para wanita, if you do like someone, dan that someone show a little careness, jangan GENGSI to answer his feelings.

For short, we only live once. Tell the one you love that you love them. What matter is that you’re being true and honest to yourself, and the answer comes later. Love one another

“There’s no such thing as ex friends, but there’s such thing as ex girl/boy. So maintaining a relationship with the one you love need a little bigger effort”

lundi 21 décembre 2009

Meeting New People

Aku selalu sadar bahwa bertemu dengan orang baru selalu menyenangkan. Pada dasarnya setiap orang itu tidak ada yang sama, yang kembar siam pun pasti memiliki gestur bicara yang berbeda dan memiliki khas tersendiri. Pada saat itu, aku dipertemukan dengan teman-teman baru. Teman-teman yang mana bisa mengangkat rasa lelahku, dan mengingatkanku kembali akan kesadaran bahwa, kita harus keluar dari comfort zone kita, agar dapat menjadi lebih open minded.

Selama ini, aku selalu terkurung dan berada dalam lingkungan yang mana membuat pikiranku hanya bisa melihat dari satu sisi. Ya mungkin hal itu memang tidak aneh, karena aku selalu berkutik di dunia mahasiswa dengan latar belakang pendidikan ekonomi, baik itu dari kampus ku sendiri ataupun kampus yang lain. Sehingga disaat aku mendapatkan kesempatan untuk berbaur di dalam suatu acara yang memerlukan suatu pelatihan dan kekompakan dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Seakan-akan aku diingatkan kembali, bahwa dunia itu sangat luas dan aku harus bisa membuka mata lebih lebar lagi.

Aku sangat senang dapat bertemu dengan mereka.
Jujur, akhir-akhir ini aku sudah merasa penat berada dilingkungan yang sama terus. Ingni rasanya aku berteriak dan lari sekuat tenaga agar dapat merasakan lingkungan baru. Entah hal ini ada berhubungan dengan masa laluku, tetapi aku ingin bergerak ke depan. Aku tahu dan paham, bahwa kini aku sedang bergerak dengan kecepatan yang relatif lambat, tetapi aku ingin sesuatu yang signikan untuk suatu perubahan.

Perbedaan cara berpikir, itu lah sesuatu yang aku rindukan. Ya, betul aku ingin mendapatkan suatu pemikiran tentang banyak hal dari sisi yang berbeda. Apapun itu, baik dari pembahasan tentang dunia politik sampai masalah asmara. Aku pada dasarnya suka mendengar pendapat orang baru, khususnya yang memiliki cara berpikir berbeda dan selalu menganalisa suatu cerita tidak hanya dilihat dari kacamata sendiri. Itulah yang aku temukan seminggu terakhir ini.

Walaupun aku hanya menghabiskan 3 hari full day bersama mereka, tetapi aku yakin bahwa di dalam lubuk hati mereka. Mereka mendambakan hal yang sama. Yaitu bertemu orang baru yang diluar lingkungan biasanya. Tak terasa 3 hari itu berakhir, dan seakan-akan itu sebuat momen untuk diriku melempar jauh semua masalah, dan kini harus kembali berhadapan dengan realita. Realita dunia yang mana itu jalan hidupku.

mardi 15 décembre 2009

Jawaban atau Proses

Kembali termenung setelah sekian lama. Pikiran ini datang disaat kondisiku yang sedang berbaring di tengah kegelapan dalam kamarku. Kondisi baik fisik dan pikiranku yang lelah, membuat jiwa kembali bertanya-tanya tentang masa depan yang tidak seorang pun tahu. Aku tahu terlalu banyak berpikir, tidak akan ada perubahan. Aku harus berani mencoba dan melangkah ke depan meskipun tidak ada yang tahu bahwa tindakan yang aku ambil ini benar atau salah Akhirnya aku mengambil suatu keputusan tanpa berpikir jauh. Dengan mengambil langkah pertama ini, aku tahu kini dalam kehidupanku sekarang, aku telah bergerak ke depan.

Nenek pernah bilang
"Semakin banyak variabel yang kamu ketahui, semakin susah kamu mengambil suatu keputusan."

Semakin banyak data yang aku kumpulkan, semakin membuat diriku dilema akan keputusan yang harus kuambil. Terlalu banyak variabel yang aku ketahui, membuat aku selalu berpikir dengan awalan 'jika' sehingga, pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dalam pikiranku tidak selesai-selesai. Satu statement terlalu banyak kemungkinan yang bisa terjadi, ketika dari beberapa kemungkinan itu aku berhasil mengambil keputusan, pertanyaan berikut akan muncul dengan beberapa alternatif jawaban yang lebih banyak lagi.

Aku tahu bahwa dalam kehidupan ini pertanyaan akan terus mengalir tanpa aku cari. Dibalik setiap jawaban pasti akan memunculkan pertanyaan baru yang memungkinkan tidak ada jawaban yang pasti. Ini bukti nyata bahwa aku hidup dengan pertanyaan-pertanyaan yang mana aku harus cari jawabannya. Pada dasarnya, aku mengambil suatu kesimpulan. Bahwa dibalik sebuah jawaban yang diperlukan insan di dunia ini adalah proses pencarian akan jawaban tersebut. Proses itu yang membuat jiwa kita berkembang dan lebih mengerti lagi akan tujuan akhir.

Sehingga pertanyaan yang mana lebih penting, 'Jawaban akhir' atau 'Proses pencarian jawaban tersebut'. Seperti halnya, lebih penting 'Hasil Akhir' atau 'Proses menuju hasilnya'? Banyak yang berkata, proses yang baik akan menghasilkan akhir yang baik. Aku setuju, dan bisa mengambil suatu konklusi, apabila proses itu sudah baik dan aku sudah mengeluarkan segenap kemampuanku dalam proses ini untuk menghasilkan jawaban atau hasil yang baik. Namun pada akhirnya Hasil akhirnya tidak sesuai bayanganku, itu pertanda bahwa hasil tersebut bukanlah yang terbaik buat diriku.

mardi 8 décembre 2009

Tentang Wanita

Ketika seorang perempuan menangis,itu bukan berarti ia sedang mengeluarkan senjata terampuh melainkan ia sedang mngluarkan senjata terakhir. Ketika seorang perempuan menangis,itu bukan berarti ia tidak berusaha menahan melainkan karena pertahanan sudah tak mampu lagi membendung air mata. Ketika seorang perempuan menangis, itu bukan karena ia ingin terlihat lemah melainkan karena ia sudah tak sanggup berpura-pura kuat.

Selama ini kaum adam suka salah paham tentang kaum hawa, tentu kaum hawa menjadi pihak yang disalahkan dan di cap matre, suka pria ganteng, pria bermobil. Sebenernya itu salah setidaknya menurut pikiranku

wanita matre : bukanya kaum hawa itu matre, tapi kaum hawa menyukai kejutan, kecukupan materi serta mimpi mimpi seorang pria. Dan kebetuan, pria tajir memiliki ini, tapi pria miskin janganlah berkecil hati....

Mimpi bukan milik orang tajir ataupun pintar tapi milik mereka yang ada tujuan dan berani bekerja keras untuk wujudtin mimpi mimpinya. Jika sebagai kaum adam, kalian bisa bercerita ttg mimpi kalian serta bisa tunjukin usaha serius serta niat ke pihak kaum hawa percaya dah anda lebih tajir dimata mereka dibanding yang benar benar tajir.


Pria tampan : kaum hawa bukan menyukai pria tampan, tapi menyukai pria yang percaya diri akan fisiknya, mampu berjalan tegak dan gak minder akan kekurang fisiknya, karena kaum hawa ingin pria yang bisa dibanggakan dan bagaimana mereka bisa bangga jika kalian minder dengan fisik kalian???

Untuk yang merasa dirinya kurang tampan jika kalian menyukai wanita, percayalah dirilah , walaupun tampang tukul tapi harus percaya seperti brad pit. Percaya bahwa kalian lebih tampan dibandingkan mereka yang benar benar tampan. Apabila tidak peraya, coba kalian para wanita menjawab, lebih memilih brad pit tapi bentar ketemu orang takut, atau bentar bentar bilang dirinya jelek dan minderan saat jalan dan malu malu atau memilih yang tampang pas pas an tapi pede and gak malu ketemu keluarga kalian, teman teman kalian, dan bangga ma fisik dirinya sendiri.

Pria bermobil : yang wanita butuhkan adalah kenyamanan saat berpergian, terlindung dari panas dan hujan,serta komunikasi saat berpergian, kebetulan mobil saat mendukung. Seandainya kalian naek motor dan panas kalian kasih jaket kalian, bawa pelan pelan dan bisa ngobrol walaupun berisik, serta hujan bisa langsung inisiatif berteduh n beli gorengan atau cokelat di alfamart, atau saat berjalan kaki kalian di jalur luar serta buat wanita itu merasa aman, atau saat desak desakan di bus kalian bisa care, n lindungi mereka dari senggolan senggolan kalo bisa peluk kaum hawa, pasti mereka lebih pilih kalian daripada yang bermobil.

Pria bermobil : yang wanita butuhkan adalah kenyamanan saat berpergian, terlindung dari panas dan hujan,serta komunikasi saat berpergian, kebetulan mobil saat mendukung. Seandainya kalian naek motor dan panas kalian kasih jaket kalian, bawa pelan pelan dan bisa ngobrol walaupun berisik, serta hujan bisa langsung inisiatif berteduh n beli gorengan atau cokelat di alfamart, atau saat berjalan kaki kalian di jalur luar serta buat ce itu merasa aman, atau saat desak desakan di bus kalian bisa care, n lindungi mereka dari senggolan senggolan kalo bisa peluk kaum hawa, pasti mereka lebih pilih kalian daripada yang bermobil.

Coba kaum hawa menjawab, pilih naik mobil tapi ribut, bawanya ugal ugalan atau tidak ngobrol hanya dengerin radio atau pilih yang naek bus tapi bisa buat kalian nyaman saat supir bego ugal ugalan dan rem mendadak, bisa lindungi kalian bukan membahayakan nyawa kalian..

vendredi 4 décembre 2009

Life Reminder

Kehidupan terus bergulir tanpa memandang keadaan sebenarnya dirasakan oleh seorang insan. Aku selalu mencoba dan bertahan, bahwa dari setiap kejadian baik itu hal yang kurang berkenan atau hal yang sangat diharapkan pasti terselip sebuah pesan dari Allah SWT untuk kita dapat pelajari. Namun pertanyaan yang selalu timbul, apa yang harus kita pelajari agar bisa bahagia dunia dan akhirat? aku tahu, manusia diciptakan untuk terus belajar. Memahami konsep agar dapat mengerti perasaan orang lain melihat dari sisinya. Hidup itu singkat, lalu mengapa banyak orang yang tidak menyadari akan hal itu? Namun setiap tahun, ada 1 hari dimana kita akan diingatkan bahwa hidup ini hanya soal waktu, menunggu dipanggil ke pangkuan yang maha kuasa.

Malam itu, aku berbaring di tempat tidur. Gelap gulita, berhubung pada detik itu listrik sedang padam. Dalam kegelapan, aku tidak bisa melakukan apa-apa hanya selain merenung. Merenung apa yang telah kulakukan dalam kehidupanku hingga detik ini. Kejayaan apa yang telah kuperoleh, kegagalan apa yang telah kudapatkan, dan kejutan-kejutan apa lagi yang kira-kira akan kuterima dari yang maha kuasa agar menjadi seorang pria yang bertawakal dan sabar.

Terdengar suara petir dan kilatan cahaya dari luar yang begitu menggelegar. Bumi sedang menangis, menangis begitu kencang. Dimana tangisannya bisa membuat orang lain susah, tetapi banyak yang tidak sadar bahwa karena tindakan manusia itu yang membuat tangisan bumi dapat mencelakakan kita sendiri.

Aku bangkit dari tempat tidur, dalam kegelapan aku berjalan mendekati jendela. Aku dapat melihat air hujan bertetesan kencang namun terlihat halus. Kilatan cahaya petir kembali muncul menghiasi langit yang gelap. Aku yang kaget hanya bisa ber-istigfar.

Sambil memandang bumi menangis, aku kembali merenung. Kembali merenung kehidupan yang telah kujalani hingga hari ini. Apa yang sebenarnya telah kuraih sepanjang hidupku ini? apakah ada sesuatu yang berarti? Kadang-kadang aku selalu melupakan identitasku yang sebenarnya ketika aku berada di lingkungan kehidupan yang sekarang ini. Namun malam ini, semua itu menyadarkanku, bagaikan alarm yang mengingatkanku akan jati diriku yang sebenarnya.

Waktu berjalan terus hingga pukul 00.00 pada tanggal 3 Desember 2009. Aku kembali berjalan ke kamar, untuk melanjutkan tidurku. Ketika kedua mataku perlahan-lahan mulai mengecil, terdengar bunyi halus dari telpon genggamku, sedikit malas aku coba merahi dan membaca pesan singkat tersebut. Seorang wanita yang cukup dekat denganku mengucapkan 'selamat ulang tahun' dengan pesan singkat. Aku tersenyum kecil, lalu kembali ke alam mimpi.

Umurku telah bertambah lagi, berarti semakin dekat dengan waktu dimana Allah akan memanggilku kelak. Aku tahu dan pahami betul bahwa kematian tidak memandang umur, namun dengan bertambah umur ini, hal itu berhasil mengingatkanku agar lebih sering beribadah.

Dari pengalamanku hari ini, aku diingatkan kembali akan suatu hal yang aku sudah tahu namun terlupakan. Bersabarlah, karena sesungguhnya kita tidak akan tahu apa yang ada dipikiran orang lain. Seseorang yang kuharapkan untuk mengucapkan 'selamat ulang tahun kepadaku' tak kunjung memberi ucapan hingga malamnya ia bertelpon dengan niat untuk menjadi orang yang terakhir untuk mengucapkan hal itu. Aku hanya tersenyum kecil dan sadar bahwa aku masih harus banyak belajar untuk lebih sabar.

lundi 30 novembre 2009

Rain starting to fall

Langit perlahan-lahan mulai meneteskan air matanya. Hingga pada akhirnya ia menangis kencang yang membuat orang-orang disekitar menjadi kewalahan dengan mencari tempat untuk berlindung diri dari tangisannya.

Aku termasuk salah satu orang tersebut yang sedang dibanjiri oleh tangisan dari langit. Dibawah payung, aku berpikir. Mengapa langit kembali menangis disaat yang sama dengan keadaan tahun lalu? Disaat ketika aku sedang berada di suatu acara yang cukup fenomenal bernama 'JAZZ Goes to Campus' Aku memang cukup sering memikirkan hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan, karena hujan adalah kejadian alam yang tidak ada seorangpun bisa memprediksi atau menghalangi agar tidak terjadi.

Dibawah langit yang hujan deras, aku tidak sendirian. Aku ditemani oleh seorang teman, yang selalu tersenyum dan ceria dalam keadaan apapun. Sehingga hujan yang deras dan suasana malam yang cukup dingin itu tidak menghentikan langkahku untuk menikmati acara tersebut. Angin malam terasa lebih dingin dari biasanya, tetapi entah kenapa aku merasa hangat dan ikut menjadi semangat melihat dirinya yang ceria.

Ketika aku dan dia sedang menikmati jajanan sambil duduk diujung menunggu puncak acara dimulai. aku melihat tetesan air yang berjatuhan dari langit akibat lampu sorot. Air hujan terlihat begitu halus bagaikan kain sutra. Dalam kegelapan aku mulai berpikir, apa jadinya ketika hujan ini tidak berhenti-henti? apakah ketika aku merasakan sedih, hujan yang membajiri hatiku ini seperti ini?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus mengisi hatiku, hingga aku kembali ke alam sadar ketika temanku menawarkanku untuk makan. Aku menoleh kedirinya, ia terlihat sedang menikmati makanannya sambil terus tersenyum. Senyuman tersebut, membuat hati yang dibanjiri hujan berhenti dan terasa hangat seakan-akan terkena hangatnya sinar matahari.

dimanche 22 novembre 2009

A Smile i want to see

"We will never imagine what a little smile can do!"

Kalimat tersebut terucap secara tidak sadar dari bibirku. Aku tahu bahwa ketika aku sedang sedih, aku selalu berusaha untuk tetap tersenyum. Karena aku yakin, dengan kurva senyuman yang aku bentuk di wajahku ini, walaupun awalnya hanya sebuah rekayasa, namun aku yakin perlahan-lahan akan turun ke hati ini. Sehingga hati yang sedang pilu, akan terobati dan kembali tersenyum.

Pada awalnya, aku mencoba selalu tersenyum apapun kondisiku. Aku akan lebih berusaha untuk tersenyum terlebih lagi ketika suasana hati sedang galau. Aku ingin menunjukkan bahwa aku ini baik-baik saja dan tidak perlu hirauan orang lain. Meskipun aku pahami sekali, senyuman yang kutunjukkan berbeda sekali dengan isi hati. Hati ini dibanjiri oleh tangisan yang tidak seorangpun bisa melihat.

Hal ini bukannya aku lakukan sekedar untuk menipu diri dan tidak menerima kenyataan. Tetapi aku harus kuat, karena aku tidak mau orang mengasihani aku. Aku yakin dari beberapa orang yang mengasihani aku tersebut, justru mereka tertawa dalam hati. Ya sebut saja aku berpikiran jahat dan negatif. Aku selalu bilang, menerima realitas yang tidak sesuai dengan keinginan kita itu sangat berat. Menerima serangan dengan perisai saja sudah sakit, apalagi tidak menggunakan perisai? aku tak akan bisa membayangkan hal tersebut.

Senyuman yang dibentuk diri sendiri ini tampaknya masih kurang efektif. Suasana disekitar akan terus ceria, sehingga akupun terdorong untuk ikut ceria daripada berdiam diri dan memikirkan hal-hal yang memang belum ada jawaban. Aku selalu bertanya? ada suatu lubang puzzle didalam diriku ini yang aku telah cari-cari jawabanya selama 4 tahun terakhir ini. Tetapi hingga detik ini aku tidak bisa memberikan jawaban apapun sampai suatu saat, tiba-tiba aku melihat pecahan puzzle tersebut. Iya, aku dapat melihatnya meskipun masih jauh untuk kujangkau. Tetapi melihat serpihan puzzle itu, memberi aku sedikit cahaya. Cahaya yang dinamakan "Harapan".

Cahaya itu tak lain adalah senyuman. Namun bukan senyuman yang aku buat sendiri untuk meyakinkan diriku bahwa ini semua baik-baik saja. Tetapi senyuman yang tulus dan ikhlas yang dipancarkan oleh seseorang. Senyuman itulah yang dapat meringankan rasa galau dan beban yang telah aku pikil. Aku yakin, senyuman tersebutlah merupakan puzzle yang penting untuk hati ini. Bukan hanya untuk diriku tetapi aku yakin ini berlaku untuk semua insan di dunia ini.

jeudi 12 novembre 2009

Searching for the light

Aku yakin disaat sekitar kita menjadi gelap gulita. Disaat keputusasaan menghinggap dihati setelah melewati masa-masa dimana kita memberikan seluruh jiwa raga kita hanya untuk hal tersebut, disitulah suatu cahaya yang disebut dengan harapan akan mulai menampakkan dirinya. Cahaya tersebut akan mengangkat dan memberikan jawaban dari pertanyaan yang kian beterbangan di alam pikiran.

Jawaban yang diberikan tidak akan pernah kita duga. Jawaban tersebut baru muncul ketika kita bisa menerima realitas dengan hati yang lapang. Aku yakin disaat kita mulai berpikiran bahwa ini adalah batas maksimum yang kita berikan, disana pula sebenarnya letak jawaban yang kita cari-cari. Karena pada dasarnya semua keinginan dan harapan itu akan selalu ada kesempatannya. Hanya saja, kadang-kadang kita terlalu buru-buru mengambil kesimpulan sehingga tidak bisa melihat kesempatan yang ada.

nenek perrnah bilang
"The possibilites is close to zero, but is not zero at all..."

Kemungkinan hal itu terjadi mendekati nol, tetapi jauh dari nol. Makna yang tersirat dari kalimat ini sebenarnya hanya ingin menunjukkan bahwa walaupun suatu harapan itu tipis, tetapi bukan berarti tidak ada. Sebuah keajaiban atau mujizat bisa selalu terjadi, bahkan disaat ketika kita melihat semua harapan itu telah sirna, maka keajaiban itu masih bisa muncul. Karena sesungguhnya tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depan. Yang kita bisa lakukan cuman berusaha dan berdoa.

Mencari cahaya ketenangan dan penerangan hidup harus dimulai dari diri kita sendiri. Aku yakin ketika kita bisa menerima realitas dan memaknai secara positif semua kejadian yang menimpa kita, maka kita akan bisa berpikir lebih logis dan jernih. Hanya saja, kita lebih sering terburu-buru sehingga mengambil suatu keputusan yang sedikit diluar pemikiran orang normal.

jeudi 5 novembre 2009

Words are not enough

Aku selalu bertanya kepada diriku dan teman-teman sekitarku. Bagaimana caranya agar persiapan mental dalam menghadapi hal yang sebetulnya sudah merupakan niat dari hati yang paling dalam menjadi lebih matang. Aku sudah yakin akan keputusanku, apapun yang terjadi akan kulakukan niatku. Namun tak sedikit yang bertanya, apa gunanya tindakanku ini dimana dari sudut pandang mereka, bahwa hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah namun justru akan membuat diriku semakin bingung.

Aku selalu yakin bahwa tindakan yang akan kulakukan ini bisa membuat hatiku lega. Sehingga aku bisa menutup halaman ini, dan membuka sebuah chapter baru dalam hidupku. Namun pertanyaan dan penjelasan teman-temanku membuat aku menjadi tidak yakin akan keputusanku

Aku ingin bergerak ke depan, aku tidak ingin hidupku statis. Empat tahun dalam hidupku, sudah kugunakan untuk hal yang sampai sekarangpun aku tidak melihat manfaatnya. Memang 2 hal ini adalah 2 permasalahan yang beda, namun sangat erat hubungannya dengan masa laluku yang penuh dengan penyesalan. Terlalu sering aku berpikir, tanpa menyadari bahwa waktu terus berjalan dan kehidupan pun terus bergulir. Iya, aku harus bergerak, meskipun pelan tetapi aku harus mengambil langkah pertama untuk maju.

Nenek pernah bilang.
"Sometimes words are not enough to show that you remember, respect or love someone..."


Teringat akan kalimat tersebut, aku kembali mengumpulkan rasa percaya diriku. Hari demi hari aku mencoba meyakinkan diriku, bahwa hal yang kulakukan adalah yang terbaik untuk memberitahukan sebenarnya apa yang terjadi di dalam hati ini yang sedang bergelut resah. Seuntai kalimat tidak akan cukup, aku harus bisa memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar kalimat yang dapat mensimbolisasikan semua ucapan yang ingin diutarakan.

Berpikir dalam keraguan, akhirnya teman-temanku memberi bantuan moral. Mereka tahu aku ingin mengakhiri semua ini, meskipun dalam hati yang paling dalam masih terbesit cahaya kecil. Namun hal ini harus berhasilkan dikeluarkan agar perasaan gundah ini bisa hilang. Aku sangat berhutang budi kepada teman-temanku.

Malam sebelum tertidur, tatapan mataku terasa hampa. Aku tidak tahu apa yang kurasakan. Aku tidak sedih, namun tentu tidak bisa ketawa. Yang kulakukan hanyalah merebahkan diri di tempat tidur sambil menatap cahaya lampu kamar. Perasaan seperti berputar-putar, perasaan ingin menangis, namun aku tahu tidak ada gunanya. Aku sudah tahu bahwa hal ini akan sakit, namun ternyata, "it's more painful than i had anticipated."

mardi 29 septembre 2009

Globalizations

Questions : What is the truest definition of Globalization?

Answer : Princess Diana's Death.

Explanation :
An English Princess with an Egyption boyfriend crashes in French tunnel driving a German car with a Dutch engine, driven by Belgian who was drunk on Scottish whisky, followed closely by Italian Paparazzi, on Japanese motorcycles, treated by an Amereican doctor, using Brazilian medicines.

samedi 19 septembre 2009

Bagaikan Kurva

Aku rasa semua manusia mempunyai tingkat emosi yang berbeda-beda. Dimana ada kalahnya tanpa segan-segan ia akan menunjukkan senyuman yang paling tulus ke seseorang. Bahkan sebaliknya, ia tidak akan segan-segan menunjukkan sisi jeleknya di depan seseorang. Namun hal ini yang selalu kupertanyakan ke diriku dan beberapa teman-temanku. Apa gunanya sih semua itu??

Aku selalu memegang suatu prinsip dimana orang lain tidak perlu tahu permasalahan yang sebenarnya kita hadapi sehari-hari. Aku selalu bersyukur ketika masalah selalu bermunculan, karena dengan adanya masalah disitulah ada proses pembelajaran. Pembelajaran tentu akan membuat diri kita semakin lebih baik dan semakin terbuka agar dapat berpikir dan melihat dari sisi orang lain. Hal itu memang tidak gampang untuk dilakukan, karena pada dasarnya semua orang akan mempertahankan pendapat masing-masing atau pendapat yang mereka dekat.

Namun akhir-akhir ini, perisaiku mulai melemah tidak sekuat dulu. Perasaanku bagaikan kurva yang naik turun. Tanpa alasan yang jelas dan penyebab yang realistis, diriku yang beberapa menit lalu sedang tertawa terbahak-terbahak dan ramai berdiskusi dan bertukar pikiran, tiba-tiba menjadi diam dan emosiku berubah menjadi tidak baik. Dimana pada keadaanku seperti ini, aku selalu mencoba melawan dengan terus tersenyum dan berbicara agar orang tidak perlu tahu keadaanku sebenarnya.

Kenapa? kenapa tanpa alasan yang jelas, kurva emosiku yang sedang naik (baca : senang) tanpa alasan yang logi, kurva emosi tersebut menjadi turun (baca : bad mood) Namun kembali lagi aku bertanya, apakah semua yang terjadi itu memerlukan suatu alasan yang logis? kurasa tidak.

jeudi 10 septembre 2009

Death Upon Us

Pernahkah terlintas dalam benak pikiran kapan yang maha kuasa memanggil kita? apakah dikala hati kita sudah siap untuk menghadapNya? atau dikalah hidup kita sedang berada dipuncak kebahagiaan? Hanya satu hal yang pasti, kematian pasti akan menghampiri setiap insan di dunia ini dan tidak mengenal umur.

Apa yang terlintas dipikiran ketika kita mendengar kabar teman atau orang yang dekat dengan kita meninggal secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu? Aku masih bisa mengerti ketika orang yang sedang berada di rumah sakit atau kondisinya sudah tidak sehat dan dipanggil oleh yang Maha kuasa. Setidaknya kita mengetahui bahwa kondisinya memang tidak sehat, walaupun pada faktanya kita masih susah untuk ikhlas melepaskan kepergiaanya. Namun apa jadinya ketika kita sedang tertawa bersama-sama, namun tak disangka satu jam kemudian ia dipanggil Allah. Siapa yang sangka malam tersebut merupakan malam terakhir untuknya? siapa yang sangkah senyuman yang diberikan, merupakan senyuman terakhir? siapa yang sangka bahwa itu adalah pertemuan terakhir kita?

Hati terasa teriris-iris mendengar kabarnya yang secara tiba-tiba. Aku tak percaya, bahwa ia telah tiada di dunia ini. Aku memang tidak terlalu dekat, kita bukan satu permainan, dunia kita cukup berbeda. Pergaulan dia dengan diriku memang tidak berada dalam satu lingkaran. Namun setiap kita bertemu, sudah pasti ada kontak bathin yang mengatakan bahwa ia temanku.

Nenek pernah bilang,
"Kehadiran seseorang akan terasa begitu penting ketika ia sudah tidak ada.."

Aku mengerti dan paham akan kalimat tersebut. Terbayang dirinya yang selalu menegurku di tempat parkiran dengan nada ejeknya. Dirinya yang easy going, membuat diriku terbuka tidak ada gunanya sebuah penyesalan. Yang ada kita harus berusaha menjadi yang lebih baik lagi ke depan. Aku sempat banyak tukar pikiran dengannya, impian dia ke depan, pendapat dia tentang dunia. Namun mendengar kabarnya yang sudah tiada, seakan-akan semua kenangan itu terlintas dalam benak pikiran yang membuat hati ini pilu.

Aku semakin sadar bahwa Tuhan bisa memanggil kita kapan saja tanpa tanda-tanda. Akhirnya pun aku mengerti sebuah kalimat yang mengatakan bahwa agar diri kita sering-sering melayat. Karena suatu kita pun akan menjadi bagian dari mereka. Dengan melakukan itu, aku yakin semua orang di bumi ini setidaknya akan lebih mencoba untuk memperbaiki diri beserta imannya.

vendredi 4 septembre 2009

Realize

Pertanyaan yang selalu terlintas dalam pikiranku selama 3 tahun terakhir ini akhirnya menemukan sebuah titik cahaya. Setelah kejadian yang membuat aku sadar bahwa kehidupan ini penuh dengan kejutan-kejutan yang telah dipersiapkan oleh yang Maha kuasa, aku selalu yakin bahwa ada sesuatu yang harus aku pelajari. Aku dikirim kembali oleh Tuhan ke tanah air, karena kekurangan sesuatu yang sangat essential dalam kehidupan ini. Orang-orang menyebutnya dengan istilah 'Persahabatan'

Aku tidak percaya akan yang namanya persahabatan. Banyak orang yang bertanya, mengapa? Aku tidak mempunyai jawaban khusus terhadap pertanyaan tersebut, namun mungkin karena pemikiranku yang terbentuk akibat berpindah-pindah tempat terlalu banyak ketika aku masih kecil, secara tidak sadar membuat aku susah untuk mempercayai orang secara penuh. Susah untuk terbuka menjadi diri kita sendiri, karena sudah tertanam jelas bahwa suatu saat aku harus berpisah dengan mereka yang mana aku sudah mulai akrab. Pada dasarnya aku selalu takut yang namanya perpisahan. Tetapi perpisahan bukanlah sebuah akhir dari sebuah cerita, melainkan sebuah cerita yang baru. Aku tidak bilang itu adalah hal positif, namun yang pasti itu bukan juga hal negatif.

Aku coba telusuri yang disebut dengan persahabatan ini. Apa makna yang sebenarnya terkandung dalam kata itu. Apa yang akan dilakukan oleh seorang sahabat terhadap temannya? Apa yang hendak dilakukan seorang sahabat apabila ia tahu sahabatnya berjalan di arah yang salah? di jalan yang sudah terlihat jelas dilihat dari sisi manapun, bahwa tidak mungkin tindakan yang dilakukan itu tidak benar. Namun apa yang terjadi apabila tindakan itu sudah bermain dengan yang namanya perasaan? Aku yakin, bahwa yang namanya perasaan selalu saja datang tanpa diundang terlebih dahulu.

Selama menjalani hidup 3 tahun terakhir ini, aku mencoba untuk menjadi lebih terbuka dan mencoba untuk mempercayai orang. Aku memang dari dulu orang yang cukup ramai, namun tidak pernah membicarakan diri sendiri. Aku sadar, agar orang terbuka dan mempercayai kita. Aku harus berani bercerita tentang diriku terlebih dahulu kepada mereka yang aku ingin percayai. Pada dasarnya, aku selalu sendiri tetapi aku tahu sekarang, bahwa ketika aku ada masalah, ada teman yang akan siap membantu. Namun akupun juga sadar, apabila aku terlalu menaruh banyak harapan ke mereka, maka seketika itu juga aku akan cepat kecewa yang akan mengakibatkan jeritan kembali bermunculan.

Lebih baik aku berada sendirian di ujung ruangan, apabila aku menemukan yang mengaku-ngaku seorang teman atau sahabat namun ia mencoba menjerumuskan aku ke dalam lubang yang disebut dengan masalah. Aku yakin semua pertanyaan pasti ada jawaban, semua penantian pasti ada ujungnya. Hanya saja, semua itu bisa saja bermunculan ketika rasa kecewa sudah melekat dan susah untuk dihapus.

vendredi 28 août 2009

Hidden Problem

Aku selalu kagum terhadap orang yang mempunyai masalah tetapi tidak menunjukkannya di kehidupan sehari-hari. Orang yang tahu masalah tersebut hanyalah orang yang dekat dengannya. Tersenyum ketika suatu masalah datang, tidaklah mudah. Aku tahu, karena aku selalu mencoba untuk memajang kurva senyuman yang tersirat dari wajahku agar orang lain tidak perlu tahu bahwa aku sedang mempunyai masalah. Namun, orang yang sudah terlanjur masuk ke dalam ceritaku untuk membantu baik dari segi menjadi pendengar dan memberi pendapat, ia akan tahu bahwa semua senyuman yang aku tunjukkan tersebut hanyalah kamuflase belaka.

Aku selalu berpikir, orang lain tidak perlu tahu masalah yang aku alami sebenarnya. Yang mereka perlu tahu, hanyalah sosok aku yang selalu mencoba untuk ceria dalam keadaan apapun. Kadang-kadang aku berpikir, bahwa aku berhasil menipu mereka. Namun pada faktanya, orang yang sedang berusaha untuk tersenyum ketika ada masalah, ia pasti dapat melihat jelas bahwa sebenarnya hatiku ini sedang menangis dan ingin menjerit meskipun senyuman terlihat jelas dengan mata telanjang.

Kuburkan masalah di depan orang lain. Khususnya mereka yang memang tidak perlu atau tidak mau tahu dengan urusan aku. Aku pun mengerti, kata 'kasihan' yang keluar dari mulut mereka, tidak lebih hanyalah sebuah basa basi atau sebuah kalimat spontan yang keluar dari mulut untuk bersimpati. Aku tahu juga, meskipun hal itu basa basi namun sangat penting, apabila basa basi tersebut tidak terlontarkan, maka masalah kecil bisa menjadi masalah besar yang disebut dengan tidak ada rasa simpati antara satu dengan yang lain.

Lalu? apakah menyembunyikan masalah itu positif atau negatif? kurasa dalam hal ini, tergantung dari permasalahan yang dialami. Ada kalahnya memang, aku harus menyelesaikan semua masalah itu sendiri. Aku yang membuat masala itu, aku juga yang harus mengakhiri semua. Namun disatu sisi, adakalah kita harus mengeluarkan rasa kesal emosi agar orang yang bersangkutan dapat mengerti apa yang ada dalam pikiran kita.

vendredi 21 août 2009

Feeling Miserable

Aku selau bertanya ke diriku sendiri, apa semua itu perlu alasan khusus? ketika tiba-tiba, terasa gejolak di hati untuk berteriak dan tertawa keras. Ingin aktif dan tidak bisa diam, namun sedetik kemudian perasaan itu bisa berubah 180 derajat tanpa alasan khusus. Apa hal itu masuk akal? atau pada dasarnya alasan tersebut memang ada di dalam hati, hanya saja kita mencoba untuk bertahan dengan tersenyum. Tersenyum apapun perasaan yang aku rasakan saat itu.

Perasaan tidak enak tiba-tiba melintasi pikiranku lalu menghingap di hatiku. Yang membuat diriku menjadi tidak semangat. Aku selalu bingung, kenapa hal ini terjadi kembali? padahal perjalanan hidupku dalam bentuk kurva mulai meningkat, tidak banyak tetapi setidaknya ada peningkatan dari sebelumnya. Tetapi tanpa ketukan pintu atau angin apapun, aku tiba-tiba merasa sedih dan ingin menangis. Menangis untuk apa? Sedih karena apa? sungguh aku tidak mempunyai akan jawaban itu. Tetapi itu perasaan yang akhir-akhir suka mampir sedikit lama di hatiku, yang membuatku kembali merenung.

Renungan itu membuka semua luka yang berhasil kututupi. Aku tahu bahwa luka itu membekas dan tidak akan pernah sembuh secara total, tetapi setidaknya dengan menyandang luka itu, aku masih bisa berjalan menegakkan kepala menghadapi apa yang akan terjadi.

Pernah merasa ingin tertawa dan menangis disaat bersamaan? perasaan seperti apakah yang membuat kita merasa dua hal itu bersamaan? Akhirnya aku mengerti kapan perasaan itu akan melanda pikiran kita. Perasaan itu muncul ketika aku mencapai suatu titik puncak yang sudah sangat tidak ada harapan, aku tertawa karena karena pada saat itu aku pasti sedang meyakinkan diri ku, bahwa semua akan baik-baik saja, dimana akhir dari kalimat itu, aku sadar bahwa memang sudah tidak ada harapan. Maka dari tertawa yang mencoba menghibur diri, akhirnya berubah menjadi perasaan ingin menangis.

Ini kah perasaan yang disebut dengan 'Miserable?'

Aku rasa, kalimat miserable memiliki makna bahwa semua tindakan yang aku pilih dan percaya lakukan seakan-akan tidak didukung oleh langis. Sehingga aku tidak tahu lagi tindakan seperti apa yang aku harus pilih. Aku hanya bisa memendam perasaan ini dengan perasaan 'Miserable'

mercredi 12 août 2009

Decision Making

aku selalu berpikir, ternyata mengambil sebuah keputusan itu sangat susah. Apa memang sebelum mengambil keputusan itu, kita harus melihat variabel-variabel yang ada untuk mendukung keputusan yang akan kita ambil? aku rasa tidak akan selalu begitu. Pada dasarnya, ada suatu bunyi di hati yang hanya bisa didengar oleh indera perasa. Yang mengatakan bahwa keputusan inilah yang harus kita ambil, meskipun variabel-variabel yang telah terkumpul mengatakan yang bertentangan. Kenapa bisa begitu?

Sebuah keputusan itu memang harus ditentukan oleh diri kita sendiri dan bukan orang lain. Orang-orang disekitar kita memang bisa memberi pendapat, pendapat dimana menurut mereka adalah yang terbaik buat kita. Aku tahu dan sangat menyadarinya, bahwa penilaian orang lain terhadap kita lebih pure dan asli ketimbang kita nilai diri kita sendiri yang pasti kita hanya akan melihat dari sisi yang kita inginkan saja.

Mendengar pendapat orang lain memang penting, itu bisa menjadi sebuah informasi yang akan mempertimbangkan keputusan apa yang akan kita ambil untuk langkah berikutnya. Namun suara hati memang tidak bisa bohong, walaupun seribu pendapat mengatakan itu adalah langkah yang salah dan hanya buang-buang waktu, tetapi aku tetap memutuskan keputusan yang aku buat sendiri, karena itulah keputusan yang berasal dari hatiku yang penuh dengan perasaan tanpa ada pendapat orang lain.

Aku tahu, keputusan itu mungkin salah dan suatu hari nanti mungkin akan terucap kalimat 'i should have listen to them.' Tetapi yang harus di garis bawahi disini adalah, ketika keputusan itu kita ambil dengan kepercayaan dari apa yang kita rasakan, aku rasa kita akan merasa lebih tentram karena ini memang keputusan kita sendiri, sehingga tidak ada kata penyesalan terhadap orang lain. Aku disini akan diajari untuk lebih mempercayai diri dan bertanggung jawab dengan tindakan keputusan yang aku ambil, dimana apabila bukan dari suara hati, kalimat yang sudah tidak asing akan terdengar sepanjang masa. 'Seharusnya gua dengerin kata hati gua...'

Aku telah mengambil sebuah keputusan. Keputusan dimana hampir semua orang yang kutanyakan pendapat, menganggap aku hanya membuang-buang waktu menunggu seseorang yang tidak jelas buat apa aku tunggu. Aku menunggu atas keputusanku ini. Aku memilih untuk menunggunya. Memang tidak ada batas waktu yang ditentukan, tetapi aku akan coba menunggu. Pintu itu tidak tertutup, namun tidak terbuka lebar. Cahaya itu mendekati redup tetapi tidak redup sama sekali. Aku akan mempercayai, berharap terhadap sinar cahaya yang kecil itu. Aku yakin di dalam hatiku yang paling dalam, aku belum kalah. Aku masih punya 1000 kesempatan sampai tiba waktunya, dimana cahaya itu akan semakin redup, atau akan menjadi lebih terang dari sebelumnya.

mercredi 5 août 2009

Taking Chances

Apabila kita cukup beruntung, kita akan menemukan bahwa alam semesta ini sudah cukup baik memberikan kita kesempatan kedua dalam kehidupan. Pada dasarnya, aku selalu percaya bahwa kesempatan itu akan selalu ada meskipun memang diberikan dengan cara yang berbeda.

Semua memori yang terlindungi mempunyai detak jantung, sebuah frame yang melindungi emosi dari suatu kalimat atau kata yang sama yang dihanturkan oleh orang yang sama. Kita mencoba menangkap dan mengingat hal-hal kecil sebelum kita sempat sadari bahwa itu merupakan suatu peperang yang sia-sia melawan waktu. Tentu kita pasti ingat jelas bagaimana perasaan hati ketika kekecewaan datang menghinggap. Atau semangat yang kita rasakan ketika menyentuh detail-detail kecil mengenai seseorang, tetapi semua itu tidak akan sama seperti awalnya. Dalam waktu beberapa bulan, tahun, kita akan dikejutkan bagaimana sebuah kalimat tersebut akan menghiasi kalimat yang kita sering sebut 'Pengalaman'

nenek pernah bilang
'An interesting life is full of questions. A boring life is full of answers..'

Semakin banyak pertanyaan yang datang dalam kehidupan, semakin membingungkan. Tetapi karena hal itu lah kita berkembang. Berkembang dan bertemu berinteraksi dengan orang lain, kita dituntun secara diluar kesadaran kita agar terus mencari makna yang tersirat dalam perjalanan hidup ini.

Waktu memang akan menghapus semua pikiran kita. Waktu juga yang akan menentukan apa sifat kita menghadapi masalah tersebut bisa menjadi sebuah bekal agar kita bisa menjadi lebih tegar dalam memahami arti kehidupan ini? Aku yakin dan percaya, bahwa kerangka yang kita bentuk untuk melindungi detak jantung kita ini. Maka pengalaman baik buruk ataupun bagus sangat dibutuhkan.

samedi 25 juillet 2009

Nama Orang Indo (joke)

Pandai menanam bunga, diberi nama Rosiman.
Pandai memperbaiki mobil, diberi nama Karman.
Pandai main golf, Parman.
Pandai dalam surat korespondensi, Suratman.
Gagah perkasa, Suparman.
Kuat dalam berjalan, Walkiman.
Berani bertanya, Asman.
Ahli membuat kue, Paiman.
Pandai berdagang, Saliman.
Pandai melukis, Saniman.
Agar jadi orang kaya, Sugiman.
Agar jadi orang yg berbudi luhur, Budiman
Agar besar nanti pandai cari muka, Yasman
Suka begituan, Pakman
Suka makan toge goreng, Togiman
Selalu ketagihan, Tuman
Suka telanjang, Nudiman
Selalu sibuk terus, Bisiman
Biar selalu beruntung .... Lukman
Biar pinter main game .... Giman
Biar bisa sering cuti .... Sutiman
Biar jadi juragan sate .... Satiman
Biar jadi juragan trasi .... Tarsiman
Biar pinter memecahkan problem .... Sukarman
Biar kalau ujian ndak usah mengulang .... Herman
Biar pinter bikin jus .... Yusman
Biar jadi orang yang berwibawa .... Jaiman
Biar jadi pemain musik .... Basman
Biar awet muda .... Boiman
Biar pinter berperang .... Warman
Biar jadi orang Bali .... Nyoman
Biar jadi orang Sunda .... Maman
Biar lincah seperti monyet .... Hanoman
Biar jadi orang Belanda .... Kuman
Biar tetep tinggal di Jogja .... Sleman
Biar jadi tukang sepatu handal .... Soleman
Biar tetep bisa jalan walau ndak pake mesin ....Delman

dimanche 19 juillet 2009

Executive Decision

Berpikir sebelum melangkah, apa melangkah terlebih dahulu baru berpikir setelah itu? Yang mana dari kedua kalimat itu lebih sesuai dengan gaya kehidupan kita? Kedua kalimat diatas memang tidak ada yang salah, hanya saja adakalahnya kita harus berpikir jauh terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah keputusan, namun adakalahnya berpikir terus menerus membuat kita statik sehingga tidak berani mengambil suatu langkah yang pada akhirnya membuat kita hanya diam di tempat yang sama untuk waktu yang lama.

nenek pernah bilang
"thinking too much won't get u anywhere. Take the first step, and let it flow.."

Dalam dunia ini tidak ada suatu hal yang pasti, tidak ada suatu hal yang akan selalu sesuai dengan keinginan kita. Sehingga seberapa kerasnya kita berpikir, adakalahnya kita akan bertanya-tanya terus, tindakan yang mana yang terbaik buat kita. Ketika tenggelam dalam alam pikiran, tanpa kita sadari waktu terus berjalan sehingga kehidupan selama kita berpikir tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Mengambil satu keputusan, walaupun keputusan itu masih berupa tanda tanya yang besar. Dengan mengambil keputusan itu bukan berarti kita mendapatkan jawaban tetapi bisa jadi menimbulkan seribu pertanyaan lainnya. Namun pertanyaan itulah yang akan membuat kehidupan kita berkembang, karena ada sebuah jawaban yang harus dicari.

Aku selalu berpikir bahwa ketika orang sedang dilanda asmara, pengambilan keputusan yang akan bisa membuat seorang pria menangis atau tersenyum itu berada ditangan seorang wanita. Ketika pria tersebut berani mengungkapkan perasaannya, didetik yang sama wanita menjadi penguasa segalanya. Wanita yang akan membuat kurva senyuman di pria menghilang atau justru menjadi lebih mekar. Itu memang sudah tugas seorang pria untuk mengejar wanita yang dipujua, untuk membuat wanita itu merasa di awang-awang kebahagian. Wanita patut di puji dan dikejar, dan pria lah yang harus mengejar mereka. Pesanku untuk para wanita, janganlah kalian menangis hanya untuk seorang lelaki.

Kembali ke dalam pembahasan awal mengenai keputusan. Aku selalu berpikir, wanita memang merupakan kunci terakhir atas jawaban dari keputusan yang diambil oleh seorang pria ketika ia mengungkapkan perasaannya. Namun, setelah aku merenung, satu kesimpulan yang aku bisa ambil. Memang wanita yang mengambil keputusan akhir apabila ia mau sama pria tersebut atau tidak, tetapi sebelum semua itu. Para pria lah yang mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, apakah ia akan mengejar atau tidak. Mereka lah yang menentukan, apabila jawabannya tidak. Maka tidak akan ada cerita yang terjadi.

samedi 11 juillet 2009

Cerita Pendek 2

LiLin itupun Padam

Laki-laki itu datang tergesa – gesa, tampak matanya menjelejahi tempat ini, sepertinya ia mencari seseorang. Lama ia terdiam mencari namun sepertinya orang yang ia cari tidak ada. Sembari menghela nafas ia pun berjalan ke meja di pojok kafe ini, tampak sebersit sinar kekecewaan nampak di wajahnya yang polos.

Setelah ia duduk ia pun segera memesan minuman, seperti biasa katanya kepada pelayan yang menghampiri sembari tersenyum yang dipaksakan, sepertinya ia nampaknya sudah biasa datang ke kafe ini dan pelayan pun hafal akan pilihan pesanannya, dan ia pun kemudian menambahkan untuk memesan satu tambahan yang biasa lainnya, kemudian pelayan itu pun mengangguk, tersenyum dan meninggalkan laki-laki tersebut.

Laki-laki itu duduk dengan gelisah, tangannya terus mengaduk- aduk cafee-latte krim pesanannya. Ia masih menunggu seseorang hanya ditemani cafee-latee dan sebuah lilin. Nampak sesekali ia menarik nafas panjang, sepertinya ada beban yang sangat berat di pundaknya, yang ingin segera ia lepaskan. Kemudian ia melihat jam ditangannya dan kembali menarik nafas panjang. Sesaat kemudian matanya menyapu seluruh penjuru kafe ini, suasana yang tenang dengan musik yang mengalun lembut semakin romantis dengan sebuah lilin yang menyala di tengah – tengah meja dihadapannya, ia merasa dulu sangat menyukai suasana kafe yang berada dikawasan kemang ini namun sekarang rasanya sangat berat berada disini.

Kemudian matanya menatap keluar jendela dengan menghela nafas ia pun menatap keluar, untaian kilauan cahaya lampu daerah kemang yang mungkin dapat meredakan kegalauan hatinya namun tetap ia merasa gelisah, menunggu.

Cukup lama ia menunggu, dan cukup lama pula ia melamun menatap keluar jendela kafe, entah apa yang ia pikirkan, entah apa yang ia lihat tidak ada yang tahu kecuali laki-laki itu sendiri.

“Maaf membuatmu menunggu.” kata seorang wanita yang tiba tiba berada di depan laki-laki itu, membangunkan laki-laki itu dari lamunannya “Macet.” Kata wanita itu lagi sambil tersenyum.

Laki-laki itu nampak kaget dengan keadaan yang tiba – tiba tersebut, namun kemudian ia tampak dapat menguasai diri. “Aku tahu, aku juga baru sampai.” Katanya sambil menghela nafas.

"Ga mungkin, I know u.."Jawab wanita itu yang sudah kenal sifat laki-laki itu yang selalu tepat waktu. Laki-laki itu hanya tersenyum.

Musik terus mengalun lembut, semerbak wangi sedap malam membuai tetapi mereka berdua kemudian terdiam, terjadi kekakuan diantara mereka.

Wanita itu kemudian mengambil minuman didepannya iced coffee dan meminumnya. “Tadinya minuman itu iced coffee tapi karena kelamaan jadi kopi biasa, rasanya jadi aneh yah?” kata laki-laki itu tersenyum, senyum yang ternyata dapat mencairkan kekakuan yang ada.
“Ah, engga masih enak koq” wanita itu menjawab dengan senyuman, nampak kelegaan di wajahnya karena suasana menjadi cair.

Kemudian laki-laki itu memegang kedua tangan perempuan itu dengan lembut dan berkata “Selamat hari jadi yang kedua, sayang.” Katanya dengan menatap perempuan itu dengan lembut.

“Selamat hari jadi kedua juga, aku gak pernah nyangka kita bila melalui sampai hari ini.” Ucap perempuan itu dengan senyum.

“tak terasa dua tahun itu cepat, dulu kita jadian disini….” Ucap wanita itu dengan lirih, dan melepaskan tangan laki-laki itu.

“Iya.” Ucap laki-laki, pandangannya menatap kedua mata wanita itu..Mereka terdiam kembali, cukup lama masing – masing berada dalam lamunannya sendiri.

“Aku sudah berfikir dan sebaiknya kita menjadi teman saja” Kata sang wanita tiba – tiba, matanya menatap mata laki-laki itu dalam - dalam. “Hubungan kita tidak bisa dipaksakan lagi, rasa cinta itu sudah tidak ada lagi diantara kita..” Wanita itu menarik nafas panjang “Dari pada kita saling melukai, menyakiti satu dengan lainnya lebih baik kalau kita berjalan sendiri – sendiri saja.”

“Aku juga berfikir sama, lebih baik sakit sekarang, daripada terus berhubungan dengan perasaan palsu, lebih baik kita akhiri sekarang.” Kata laki-laki itu tersenyum, senyum yang membingungkan. Gadis tersebut cukup kaget dengan senyum itu, namun dalam hati ia merasa tenang, tenang karena merasa laki-laki itu dapat menerima keputusan putus.

“Sekarang kita bisa mengenang yang indah – indah tanpa ada duri yang mungkin akan ada bila kita tidak mengakhirinya sekarang.” Wanita itu berkata lagi, nampak wajahnya sangat lega.

“Kita tetap menjadi teman?”

“Iya, teman.” Jawab wanita itu

Mereka pun kembali terdiam, hanyut dalam pikirannya masing – masing.

“Aku mau pulang, kamu?” tanya wanita itu.

“Nanti…”
“Oh..”
“Hati – hati” kata laki-laki itu tersenyum, ia tersenyum untuk menghilangkan kekhawatiran wanita tersebut akan keadaan dirinya, ia tersenyum untuk memberi tahu bahwa ia kuat.

“I know” wanita itu tersenyum, senyum yang terakhir.

Laki-laki itu tidak menangis, hanya saja hatinya dibanjiri oleh air. Ia sudah tahu bahwa malam ini akan terjadi sesuatu yg membuatnya harus melangkah ke depan. Laki-laki itu sudah memasang perisai, namun ucapan wanita itu menebus perisai yang dia miliki itu. Sosoknya yang tegar itu hanya sebatas diluar, namun hatinya sehalus kapas. Laki-laki itu tidak sekuat yang ia kira. Sakit, pedih semua menjadi satu.
Tak lama ponselnya berdering. Sebuah pesan masuk.

"Maaf kalo aku telah nyakitin kamu. Kmu pria yang baik. Aku yakin kamu akan menemukan wanita yang lebih baik dariku."

Membaca pesan itu, laki-laki itu hanya memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam kemudian ia beranjak dari tempat duduknya meninggalkan lilin yang lama – lama sinarnya meredup dan kemudian mati.

vendredi 3 juillet 2009

Cerita Pendek

KEJUTAN dalam KEJUTAN

Waktu telah menunjukkan pukul 2 malam, namun demi mendapatkan nilai bagus untuk ujian esok, diriku masih terus berkutik dengan soal-soal dibuku. Aku tak sabar menunggu esok hari. Selain merupakan ujian terakhir, malamnya aku akan langsung menuju bandara internasional di salah satu negara di benua Eropa untuk berlibur ke tanah air. Hatiku terasa riang dan begitu bahagia, mengingat aku bisa menghabiskan waktu liburanku di Jakarta. Disana, banyak orang-orang penting bagiku yang menunggu. Khususnya ‘dia’, yang bisa membuatku tersenyum dan menangis disaat bersamaan. Disaat kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur, entah mengapa terbayang wajahnya yang sedang tersenyum. Perjalanan pulang ke Indonesia ini pun merupakan hal yang tiba-tiba, aku ingin membuat gadis tersebut terkejut dengan kehadiranku sebagai hadiah ulang tahun untuknya. Dengan itu aku rela mengeluarkan segenap tabunganku sebesar 2800 euro dari hasil jerih kerja paruh waktu yang kukumpulkan selama 7 bulan terakhir ini. Apapun yang terjadi, aku ingin bertemu dengan dia.


Semakin jauh jarak yang memisahkan kita

Semakin dekat aku merasakan kehadiranmu

Kesendirian ini berubah menjadi kekuatan

Disaat aku memikirkan dirimu



Aku bergegas menuju lobi terminal 2. Kurva senyumanku terbentuk dengan maksimal, dengan penuh semangat aku melangkahkan kaki ke dalam pesawat tidak lupa membeli cokelat mengingat bahwa dia sangat suka dengan cokelat. Aku tak sabar untuk bertemu dan memeluk dirinya. Aku ingin sekali melihat wajahnya yang tersenyum. Terbayang kembali secara jelas wajahnya yang ceria, yang membuat diriku tersenyum-senyum selama perjalanan menuju bandar udara Soekarno-Hatta.

Tiga belas jam telah berlalu. Aku dapat merasakan hawa Jakarta yang sedikit pengap dan panas begitu aku keluar dari belalai pesawat. Namun hawa panas itu tidak bisa membuat senyumanku luntur. Walau sedikit merasa kepanasan dan gerah, namun aku terus menikmati udara ibu kota tercinta. Aku tidak langsung menuju rumah, melainkan ke stasiun Gambir agar dapat melanjutkan perjalananku menuju suatu daerah terpencil. Tujuan utamaku pulang ke Indonesia adalah untuk bertemu dengannya. Sudah hampir 1 tahun aku tidak melihatnya, aku benar-benar tidak sabar untuk melihat wajahnya. Walaupun aku harus melalui antrian yang panjang, namun semua itu tidak mengurung niatku untuk bertemu dengannya.

Tiba di daerah terpencil itu, aku langsung menuju rumah sakit dimana ia berada. Gadis yang kusayang itu adalah seorang dokter, yang telah meraih gelar sarjana kedokteran dan kini sedang melakukan koas agar mendapatkan izin praktek. Aku yakin dia sedang sibuk, namun aku tidak bisa menahan diri untuk bertemu dengan dirinya. Rasa kangen ini meluap secara tiba-tiba yang membuatku melakukan tindakan irasional seperti menggunakan waktu libur 1 minggu ini untuk ke Indonesia hanya untuk bertemu dia dan melihat wajahnya yang berseri-seri. Aku berharap kehadiranku ini tidak menganggu konsentrasinya, aku hanya ingin mengejutkannya dengan kehadiranku yang tiba-tiba.

Aku sedikit menarik napas sebelum menghentakan langkah ke dalam RS tersebut. Entah kenapa, jantungku berdegup kencang dan tanganku bergetaran. Aku memejamkan mata dan menarik napas panjang.

Aku telusuri koridor rumah sakit, mencari sosok dirinya. Apabila aku tidak salah ingat, terakhir kali kita bertukar email, ia mengatakan sedang berada pada stagse jantung. Aku berputar-putar dalam RS yang akhirnya menyerah dan bertanya pada satpam dimana bagian jantung. Aku kembali menelusuri koridor tersebut, namun kini dengan arah yang jelas. Aku memasuki sebuah ruangan, disana terdapat seorang suster yang sedang merapihkan peralatan-peralatan. Melihat diriku, ia spontan bertanya.

“Anu.. suster, apa disini ada mahasiswa kedokteran yang bernama Tania Riani?”

Setelah mendapatkan jawabannya, aku langsung menuju kantin. Kantinnya lumayan besar, terdapat banyak orang yang sedang menikmati makan siang. Diantara keramain, sekilas aku dapat melihat sosoknya yang baru beranjak dari kursi, sehingga aku hanya bisa melihat sosok belakangnya. Ingin sekali aku berteriak memanggil namanya, namun suatu adegan membuatku terdiam membisu. Seorang cowok merangkulnya berjalan keluar dari kantin. Perasaanku mulai tidak enak, namun aku tetap berpikir positif dan mengikuti mereka. Hingga disalah satu belokkan koridor, aku menghentikan langkah melihat mereka berdua yang sedang bertatapan dengan wajah berseri-seri. Aku tidak berani muncul ke permukaan, sehingga aku memilih untuk mengamati keadaan dulu. Aku merasakan ada yang tidak beres.

Aku dapat melihat wajah gadisku itu seperti sedih khawatir akan sesuatu, tak lama setelah itu tangan pemuda itu memegang pipinya sambil merapihkan rambut Tania. Tania pun memegang tangan pemuda itu sambil memejamkan mata seakan-akan menikmatinya. Melihat semua itu, aku hanya bisa diam tidak tahu harus melakukan apa. Tiba-tiba pemuda itu mengkecup kening Tania. Disanalah tenagaku menjadi lemas yang membuat botol aqua di tanganku terlepas sehingga mereka berdua menyadari akan kehadiranku.

“Ikh... Ikhsan?” tanya Tania begitu melihat sosokku. “Kamu kenapa disini?”

Tania berjalan mendekatiku. Aku langsung menjulurkan tanganku sambil berkata ‘stop’

“Ya untuk ketemu kamu, kalo tidak buat apa aku ke purwokerto..”

Tania memberi komentar. “Kenapa kamu gak bilang dulu ke aku?”

“Aku ingin memberimu kejutan untuk ulang tahunmu, tapiii...” aku berhenti sejenak melirik ke arah cowok yang disampingnya. “tampaknya justru aku yang mendapatkan kejutan ya..”

Tania mulai salah tingkah, terlihat ia ingin memberikan penjelasan namun aku langsung bersuara. “Ini keputusanmu.. aku tidak bisa buat apa-apa.”

Aku langsung membalikkan badan dengan gaya seakan-akan tidak apa-apa. Gadis itu tidak mengejarku, namun aku mendengar secara samar-samar ucapan maaf darinya. Setelah keluar dari RS, aku berlari. Tidak lama, hanya sekitar 1 menit. Namun aku berlari sekuat tenaga dengan perasaan kacau dicampur dengan emosi yang sedang kucoba menahan sampai tidak sadar bahwa diluar sedang hujan deras. Wajahku yang tersenyum seminggu terakhir ini menjadi kusam dan tidak ada semangat. Terhenti dari pijakan yang lebih cepat dari biasa. Aku menundukkan kepala, menarik napas dalam-dalam, mengatur perasaan lalu menengadahkan kepala membiarkan air hujan membasahi mukaku dan akhirnya kututup dengan berteriak kencang.

vendredi 26 juin 2009

Ketika Rasa itu datang

Sudah hampir ratusan kali aku mencoba meyakinkan diriku untuk melangkah ke depan dan melupakan dirinya, tapi setiap kali aku melihat dirinya di depan mataku, atau setiap kali aku bercakap-cakap dengan dirinya, rasa itu kembali lagi padaku.

Entah, aku sendiri kurang pandai menjelaskannya dalam kata-kata. Rasa macam mana yang muncul di hati ini. Yang aku tahu, rasa yang akan selalu mengingatkan aku kepada masa-masa di mana aku masih rela untuk mengorbankan harga diri dan meneteskan air mata untuknya.

Aku tahu, mungkin aku hanya satu dari seratus orang yang mencoba untuk menembus perisai yang telah melekat pada dirinya. Aku tahu, sehingga akupun memasang perisai pada diriku, hanya untuk berjaga-jaga. Namun perisai ini ditembus dengan mudah, yang melukai hatiku.

Ia sering kali memberi tanggapan yang hangat, berbicara seolah-olah kemungkinan apa yang kuinginkan itu tidak padam. Tapi, entah mengapa. Seperti angin lalu saja... Lama kelamaan, aku dibuat bingung, namun aku langsung berkaca agar mengingatkan diriku bahwa ia memang terlalu baik buatku.

Aku sempat diberi cahaya kecil, namun tiba-tiba tanpa alasan yang kumengerti cahaya itu sirna seketika. Aku sudah tahu dari awal, bahwa ia ramah, supel dan baik ke semua orang. Akhirnya aku sadari bahwa ia memberikan perhatian yg lebih kepada orang lain. Kesal aku diombang-ambing seperti itu.

Sampai akhirnya kuketahui siapa pria tersebut. Alisku melemah, cahaya di wajahku meredup, aku bersedih untuknya, untuknya yang tak pernah memberi perhatian padaku, untuknya yang jatuh cinta kepada pria yang salah. Tapi itulah cinta, datang tanpa memberi tahu terlebih dahulu.

Aku selalu berpikir bahwa diriku ini sakit karena ketidakpastian, namun ternyata ia merasakan hal yang sama ke pria lain. Aku sempat tersenyum, namun kurva senyumanku luntur kembali, aku tak ingin ia merasakan sedih apa yang aku rasakan karena hati yang tak kunjung jelas dibalaskan. Aku berprihatin untuknya.

Sejak hari aku tahu bahwa ia memberi panah cupidnya untuk orang lain. Kukubur dalam-dalam perasaan bodoh ini. Ketakutanku untuk meyakinkan dan mengucapkan rasa ini padanya, kubuang jauh-jauh ke pegunungan karena aku tahu, aku benar-benar harus membuang jauh semuanya. Tak ada lubang kecilpun agar cahaya ini bisa masuk. Tak ada gunanya lagi, aku menghancurkan harapan masa depanku hanya untuk seseorang yang mengagumi orang lain.

Aku belajar suatu pelajaran baru, pelajaran bahwa ada waktunya engkau maju dan ada waktunya engkau mundur.... Karena itu, aku tidak percaya lagi dengan lagu-lagu nasional yang menyebutkan "Maju terus pantang mundur". Karena justru tanpa engkau belajar untuk mundur, engkau tak akan pernah menang. Terapkan dalam seluruh masalah dalam hidupmu, dan engkau akan tahu apa maksudku.

Namun aku tetaplah hanya seorang laki-laki biasa. Walaupun aku telah berkata demikian, namun aku masih menyimpan harapan kecil itu di lubuk hatiku. Cahaya hatiku memang redup, bahkan sangat redup. Namun cahaya itu jauh dari padam. Selamanya tidak akan padam...

- untuk semua prajurit yang berperang di luar sana

dimanche 21 juin 2009

Tragedy in Love

Get ready love will leave you crying
It's gonna hurt you till you heart is dying
Can't escape it ain't no use in trying
No exception, love will make u begging for her

The day you see her, a lovely stranger
You only pray that soon you'll know her name
You finally touch her then you're in danger
It won't be long before you feel the pain

Cause your emotions will overtake you
You'll look for heaven in her big black eyes
But she's no angel and she'll forsake you
That shouldn't come as any great suprise

Passion isn't really happiness
There is trouble in her sweet caress
Lost in confusion, You'll drown in delusion
If you don't run and escape from this illusion

You think you are strong, like a real soldier
But you've never seen this women smile
You can't resist her, You can't control her
Soon you'll be helpless as a little child


You'll feel so foolish, but just remember
There is no man who wouldn't be her slave
She's hot as fire, cold as December
Her kiss will drive you to an early grave


Every time you try to run away
Your desires are gonna make you stay

samedi 13 juin 2009

Topeng Kehidupan

Sesuatu yang sudah tersusun secara rapih dalam pikiran. Keinginan yang ingin dicapai dalam waktu 6 bulan. Pada akhirnya niat tersebut hancur seketika dan harus dipercepat, namun pada faktanya. Mempercepat sebuah langkah yang telah ditentukan sebelumnya, justru akan membawa ke arah kehancuran yang tidak pernah kubayangkan.

Aku sadari bahwa tingkah laku yang aku lakukan memang diluar kontrol. Aku seharusnya bisa lebih sabar dan menahan diri agar semua yang aku susun tidak hancur dalam seketika. Namun pada faktanya, aku telah menghancurkan impianku itu dalam satu malam. Keadaan sekarang memang tragis, tidak sama sekali seperti yang aku bayangkan. Aku sempat memaki-maki diriku, mengapa aku bisa segegabah itu sehingga aku harus kehilangan sesuatu yang aku belum pernah miliki.

Aku tidak bisa menyesali keadaan, tetapi aku bisa mengintropeksi diriku kembali. Aku selalu berharap bahwa hal ini aku bisa lakukan pada ujung tahun ini. Namun, sesuatu yang meluap dalam diriku berkata lain, dan menggunakan keadaan yang aku alami ini dengan melakukan tindakan irasional. Walaupun bingung dengan keadaan, aku mendapatkan sebuah jawaban. Jawaban tersebut memang menimbulkan 1000 pertanyaan di benak pikiranku. Kenapa dan apa yang sebenarnya diinginkan olehnya? pertanyaan lama kembali muncul dalam kepalaku. Mengapa aku harus mengalami hal ini? tetapi setelah berpikir jernih, kalimat tersebut berubah menjadi, kenapa bukan aku yang harus mengalami ini?

Aku terdiam, bingung dan tidak tahu harus berbuat apa ke depan. Kehidupan kembali menjadi statis dan entah kenapa tingkat emotionalku semakin tinggi. Hal-hal kecil ataupun besar yang aku tidak pernah pikirkan, sekarang hal-hal kecil pun bisa menyinggung perasaanku. Aku baru menyadari bahwa aku pria yang lemah dan masih sangat labil, meskipun banyak yang berkata bahwa aku termasuk orang yang bisa mengontrol jiwa dan raga.

Aku tidak boleh bersedih, setidaknya tidak di depan umum. Aku kembali menatap cermin dikamarku. Melihat wajahku yang kusam dan tidak ada semangat. Aku pejamkan mataku, lalu kembali membuka kedua mata ini. Aku dapat melihat refleksi diriku dari cermin, yang kini telah kembali tersenyum. Yup, aku telah kembali menggunakan topeng ini untuk kembali bermain sandiwara dalam kehidupan ini. Seperti halnya badut, ia selalu terlihat tersenyum dan membuat orang lain tersenyum, namun tidak ada yang tahu perasaan badut tersebut gimana di dalam hatinya. Wajahnya yang ceria, tetapi hatinya menangis dan menjerit meminta pertolongan teman-temannya.

jeudi 4 juin 2009

Sebuah Kehilangan

Yang aku miliki tidak selamanya, terkadang aku sebagai manusia terlalu mengikuti ego dan hawa nafsu untuk memiliki sesuatu, atau menambah jumlah seseuatu kepemilikin, sehingga aku pasti pernah melakukan hal yang tidak sepaputnya untuk mencapai yang aku inginkan, ketika aku begitu mencintai sesuatu akan terasa sedih ketika kita kehilanganya.Karena setiap manusia pasti pernah mengalami kehilangan. Aku bisa saja kehilangan Materi, Jabatan, kesehatan, kehormatan, kekasih, dan cinta. Bahkan, keberhasilan yang dicapai seseorang.

Banyak reaksi yang aku lakukan saat aku kehilangan sesuatu, mulai dari marah-marah, menangis, menjadi pendiam ataupun justru menjadi pesimistis. Kehilangan adalah sebuah proses mendapatkan dan begitu pula sebaliknya, mendapatkan adalah bagian dari kehilangan. proses ini mengajarkan agar tidak membuat tamak pada realitas dan menyadari hakikat diri sebagai manusia yang memiliki titik nadir pada suatu masanya.

Aku tahu kehilangan memang sesuatu sangat menyedihkan, tapi hal itu adalah sesuatu yang tak seorangpun bisa menghindari. Aku tahu bahwa kita tidak boleh menyesali dan menangisi kehilangan itu, tetapi harus kita renungkan kembali dimana letak kesalahan kita dari tahun-tahun sebelumnya. Aku harus bisa menghitung dan mengukur porsinya, seberapa besar aku kehilangan dan seberapa besar yang aku dapatkan untuk mengembangkan jiwaku menjadi kearah yang lebih baik.

Aku tidak boleh terlena dengan sebuah kehilangan. Aku tidak boleh menangis atau menjerit bila aku tidak tidak bisa memiliki sesuatu. Aku harus dapat berbesar hati dan mempersiapkan diri bahwa suatu saat hal ini pun pasti akan terjadi. Tidak mendapatkan apa yang diinginkan, kehilangan akan sesuatu yang sangat berarti dan berharga, akan membuat aku merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan bisa membuat kita tegar dan membentuk karakterku ke arah yang lebih positif.

Aku yakin kehilangan sesuatu belum tentu meninggalkan kekosongan, karena jejak-jejak dan proses ke arah yang ditinggalkannya tak pernah benar-benar hilang. Aku tahu selama perjalanan, usaha mempertahankan apa yang kita yakini sebelum merasa kehilangan telah membentuk karakter kita. Segala ujian telah kita tempuh, dari kesabaran dan bagaimana caranya kita menghadapi suatu masalah dikala hati kita sedang labil.

Nenek pernah bilang
"Manusia tidak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidupnya.."

Aku harus sadar bahwa aku tak pernah memiliki apapun, dengan itu aku tidak harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika kehilangam sesuatu. Kemenangan hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai.

samedi 30 mai 2009

Goresan Hati

Hati kembali tergores oleh benda yang tajam dan rasa nyeri pun kembali terasa. Langkah yang mana aku lewati, sehingga aku harus merasakan sakit ini kembali? Perasaan yang menguap, yang berbentuk sensitivitas, membuat kita menjadi bukan diri kita. Satu adegan yang bisa menghancurkan kewibawaan, ketenangan dan pengontrolan jiwa. Apa itu berarti aku masih harus banyak belajar agar bisa menekan rasa emosi ini? Sungguh, pemandangan itu membuat aku bereaksi seperti seorang anak kecil.

Aku berlari. Tidak lama, hanya sekitar 30 detik. Namun aku berlari sekuat tenaga dengan perasaan kacau dicampur dengan emosi yang sedang kucoba menahan. Tampaknya, benteng yang aku ciptakan tersebut, akhirnya bobol. Aku tak menyangka, semua itu bisa membuat diriku kehilangan kontrol. Wajahku yang selalu tersenyum dan penuh warna itu, menjadi kusam dan tidak ada semangat. Terhenti dari pijakanku yang jauh lebih cepat dari biasa, aku menundukkan kepala. Menarik napas dalam-dalam, mengatur perasaan dan akhirnya, kututup dengan berteriak kencang.

Aku kembali menjadi seorang anak laki-laki yang lemah. Lemah dan rasanya ingin menangis sekencang mungkin. Kenapa? kenapa efek ini bisa terasa sejauh ini? aku tahu perjalanan yang sebenarnya masih jauh dari kata 'dimulai', hal itu menyadarkan ke diriku, bahwa aku masih seperti yang dulu. Aku kembali berpikir, bahwa ini hal yang aku harus terima dengan ikhlas. Apabila aku masih seperti ini terus, aku yakin hal ini akan bisa menjadi masalah suatu hari apabila aku berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku harus bisa mengatur pikiranku dengan lebih tenang

Ayah pernah bilang
"To train your mind, you must first train your body.."

Terlintas kalimat tersebut dibenakku. Aku menyadari kesalahanku. Pikiranku kembali kacau karena aku terlalu memikirkan hal tersebut. Aku harus lebih rileks, baik pikiran dan badanku. Untuk kembali menjernihkan pikiranku ini, aku harus lebih banyak berolahraga. Yang mana secara langsung, akan dapat membuat kita jauh lebih fresh dan pikiran kita menjadi lebih jernih.

dimanche 10 mai 2009

Tekanan Hidup

Masalah atau tekanan hidup adalah bagian dan kehidupan di dunia dan tidak seorangpun yang dapat mengelakkannya. Hidup di dunia penuh dengan masalah dan tekanan. Usaha yang aku lakukan dengan sekuat tenaga terkadang hanya membuahkan sebuah himpitan yang berat dan bukan menjawab akan suatu pertanyaan namun justru melahirkan pertanyaan baru. Bagaimana supaya aku tetap kuat dan sabar di dalam tekanan hidup yang kian hari kian berat terasa dalam menjalani. Dimana akhir-akhir ini aku merasa, bahwa aku tidak sekuat dulu. Aku tidak bisa menahan rasa penat yang ada di hati. Aku tidak bisa lagi tersenyum ketika dibutuhkan.

Ciri-ciri orang yang dapat dikatakan dewasa, adalah bukan dari umur atau fisik semata. Tetapi dari cara ia memandang kehidupan dan bagaimana caranya mengatasi suatu permasalahan. Aku sadar dan tahu bahwa hidup itu pilihan, namun terkadang, hidup ini tidak memberi aku banyak pilihan. Ada saatnya dengan lapang dada, aku harus bisa menerima semua resiko dan tekanan dalam kehidupan ini. Pertanyaannya, bagaimana caranya agar dapat menyikapi semua permasalahan dan tekanan tersebut dalam era globalisasi seperti sekarang ini?

Ibarat sebuah ban, jika dipompa sesuai ukuran akan bagus untuk digunakan, tapi jika diberi tekanan angin berlebihan akan meledak. Satu hal yang kita tidak boleh lupa, jika ban itu tidak diberi tekanan berupa angin, maka ban tersebut tidak berguna. Demikian juga hidup, tekanan bisa kita jadikan momentum untuk maju, walau selangkah demi selangkah. Umumnya orang yang mampu memanage tekanan hidup akan bersikap lebih dewasa dan akan lebih berarti dalam menjalani hidup. Tapi orang yang tidak mampu keluar dari tekanan, hidupnya biasanya akan jalan stagnan, mundur atau bahkan hancur berkeping-keping seperti ban yang kelebihan tekanan.

Aku selalu bertanya, apa rasa penat yang kurasakan akhir-akhir ini? apakah itu ingin mengatakan ada suatu tekanan yang tak terlihat? atau memang hanya sekedar lewat dan semua akan kembali normal?

Kecemasan tidak jelas yang aku rasakan, aku simpan baik-baik di hati. Aku yakin bahwa hal ini bisa jadi merupakan kekuatan utama yang menggerakkan pada masa kebangkitan diri. Inilah mata air yang memberikan energi untuk bergerak dan bergerak, melangkah tertatih-tatih sembari jatuh dan bangun, meraba dalam ketidakpastian. Namun bagaimanapun jua aku bergerak walau dalam tekanan. Banyak orang yang mengatakan aku terlalu berlebihan. Kembali lagi ke pertanyaan yang pernah kutulis di postingan sebelumnya. "Yang mana lebih sakit? jatuh untuk yang pertama kalinya? atau jatuh untuk kesekian kalinya?"

Aku merasakan, walaupun tidak tertulis dan disebutkan. Aku tahu ada beberapa tekanan yang mengisi hatiku ini. Aku tahu semua mendukung, namun semakin jelas akan hal itu. Justru hal tersebut memberiku tekanan tersendiri. Apakah itu yang kurasakan? Tekanan yang menghimpit pola pikirku? yang membuatku merasa tidak bebas untuk melangkah dalam menjadikan diri ini sebagaimana seharusnya menjadi? Langkah yang gagah penuh percaya diri, menjadi pelan dan dikabuti oleh rasa cemas dan tanda tanya.

Life goes on, apapun yang aku rasakan. Sedih dan bahagia, aku yakin bahwa itu akan menjadi kenangan tersendiri. Tetapi harus diakui, bahwa sebelum mencapai tahap menjadi kenangan, sungguh tidak mudah untuk menjalakannya, terutama seorang diri.

vendredi 1 mai 2009

Smile for Others

Aku melangkahkan kaki dengan pelan menuju tempat dimana aku selalu dapat menikmati angin bertiup sambil memandang langit. Entah ketika langit itu sedang berwarna biru dengan awan putih dan kilauan dari cahaya matahari, ataupun ketika langit sedang gelap disertai kilat dan turunnya air membasahi bumi. Keadaan apapun langit itu, yang pasti ketika aku duduk di tempat tersebut, hatikupun merasakan berbagai perasaan. Baik ketika aku sedang lelah, sedih, bahagia, kangen atau hanya sekedar ingin berpikir.

Aku selalu merasa, ketika aku duduk di tempat tersebut. Aku bisa mengatur keadaan jiwa ragaku. Yang ketika aku senang, aku bisa berbagi rasa senang itu ke orang sekitar disekitar. Berbagi canda tawa dan membuat orang lain tersenyum, memang merupakan keinginanku. Aku selalu memilih agar orang lain terutama mereka yang penting bagiku untul selalu senang. Setidaknya ketika kurva senyuman mereka luntur dengan wajah yang tidak bercahaya, aku akan berusaha membuat mereka kembali tersenyum. Namun apa yang terjadinya ketika keadaan berbalik?

Ketika aku sedang merasakan kesedihan yang kusimpan di dalam hati ini? aku berharap ketika berada di tempat tersebut, akan ada orang yang sedang sedih melewati atau duduk di dekatku. Bukan bermaksud untuk membagi dan saling bercerita rasa sedih itu, tetapi ketika aku melihat orang (khususnya yang penting bagiku sedih) entah kenapa perasaan sedihku hilang, kurva senyumanku akan muncul.

Aku menyadari terdapat keanehan dari penjelasan diatas, namun jangan salah paham. Aku tersenyum bukan karena ada yang sedih atau lebih menderita dariku. Tetapi melihat keadaannya yang sedih, aku pasti akan berusaha untuk ceria dan mencoba menghiburnya. Lebih baik aku yang sedih ketimbang mereka sedih. Namun akhir-akhir ini, aku merasakan menjadi orang yang lemah. Aku mulai kehilangan kelebihan tersebut, apa karena masalah yang kuhadapi sekarang sudah bertumpuk? atau memang jiwa ragaku sedang berada pada stagse sensitif?

Nenek pernah bilang
"False tears are capable of hurting other people, false smiles are capable of hurting one's self"

Aku teringat akan kalimat diatas, apa yang tertulis ternyata benar. Setidaknya seorang gadis mengingatkanku, bahwa tersenyum ketika kita sedih memang bagus, tetapi itu dapat melukai diri sendiri. Memperlihatkan sisi asli kita, memang bukan hal yang negatif. Ketika kita sedih, kita harus dapat menunjukan bahwa kita sedih.
Aku selalu mencoba untuk menutupi perasaan ini, tetapi rasa khawatirku selalu ada. Berapa lama aku dapat bertahan dalam kondisi seperti ini? Yang pada akhirnya, aku harus sadar bahwa sebenarnya "i'm not okay".

dimanche 26 avril 2009

Kata dalam Kata

Perkataan adalah bagian yang sangat penting dari kehidupan kita. Jika tidak ada kata-kata, kita akan kehilangan banyak hal dalam hidup ini. Bagaimana kita akan bermain bola dengan membisu? Bagaimana jika tak seorangpun bersorak, dan tak seorang pun memberi tahu posisi pemain itu? Ini akan menciptakan banyak masalah, bukan?

Dalam hidup, pasti kita akan selalu membuat sebuah perkataan dan merangkai kata menjadi sebuah perkataan yang tersalur dalam lisan dan tulisan kita. Kekuatan kata terutama dibentuk oleh muatan pikiran yang dkandungnya serta kadar emosi yang menyertai kata itu saat ia lepas dari mulut atau pena. Pikiran-pikiran yang kuat tersusun secara sistematis dalam logika, terbangun dari kerangka referensi yang luas, solid, integral, dan terekam secara jelas – sejelas matahari dalam benak, sudah pasti akan menemukan bentuk-bentuk ungkapan-nya sendiri yang unik dan mempesona saat ia meluncur dalam ucapan atau mengalir dalam tulisan.

Perkataan dan kata yang hidup dan berhasil terhadap impian kita, Perkataan kita dapat membangun atau meruntuhkan impian kita. Perkataan negatif, yang melemahkan, tidak berpengharapan akan memimpin pada situasi negatif, melemahkan dan tidak berpengharapan. Perkataan positif, yang membangun, membesarkan hati akan memimpin pada dukacita dan damai sejahtera dan hasil positif. Ketika kita berjalan menuju penggenapan rencana, kita harus mengucapkan kata- kata yang hidup dan berhasil untuk hidup kita.

Perkataaan adalah penting dalam banyak cara lain juga. Perkataan dapat menolong kita merasa senang atau sedih tentang diri kita sendiri. Bagaimana perasaan kita jika seseorang mengatakan bahwa kitalah Orang yang terhebat di dunia Sebaliknya, bagaimana perasaan kita jika kita diolok-olok karena kita paling bodoh sedunia, Kata-kata yang diucapkan tentang diri kita, baik ataupun buruk, pasti mempengaruhi perasaan kita. Orang yang sangat bijaksana tahu pentingnya memilih kata-kata yang tepat. Ia menulis beberapa kali tentang kerugian yang disebabkan oleh kata-kata yang diucapkan dengan asal.

Itulah sebabnya, kata merupakan salah satu indikator yang paling akurat untuk mengukur kadar keluasan wawasan dan kedalaman pengetahuan seseorang di satu sisi dan di sisi yang lain, warna dan jenis kepribadiannya. Kata yang tertulis mungkin lebih banyak menunjukkan wawasan dan pengetahuan seseorang dibanding warna dan jenis kepribadiannya. Tetapi, kata yang terucap dapat menunjukkan wawasan dan pengetahuan serta kepribadian seseorang sekaligus.

Kata-kata yang baik sangat berharga, dan tidak mahal.Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati Kata-kata dapat menyakiti. Kata-kata yang salah dan negatif dapat melukai kadang-kadang dengan sangat dalam. Namun kata-kata juga dapat membangun harga diri, menciptakan persahabatan, memberikan harapan, membangkitkan semangat. Kata-kata juga dapat menyembuhkan dan mendorong prestasi.kita hidup bukan berdasarkan kebenaran tentang diri kita sendiri, tetapi berdasarkan asumsi-asumsi yang ditempelkan lingkungan kita. Perlu kita ketahui, setiap satu perkataan negatif, diperlukan lima perkataan positif untuk meredamnya.

dimanche 19 avril 2009

Broken Rain

Aku bangkit dari duduk kembali berdiri. Tak terasa, begitu pembawa acara mengatakan bahwa ini akhir dari pertemuan tersebut, tiba-tiba kepalaku pusing, badanku terasa pegal dan kakiku mulai kembali ngilu. Dimana memang sejak pagi, kondisi tubuhku sudah tidak 'fit' dan semua yang kusebut diatas sudah menunjukkan kegajalanya, namun begitu perjalanan dimulai entah kenapa semua itu hilang, seakan-akan mengerti keadaanku yang harus 'fit' berhubung semua acara ini menjadi tanggung jawabku.

Orang-orang langsung bersalaman, berpelukan dan bertukar pikiran. Sedangkan aku hanya berdiri memandang kebawah tanpa bergeming. Aku mencoba mengatur kondisi fisikku, dimana tugasku belum tuntas. Dari atas, aku dapat melihat wajah-wajah yang berseri, menikmati hari tersebut dengan mempertunjukkan senyuman yang lebar. Aku mengangkat tangan, melihat waktu. Lalu memberikan aba-aba pada yang lain, bahwa kita harus kembali melanjutkan perjalanan pulang, berhubung langit sudah kelihatan gelap dan tidak bersahabat.

Terdapat sebuah percakapan antara 2 insan.
X : "All i need is a simple answer, yes or a no?"
Y : "Yes!"
terdiam sejenak.
X : "Thank u"

Sebuah jawaban 'Yes' seharusnya menjadi kalimat pembuka jalan yang akan membawa kita ke hal yang positif. Aku tahu suatu saat aku akan berhadapan dengan keadaan ini, dimana memang aku sudah berlatih dan meng-estimasi sejauh apa hal ini akan memberi dampak ke diriku. Walaupun aku sudah merasa kuat dan bisa menerima semua keadaan apabila hal-hal yang kuinginkan berputar menjadi negatif. Namun ternyata, pukulan dalam realita, lebih kuat dari yang aku antisipasikan. Sehingga, tidak ada kata yang terucap dari bibirku ini, aku hanya terdiam, dibawah langit yang kini mulai meneteskan air mata.

Air mulai berjatuhan dari langit secara perlahan-lahan, semua berlari mencari tempat perlindungan. Aku tetap berjalan selangkah demi selangkah dengan pikiran kosong, tanpa menghiraukan gerimis. Pikiranku hampa, aku semakin tidak mengerti akan pertanyaan yang terlintas dalam benak pikiranku. Semakin dekat dan majunya hari, seharusnya aku menemukan satu persatu dari jawaban pertanyaanku, namun yang aku rasa, pertanyaan tersebut justru berkembang menjadi lebih banyak dan semakin menusuk. Aku menengadahkan kepala melihat langit yang mana hujan mulai turun deras. Aku menarik napas panjang lalu berlari mencari tempat berteduh. Langit menangis deras, seakan-akan memberikan gambaran apa yang kurasakan.

"I'm full of blood, but still breathing"

lundi 13 avril 2009

Seuntai Harapan

Sejak dilahirkan semua orang memiliki harapannya sendiri, bahkan sebuah embrio pun punya harapan untuk dilahirkan menjadi manusia, setelah lahir bayi sekalipun punya harapan untuk hidup bahagia. Kita semua mempunyai cita-cita, dan diiringi cita-cita atau impian menjadi sukses kita akan akan berfikir mengenai harapan untuk menjadi sukses. Kita harus hidup dengan harapan, Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Meski ia tidak nampak tapi sebetulnya ia adalah kekuatan yang amat besar. Dengan harapan, kita bisa melakukan apa yang kita mau. Kita juga mau menunggu sepanjang apapun itu jika masih ada harapan di hati.

Sikap apatis, hopeless, putus asa, putus harapan, adalah bagian yang wajar dari kita sebagai manusia, tidak ada yang salah, normal saja. Tetapi terus menerus memelihara sikap tersebut adalah salah besar. Seharusnya kita tetap optimis, tetap penuh harapan, suatu saat akan ada perubahan ke arah yang lebih baik. Memang betul, kenyataan belum tentu sesuai harapan. Teapi yang pasti kalau kita terus menerus putus asa, apatis, keadaan tidak akan berubah menjadi lebih baik. Harapan ada bermacam-macam bentuk. Ada harapan yang dapat diterima oleh akal sehat, sampai harapan yang muncul dari khayalan dan fantasi yang tercipta dari pikirannya sendiri. Ada juga harapan yang kesannya tidak mungkin terjadi tetapi dapat terjadi dan terwujud. Banyak pekerjaan besar bisa diselesaikan oleh sedikit orang karena adanya harapan. Harapan mengembangkan ketekunan dan sikap pantang menyerah, Harapan selalu dapat menopang kehidupan orang percaya yang telah patah semangat dan tak berdaya.

Harapan itu akan datang kalau kita memang punya kesempatan. Begitulah biasanya orang-orang berbicara tentang harapan. Menurut kebanyakan orang, harapan itu akan ada kalau kita memang punya kesempatan.

Nenek pernah bilang.
"Harapan memang bukan segalanya, tapi dia adalah awal dari segalanya."

Maka oleh sebab itu, kita tak boleh berhenti untuk berharap. Kita tak boleh kehilangan keyakinan bahwa hasil yang kita dapatkan sesungguhnya berbanding lurus dengan usaha yang kita lakukan. Dan salah satu usaha itu adalah memantapkan fondasi bangunan harapan kita. Kenyataannya, kita sering kehilangan pegangan ketika kita kehilangan harapan. Begitu harapan itu sirna, tiba-tiba saja kita kehilangan energi yang menghidupi semua aktivitas kita. memiliki harapan adalah pengalaman emosi yang sangat manusiawi. Lahir dari proses tak sadar disaat menvisualisasikan tujuan, lalu dalam sepersekian detik terbentuklah satu keinginan harapan dapat melahirkan motivasi.

Harapan ialah keinginan yang ingin dicapai oleh hati kita dan harapan adalah sesuatu yang membuat kita biasanya bertahan didalam rintangan harapan adalah sesuatu yang menakjubkan. harapan akan membuat kita tetap tegak dan menatap jauh ke depan saat begitu banyak tantangan yang kita hadapi. harapan akan menunjukan arah kepada kaki-kaki kita walaupun kita tidak dapat melihat jejak-jejak. harapan ialah keinginan yang ingin dicapai oleh hati kita dan harapan adalah sesuatu yang membuat kita biasanya bertahan didalam rintangan, harapan selalu memperlihatkan pada orang percaya bahwa di ujung jalan yang gelap ada terang, Kita belajar memupuk harapan dengan cara yang sama kita belajar berjalan, langkah demi langkah.

lundi 6 avril 2009

Long Weekend

Apa sih yang hendak dilakukan ketika pada hari-hari biasa, selalu penuh dengan aktifitas dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari dan tiba-tiba kita memiliki waktu yang cukup lama, bebas dari semua aktifitas tersebut? Aku rasa semua insan di dunia itu akan merasa bahagia, lepas dari beban yang berada di pundak tersebut, walaupun hanya untuk sementara. Tetapi apakah benar demikian? Kurasa tidak.

Memang perasaan penat yang memenuhi hati karena aktifitas sehari-hari, bisa membuat kita kehilangan semangat atau gairah hidup. Oleh sebab itu terdapat hari-hari dimana kita dapat mengistirahatkan otak kita dengan melepaskan semua pikiran mengenai aktifitas kita tersebut. Sehingga, setelah istirahat dengan cukup maka kita dapat berpikir lebih jernih lagi. Namun apa yang terjadi ketika kita yang sudah terbiasa dengan aktifitas sehari-hari, tiba-tiba kita berdiam diri tanpa aktifitas yang pasti? sudah pasti, kita akan merasa kehilangan sesuatu bukan?

Minggu ini, aku diberi waktu selama 4 hari untuk menenangkan pikiranku dan melepaskan segala pikiran tentang aktifitas-aktifitas yang memang akhir-akhir ini aku merasa sedikit jenuh. Aku tahu, bahwa perasaan jenuh ini hanya menginggap sementara, tetapi akan bahaya efeknya ketika perasaan jenuh itu kita pelihara. Sehingga dengan adanya 4 hari kosong dimana aku bisa menikmati dan melepaskan rasa lelah ini, akan membuat pikiranku kembali jernih dan semangat untuk menghadapi masalah yang ada

Aku senang diberi kesempatan untuk berdiam diri dirumah sambil menikmati perbincangan-perbincangan hangat dengan orang tua dan kakak adikku yang harus kuakui bahwa ketika aktifitas sudah kembali berjalan, maka hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan ketika di akhir pekan, walaupun pada faktanya pada akhir pekan tersebut, ada beberapa hal atau aktifitas yang harus kita lakukan dan keluar dari rumah. Tetapi yang pasti, aku akan selalu mengingat kutipan ayahku, "Enjoy every seconds of your life..."

lundi 30 mars 2009

S-A-B-A-R

Ejaan hurup SABAR terdiri dari lima hurup S - A - B - A - R adalah sebuah kalimat yang sederhana untuk terucap, dan mungkin kita akan sering berujar pada kata ini. Kata ini memang sangat indah dan mudah untuk diucapkan secera lisan. Tapi Kata Sabar sangatlah sulit ketika kita menjalaninya. kala ujian, cobaan,dan musibah beruntun datang menghampiri. maka terkadang Sabar lah suatu solusi yang bisa kita AMBIL.

Dengan sabar kita bisa melihat sebuah peringatan didalamn sebuah masalah, ada hikmah menyertainya sebuah masalah "Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan" karena sesungguhnya semua ujian, cobaan, dan musibah yang menimpa kita.. Sabar.. adalah menahan keinginan dan mengendalikan diri untuk melaksanakan sesuatu yang dikehendaki / ditetapkan syara' dan akal sehat, atau menahan diri untuk menjauhi sesuatu yang dilarang.

Terkadang orang bilang "sabar orang itu ada batasnya" adalah sebagai batas kemampuan seseorang dalam berdaya dan berupaya untuk menyelesaikan permasalahan sudah metok, habis, segala yang diketahui tak lagi mampu menjawab, semua solusi mandul, semua jalan sudah tertutup dan tak ada lagi jalan keluarnya, jelasnya orang tersebut tidak lagi mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya atau habis dan sirna ketangguhannya.

Ayah pernah bilang
"Sabar itu tidak mempunyai ujung, sabar itu tidak memiliki batas.."


Sabar itu tidak memiliki batas, apabila ketika kita coba menahan emosi yang sedang melanda hati, namun pada akhirnya meluap. Pada intinya berarti kita tidak sabar. Karena sabar itu harus menahan amarah dan emosi agar tidak meletus.

Untuk bisa menjad sabar tidak ada proses yang instant, tak ada yang tiba2x menjadi sabar atau tiba2x menjadi ikhlas, semuanya perlu waktu, kesadaran, dan pembelajaran terus menerus. Sampai akhirnya ia melekat dalam diri kita dan menjadi karakter kita. Seperti bernafas, kita tak berfikir saat kita bernafas. Demikian halnya dengan karakter yang telah melekat pada diri kita. Kesabaran, keikhlasan, dan sifat baik lainnya. Akan mengalir saja, jika ia telah melekat dalam diri kita.

Dengan mempunyai sifat sabar kita bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan berkharisma. dan dengan sabar kita bisa menyelesaikan masalah dengan solusi yang tepat. Dan kita tidak hanya memikirkan hasil akhir, kita juga menikmati proses terjadinya. Jadi tidak ada salahnya kita bersikap sabar. Walau memang mencoba menjadi sabar adalah hal yang luar biasa susah, tetapi bukan tidak mungkin. Untuk kehidupan yang lebih baik, dan bersabar untuk meraih kesukesan.

jeudi 19 mars 2009

Lakukan Sekarang!

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memulai sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami, akibatnya menunda-nunda waktu untuk memulai. Kesempatan-kesempatan kecil untuk memulai sesuatu dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga.

Memulai sesuatu bukanlah barang mudah. Termasuk memulai sebuah pekerjaan. Apalagi jika kita pernah menjalani pekerjaan lain sebelumnya. Memulai dari nol merupakan sebuah langkah yang sangat berat. Walau pepatah bilang bahwa orang yang sukses itu adalah orang yang selalu mampu bangkit ketika terjatuh, namun dalam implementasi hal itu sangat sulit dan komplek. jika seseorang itu sudah berpengalaman dan memiliki tekad dan keyakinan baja untuk terus maju maka hal itu bisa kita buat sebagai momentum untuk melakukan sesuatu atau merubah sesuatu.

Memulai sesuatu sama dengan melakukan sesuatu yang baru atau melakukan perubahan ,ternyata berubah itu tidak mudah. benar kata orang, perubahan itu sesuatu yang cenderung akan dihindari oleh kita, apalagi jika sebelumnya dalam status quo kita cenderung untuk menjadi enak dan tidak disusahkan. kita terlalu menikmati zona nyaman kita, dan pada saatnya kita harus berpindah atau keluar dari zona nyaman, seketika kita akan cenderung untuk menolak atau enggan, ataupun jika kita memang sudah keluar dari zona nyaman itu, kita cenderung untuk menikmatikenyamanan yang kita miliki. kita semua sesungguhnya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau melakukan sesuatu, dan itu dapat dimulai dengan langkah tanpa biaya: merubah cara pandang. Kita semua mampu, tapi tidak semua mau.

Nenek pernah bilang
"Berpikir sebelum melangkah memang wajib, namun ada kalahnya kita harus berani mengambil langkah pertama terlebih dahulu maka jawaban lainnya akan ikut mengalir"


Perubahan dan memulai sesuatu yang baru adalah hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Jika kita memiliki kemampuan untuk beradaptasi, maka kita tidak begitu kesulitan membaca perubahan-perubahan yang sedang terjadi dan bagaimana menyikapiperubahan-perubahan itu dengan kreatif. Berani,kesediaan mengambil resiko gagal. terkdang kita selalu menunda-nunda akan apa yang akan kita kerjakan, malah hal itu lah yang membuat kita terkadang tidak berbuat apa-apa.

Jika kita hidup hari ini ibaratkan sebuah buku, maka buku tersebut hanya berisikan tiga lembar. Hari kemarin, hari ini dan hari esok. Betapa hebat hari kemarin itu telah berlalu. Tidak ada satupun yang dapat kita lakukan untuk mengubah sesuatu yang telah berlalu. Hari esok juga diluar jangkauan kita. Jika kita ingin berhasil dalam hidup ini, kita harus menaruh perhatian kita pada apa yang sedang terjadi hari ini, sekarang, Ungkapan yang menggambarkan hari ini, sekarang, adalah modal dan sesuatu yang sangat berharga.

Aku mempelajari banyak hal. Yang penting dan utama dari kehidupan bukan hasil, namun proses yang dilakukan. Selama proses menuju tujuan kita, disanalah jiwa raga kita bergerak. Disanalah berbagai masalah dan rintangan hidup akan datang yang tentu akan membuat kita semakin bersyukur dan menjadi lebih dewasa. Kesabaran yang sebenarnya baru akan dimulai ketika kita sudah mulai terasa emosi. Yang pasti, kehidupan ini hanya sekali. So.. 'enjoy every second of ur life'.

Pahit buruk atau senangnya suatu kenangan, namun akan menjadi sesuatu yang sangat berharga ketika suatu hari nanti kita akan melihat kembali ke belakang.

mardi 10 mars 2009

Prasangka

Manusia terbelenggu dalam prasangka sejak bangun tidur hingga tidur lagi. Manusia tidak bebas dari prasangka sejak lahir dari liang rahim hingga masuk liang kubur. Manusia bisa berprasangka terhadap apapun, prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta. Saat ini cenderung orang mengedepankan prasangka di banding dengan fakta yanga ada.

Memang tidak mudah melepaskan baju prasangka setulus tulusnya. Kita harus menyamakan persepsi untuk sebuah pemahaman. Karena sungguh tidak nyaman begitu kita menjadi korban sebuah prasangka. karena ketidak nyamanan jika kita terkena prasangka, maka akan lebih baik jika kita menjauhkan diri dari sikap yang selalu berprasangka. prasangka sering mendatangkan petaka adalah kalimat yang cocok penyesalan biasanya datang menyusul di belakang itu. Begitu banyak masalah dan problem di dunia ini muncul karena prasangka maka butuh kedewasaan dalam mengendalikan pikiran agar kebiasaan berprasangka tidak kita layani begitu saja dan sedapat mungkin kita hilangkan. Kita ganti dengan berfikirpositif sekaligus hati-hati dengan demikian memungkinkan hubungan kita dengan orang lain akan menjadi harmonis dan membahagiakan.

Ketika kita memandang sesuatu persoalan, tanggalkan prasanka-prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu yang nyaman dipakai namun tak dapat digunakan untuk berjalan. Ia memberikan jawaban sebelum anda mengetahui pertanyaannya. Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah bila kita tak paham akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak di hadapan, kita terima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret kita ke ujung jalan yang lain. Munkin kita merasa aman dengan prasangka kita. Namun sebenarnya ia berbahaya di waktu yang panjang. Bila kita telah mampu melepaskan prasangka, kita akan menemukan pandangan ruang lebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah dan jalan yang lebih lebar. Bila kita mengenakan kacamata, maka yang melihat tetaplah mata kita, bukan kacamata kita. Dan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata. Bukan yang terpantul pada cermin kacamata kita. Demikian pula halnya dengan diri kita, yang sesungguhnya melihat adalah hati melalui mata kita. Prasangka itu adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati sehingga kita tak mapu melihat dengan baik. Usaplah prasangka sebagaimana kita menyingkirkan debu dari kacamata karena keinginan kita untuk melihat lebih jelas dan jernih lagi.