mardi 27 janvier 2009

Sikap Menghargai

Cenderung dewasa ini kita sering lupa untuk menghargai sesama kita, terkadang kita selalu ingin untuk dihargai, tanpa mau menghargai orang lain. Di lingkungan, kita ingin dihargai sesama teman-teman, dijalan kita selalu mau dihargai orang lain tanpa mau menghargai orang lain. pernah kah anda bertanya pada diri sendiri, bagaimana mau dihargai oleh orang lain kalau kita tidak menghargai orang lain terlebih dahulu. Lalu kemana sikap saling menghargai Bangsa Indonesia Hilang?

Hal ini selalu aku pertanyakan kediriku sendiri ketika aku merasa, diriku kurang dihargai oleh orang lain. Aku selalu bercermin, dimana letak kesalahanku sehingga orang berlaku kurang sopan terhadapku? Namun pertanyaan itu terjawab. Aku kini mengerti mengapa orang berperilaku seperti itu terhadapku, mungkin sebagian dari mereka bersikap seperti itu karena aku tidak menghargainya, tetapi disisi lain karena hubungan kita terlalu dekat. Sehingga batas-batas yang seharusnya ada mulai memudar karena kedekatan tersebut.

Aku selalu menghargai pendapat orang lain. Meskipun orang tersebut jauh lebih mudah daripada diriku. Sifat itu memang sudah ada dari dulu, bukan hanya baru timbul karena kehidupan yang harus aku jalani sekarang. Namun aku selalu berpikir, setiap pemikiran orang akan memiliki sudut pandang yang beda. Begitulah apabila ada yang memberi pendapat, baik dia lebih muda dariku pun, aku anggap ini akan membuka pandanganku agar lebih luas dan pemikiranku menjadi lebih 'open minded'

Bagaimana cara memulai menghargai orang lain?
Carilah kelebihan-kelebihan setiap orang yang kita temui maka kita akan melihatnya sebagai orang yang berharga. Kita pun bisa menghargai sebagai sesama manusia atau sesama ciptaan tuhan, janganlah terus memancarkan keakuhan diri kita, merasa kita lebih pandai, lebih pintar, lebih kaya atau lebih segala-galanya. Coba kita pikirkan apakah kita bisa disebut lebih pintar kalau tidak ada orang yang bodoh? Atau walaupun kita kaya ketika kita membutuhkan makanan, mungkinkah kita membuat masakan sendiri, misal kita ingin makan nasi kita harus membeli dari pedagang yang ada, atau membeli pada restoran yang ada. hal ini menjelaskan bahwa walau kita punya harta, ilmu tapi kita masih membutuhkan orang lain bukan.

Dari hal tersebut, kita bisa belajar untuk saling menghargai sesama kita, apakah beberapa alasan tersebut tidak menggugah kita untuk menghargai orang lain, Kalau sudah tidak ada lagi alasan bagi kita untuk menghargai seseorang, bisa jadi memang diri kita tidak berharga. Kata orang sih agak sulit menghargai orang lain. Bisa jadi pendapat ini benar. Karena secara fitrah, manusia selalu ingin "dihargai", bukan "menghargai". Artinya, manusia itu benar-benar egosentris. Dia selalu ingin "difahami", namun jarang sekali berusaha untuk "memahami". Akibatnya, berat untuk hormat dan menghargai orang lain.

Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika kita mau menghargai orang lain:
kita bisa saling membantu, saling menguatkan, dan saling menguntungkan sehingga hidup menjadi lebih menyenangkan karena untuk mendukung kesuksesan kita butuh untuk bisa menghargai orang lain.

mardi 20 janvier 2009

Batas Kagum

Aku yakin hampir seluruh insan di muka bumi ini pernah merasa kagum terhadap orang lain. Baik orang tersebut lebih mudah dari dia, pintar atau lebih tua dari dia. Kekaguman itu muncul rata-rata, karena orang tersebut dapat melakukan suatu hal yang kita tidka bisa lakukan. Sehingga kita merasa kagum dan mengakui kehebatannya, karena hal itu tidak bisa kita gapai dengan tangan sendiri. Rasa kagum itu perlu dan wajib ada dalam setiap diri manusia, dengan ada kekaguman terhadap orang lain, kita menyadari satu hal, yaitu diatas langit pasti ada langit. Atau kalimat mudahnya, diatas orang hebat pasti ada yang lebih hebat.

Pembahasan yang muncul di benak kepala mengenai kekaguman ini, sejauh apa sih pengaruh rasa kagum kita ke orang lain itu bisa mempengaruhi diri kita? Akan kita lebih semangat untuk berusaha agar bisa melakukan apa yang dia lakukan, atau justru menerima nasib saja? Pertanyaan terbesar ketika kita merasa kagum khususnya terhadap lawan jenis. Apakah betul itu masih sekedar rasa kagum? ataukah sudah berubah menjadi sesuatu hal yang lebih dimana hati bisa terasa meringis ataupun bahagia?

Apabila kita kagum terhadap seseorang, tidak aneh apabila kita selalu menatap gerak geriknya. Sosok dia, adalah sosok yang kita kagumi, dan kita ingin bisa melakukan apa yang dia bisa lakukan. Tanpa menyadarinya, kita akan memerhatikan orang tersebut secara lebih spesifik. Apa yang terjadi ketika kita menatap dan memerhatikan orang tersebut secara terus menerus dengan rasa kagum yang selalu berkembang di hati? aku yakin perasaan kagumpun perlahan-perlahan akan berubah menjadi perasaan yang nyaman di hati. Tentu hal ini hanya bisa dirasakan apabila kita menggagumi lawan jenis.

Pertanyaan terbesar ketika kita sudah mulai jatuh ke dalam lubang kekaguman lawan jenis. Dengan sendirinya kita ingin lebih banyak berbicara atau ingin lebih mengenal sosoknya. Tanpa disadari perasaaan kagum terhadap orang tersebut menjadi perasaann suka, tetapi bagaimana cara kita menyadari akan hal itu? Kadang-kadang hal itu kita gak sadari, tetapi tiba-tiba begitu ia tidak berada di dekat kita, entah kenapa resah hati pun mulai terasa makin piluh.

Memang tidak ada yang bisa memastikan apakah rasa kagum tersebut sudah positif berubah menjadi rasa suka. Apalagi ketika kita mengaggumi seseorang yang sudah pasti kita tidak bisa menggapainya, dan dari awal kita sudah tahu akan hal itu karena orang yang kita kagumi sudah ada yang memiliki. Namun, hal itu tidak menahan hati untuk tetap menyimpan perasaan yang mendalam. Kejadian seperti ini, akan membuat kita sadar lebih cepat ketimbang kita menggagumi seseorang yang statusnya pun masih sendiri.

apabila orang yang dikagumi itu masih berstatus 'sendiri', aku rasa cukup mudah bagaimana caranya agar kita tahu bahwa kata 'kagum' tersebut sudah berubah menjadi kata 'suka'. Ketika melihat ia tertawa atau terlihat dekat dengan orang lain, sedikit lebihnya getaran listrik akan mengalir di tubuh.

mardi 13 janvier 2009

Berani Kalah

Akhir-akhir ini aku merasakan bahwa zaman sekarang persaingan dari segala bidang semakin ketat? Menurutku persaingan itu perlu, karena dengan adanya persaingan tersebut, maka akan memicu diri kita untuk melakukan yang terbaik, sehingga tenaga terpendam dalam diri kita pun bisa dikeluarkan. Persaingan yang sangat ketat memang diperlukan, namun yang membuat saat hasil akhir telah kita dapat dan kita kalah, kita harus berani mengakui kekalahaan kita, meski saat proses itu terlihat persaingan yang ketat, tapi di akhir kita harus berani mengakui kemenangan lawan kita. Dari kekalahan ini kita bisa memulai kembali dengan mengevaluasi tentang penyebab kekalah, bukan berusaha dengan cara-cara tidak baik untuk tetap menang, dan sesuatu yang dipaksakan dengan cara tidak baik akan menghasilkan sesuatu yang buruk.

Semua terjadi dengan sebuah alasan. Menurut terbaik yang kita pikirkan belum tentu itu yang terbaik menurut Allah SWT untuk kita. Yang mana lebih dipercaya? pikiran kita? atau pikiran sang pencipta? ini tentu pertanyaan yang sangat tidak pantas ditanyakan bukan. Aku yakin semua yang terjadi dalam kehidupan ini sudah diatur bagaimana kedepannya. Berbagai jalan sudah ada, hanya saja jalan mana yang akan kita ambil? jalan yang penuh lika liku? atau jalan lurus yang tanpa tantangan? atau jalan yang kosong dengan kegiatan?. Disitulah letak kehidupan, pilihan.

Satu hal yang perlu disadari dari sebuah kekalahan. Kekalahan datang dan menjadi elemen tak terpisahkan dari kehidupan. Ketika ada yang sedan tertawa, senang dan sukses, di bagian bumi lainnya atau bahkan dirumah samping kita, ada yang sedang menangis terseduh-seduh dan berduka cita. Dunia ini terus berputar, sehingga kekalahan-kekalahan menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam kehidupan seseorang. Kekalahan-kekalahan adlaah kehidupan itu sendiri. Dengan mengalami kekalahan atau kegagalan, kita pasti akan merasakan manisnya kemenangan.

Orang yang selalu berhasil dalam kehidupannya? apakah itu yang menjadi tolak ukur bahwa ia senang dan bahagia? kurasa tidak. Terlalu gampang memperoleh sesuatu, membuat orang itu tidak merasakan jerih payah kerja keras yang merupakan sebuah kenangan tersendiri. Semakin susah kita memperoleh sesuatu, ketika hal itu berhasil berada di genggaman kita. Aku yakin kita akan merasa banggi dan bersyukur kepada yang maha kuasa.

Kalah bukan akhir dari segala-galanya, kekalahan adalah suatu momentum kita untuk bisa bangkit dan maju, jadi berani berjuang, berani menang, juga berani kalah, dan kita akan menjadi pribadi yang luar biasa, dan banyak pelajaran yang kita ambil dari kekalahan, di banding dari kemenangan, jadi menang itu biasa, berani kalah itu luar biasa, berani kalah adalah sebuah langkah awal kita menjadi sukses.

mardi 6 janvier 2009

New Year = New You

Aku selalu berpikir, untuk melakukan sebuah perubahan diperlukan waktu atau moment yang pas untuk perubahan tersebut terjadi. Kapankah itu? Menurutku yang paling tepat adalah ketika memasuki tahun yang baru. Disaat seperti inilah, kalimat 'new year = new you' yang keluar dari mulut bisa berlaku. Namun apakah fakta mengatakan hal demikian?

Yang dimaksud dari kalimat 'New Year = New You' ini mungkin bisa diaplikasikan ketika kita ingin mengadakan perubahan dalam sikap. Atau sesuatu yang jelek di tahun sebelumnya ingin kita hilangkan dengan melakukan suatu perubahan yang sering disebut resolusi. Namun, ketika tahun baru akan datang, ketika kita siap menyambut tahun baru dengan senyuman lebar, ketika kita sudah mempersiapkan hal-hal yang ingin kita rubah, apakah semua itu bisa terjadi dalam satu hari menjelang tahun baru? aku rasa tidak.

Untuk membentuk diri kita yang 'baru' kurasa tidak hanya bisa dilakukan H-30 menjelang tahun baru. Perubahan diperlukan proses, proses yang matang dimana kita harus membiasakan dengan perubahan itu. Tidak ada yang instant didunia ini, kecuali apabila dikehendaki oleh yang maha kuasa. Maka aku selalu berpikir, tidak heran apabila resolusi orang untuk berubah menjadi lebih baik menjelang tahun baru ini, sering bobol meskipun tahun baru, baru berjalan 15 hari.

Dari pemikiranku ini, resolusi yang aku ciptakan untuk tahun 2009 itu hanyalah sebuah proses menuju resolusi yang aku inginkan. Tetapi apakah berhasil atau tidak, akan terlihat ketika tahun 2010 mengucapkan 'halo' dan tahun 2009 mengucapkan 'selamat tinggal'. Apabila diambil benang merahnya, perubahan memerlukan sebuah waktu, tidak ada yang instant.

Nenek pernah bilang
"Untuk menjadi orang sukses, tidak ada jalan pintas. Diperlukan usaha yang keras.."

Aku merenungkan kalimat ini yang secara tidak sengaja aku ingat. Aku tahu dan mengerti maknanya. Bila ingin mencapai sebuah cita-cita, atau keinginan yang sudah lama di idam-idamkan. Hal itu harus kita lakukan dengan berusaha keras. Tidak ada jalan pintas untuk menggapai impian selain berusaha dan berdoa. Sehingga untuk mencapai resolusi yang kita inginkan, diperlukan keinginan dan usaha yang keras. Insya Allah dengan keinginan yang kuat, usaha keras dan tentu doa kepada yang maha kuasa. Aku yakin, resolusi kita akan berhasil. Sehingga buah yang kita tanam selama ini, akan menghasilkan buah yang segar.