dimanche 27 janvier 2008

Badan Kaku

Kembali lagi kurebahkan tubuhku di sesuatu yang empuk. Suatu benda yang menurutku adalah ciptaan manusia yang sangat berguna dan nikmat pula. Tempat tidur. Disana aku berbaring, melepaskan otot-ototku yang tegang dan lemas.
Aku jatuh sakit, belum lama ini tubuhku jadi lemas dan tak henti-hentinya diriku batuk. Suhu badan yang tiba-tiba naik beserta lemasnya kedua kakiku, membuat aku jadi malas utk melakukan segala kegiatan di hidup ini.

Banyak kuhabiskan waktu diatas tempat tidur, sambil memainkan jari diatas 26 anak kotak yang terus kuketuk secara perlahan-lahan. Sakitku ini banyak manfaatnya, dengan diriku yang terpaku diatas tempat tidur, membuat diriku menjadi lebih bersyukur dan berpikir atas kekuasaan Allah.

Kucoba baca ulang lagi naskah ke 2 ku yang sudah jadi dan siap kukirim ke penerbit. Pada awalnya aku ingin mengirimnya lewat dunia maya, tetapi berhubung sekarang sudah menetap di Indonesia, aku memutuskan untuk memberi naskah tersebut sambil bertatap muka.
Merasa diriku yang jenuh dengan tidur, kuronggoh ponselku dan mulai memainkan jariku diatas 9 anak kotak untuk membentuk sebuah pesan.

samedi 19 janvier 2008

Sebuah lubang

Aku selalu merasa dalam diriku ini ada sebuah lubang. Lubang yang cukup besar untuk membuat perasaan di hati tidak tenang dan gundah. Sudah beberapa tahun ini aku mencari jawaban tersebut. Jawaban yang dapat menutup lubang itu. Tetapi masih tidak tahu harus mulai darimana mencari.

Nenek pernah bilang.
"Segala sesuatu yang dicari, sukar utk ditemukan. "

Apa benar seperti itu? Pertanyaan tersebut yang selalu yang terlintas dalam pikiran.

Seperti halnya cinta. Dikala kita sedang mencari seseorang yang kita bisa berikan rasa cinta. Selalu saja disaat bersamaan kita akan merasa orang-orang menjauhi kita. Padahal kemungkinan besar semua itu hanya sebuah sugesti. Sebuah rasa takut yang berlebihan. Namun disaat kita tidak terlalu memikirkan, disitulah pintu hati akan diketuk seseorang. Dimana perasaan selanjutnya bisa membawa kita tertawa bahkan nangis disaat bersamaan.

Setidaknya itulah yang kurasakan dan alami.

Kehidupan ku di Paris telah berakhir. Tak terasa hampir 4 tahun aku menjalankan hidup di Prancis, jauh dari orang tua, teman-teman dan segalanya. Kisah asmara yang hampa, walaupun pada saat itu seorang gadis pendiam sempat menarik perhatiaanku. Namun entah kenapa dihatiku seperti menolak, dimana aku mendapatkan kesempatan untuk mengekpresikan perasaan tersebut disaat aku akan pulang. Kesempatan yang ada di depan mata, kubuang jauh-jauh. Aku sempat berpikir kenapa aku melakukan tindakan itu? Namun akhir-akhir ini aku menemukan jawaban untuk memperkecil lubang tersebut.

jeudi 10 janvier 2008

Memori Menunggu

Menunggu akan sebuah jawaban merupakan pekerjaan yang sangat jenuh. Sekilas, menunggu adalah hal yang gampang untuk dilakukan. Walaupun pada kenyataan bahwa orang yang berpikiran seperti itu, memberi tanda bahwa ia tidak pernah menunggu sebuah jawaban.

Beberapa bulan ini pekerjaanku yang tetap adalah menunggu. Baik menunggu jawaban dari Universitas, menunggu hingga waktu kita untuk mulai bergerak, masalah asmara dan masih banyak lagi. Menunggu sesuatu yang tidak tahu kapan menerima sebuah penjelasan, jelas akan lebih jenuh dan capek ketimbang mengerjakan sesuatu yang rumit.
Setidaknya itulah yang kualami sekarang. Aku tidak mempunyai aktifitas apapaun, pekerjaanku hanyalah dirumah dan menemani/mengantar ibu pergi apabila perlu. Tetapi selain itu, apa yang kulakukan 7 hari penuh tersebut? secara spesifik tidak ada kegiatan yang tetap. Tetapi setiap hari, akan ada saja sesuatu yang kita kerjakan dan tidak terasa hingga beduk magrib.

Saat-saat seperti ini sebenarnya banyak nilai plus yang bisa kupetik. Yang pasti menjadi pengangguran itu sungguh tidak sangat enak. Pikiran kering, rambut jadi keritik, hati yang gelisah. Dengan pengalaman pengangguran yang kumiliki, yaitu pertama aku menganggur 1 tahun ketika aku baru lulus SMU, hingga aku kuliah di Prancis.
Suatu keadaan yang membuatku balik ke Jakarta utk lanjutkan kuliah membuat diriku kembali menganggur. Dan disinilah sebuah penantian membuat diriku gelisah.

Akhirnya rasa kegelisahan itu hilang. Setelah menunggu jawaban dari Universitas Indonesia selama 6 bulan. Kuperolah jawaban yang positif. Mereka mengabulkan diriku dengan syarat-syarat untuk transfer dan melanjutkan studiku di kampus tersebut, walaupun banyak mata kuliah yang terpotong dan harus kuambil ulang.

Kuyakin semua ini ada nikmat dan arti terselubung. Mungkin nikmat tersebut tidak akan kutemukan secara sadar, tetapi aku yakin akan ada manfaat di masa depan.

vendredi 4 janvier 2008

A New Beginning...

Dua ribu tujuh telah menutup hari, kini kita sudah memasuki tahun 2008. Apa yang hendak akan berubah di tahun yang genap ini? Apakah kehidupan akan semakin menarik atau membosankan?

Aku rasa banyak hal yang akan terjadi di tahun 2008 ini. Entah mengapa sesuatu di dalam diriku mengatakan hal demikian. Walaupun pada faktanya hanya tanda tanya yang menyelimuti hati tersebut. Berawal dengan aktifitas yang kosong, aku kembali termenung di dalam kamarku menatap langit-langit yang hanya dihiasi satu buah lampu neon. Cahaya lampu tersebut memancar begitu terang, sampai membuat diriku berpikir kembali. Apakah kehidupanku akan dipenuhi oleh cahaya yang terang seperti lampu ini? atau justru cahaya tersebut akan meredup.

Aku tidak tahu masalah apa yang menantiku di depan, namun akupun tidak tahu kejutan-kejutan apa yang akan muncul dan membuat kurva senyumanku kembali menghiasi hidup. Resolusi tahun 2008 ini pun tidak banyak bedanya dengan tahun sebelumnya. Aku ingin menjadi orang yang lebih sabar menghadapi cobaan-cobaan yang akan menimpaku. Menjadi orang yang sabar merupakan salah satu cita-citaku dari dulu. Aku ingin membuat orang-orang disekitarku terutama yang penting buatku untuk tersenyum.

Banyak hal yang ingin kucapai di tahun ini. Prestasi yang gemilang dan melanjutkan kembali sebuah cerita fiksi yang sudah kutulis dari pertengahan tahun yang lalu. Ingin aku menghasilkan sesuatu yang bekas, sesuatu yang nantinya akan menjadi kenangan tersendiri.

nenek pernah bilang...
"Life is Fun Because You Don't know what will happen next"

Kembali teringat akan kutipan tersebut. Simpel namun sangat bermakna. Hidup ini menarik karena kita tidak tahu apa yang menanti. Dengan penuh tanda tanya dan hati yang tegang, namun kita jalani hidup ini dengan sabar, rama dan senyum penuh berkah menanti kejutan-kejutan apa yang akan diberikan Allah SWT dalam kehidupan kita ini.