vendredi 28 novembre 2008

Feeling Disorder

Kembali termenung dan merasa jenuh dengan kegiatan sehari-hari. Sepertinya semua yang kukerjakan hanya itu-itu saja, walaupun pada faktanya aku tahu bahwa aku melangkah ke depan ke arah yang lebih baik. Perasaanku menggantung, ketika rasa kesepian kembali mengisi hidupku walaupun berada ditengah keramaian. Apakah aku masih belum menerima lingkunganku? atau justru lingkunganku yang tidak bisa menerima diriku?

Percaya bahwa hari esok akan lebih baik dari kemarin, aku terus melangkah ke depan dan memasuki medan pertempuran. Aku selalu berpikir, bahwa aku tidak sendiri. Akan selalu ada teman-teman yang akan membantuku ketika diriku sedang penuh dengan luka. Namun aku melupakan suatu hal, ketika aku terluka, disaat bersamaan keadaan mereka tidak jauh beda dengan diriku yang penuh luka. Pada akhirnya, masing-masing orang lebih menahan rasa sakit itu di dalam hati dan berusaha menunjukan ke pihak luar, bahwa luka ini tidak terasa.

Aku sudah mengerti, dan cukup paham bahwa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia diciptakan untuk saling membantu, namun pada faktanya dalam perjalanan itu tidak sedikit bahwa kita akan berada dalam kesepian. Orang-orang yang disekitar kita tidak akan selalu sama. Seperti halnya kita berjalan dan di sebuah persimpangan kita bertemu dengan orang, namun cepat atau lambat kita harus meninggalkan simpangan tersebut dan melanjutkan kehidupan dimana disuatu saat akan menemukan suatu persimpangan yang baru dan menemukan orang-orang baru. Hal itu sangat kupahami dengan jelas, berhubung perjalanan hidupku yang selalu pindah tempat.

Bagaimana caranya agar hati ini tidak berbohong? aku merasa perlahan-lahan mulai mengkhianati diriku sendiri yang telah berjanji akan berpegang teguh akan pendirianku. Bagaimana caranya agar aku selalu berpegang teguh akan keputusannku. Apakah aku termasuk orang yang tidak jelas akan tujuan ke depan?

Aku masih coba bertahan, dan tetap berpegang akan apa yang telah kujanjikan dalam hati. Tetapi jujur berkata, keadaan tidak semudah yang dibayangkan. Hari demi hari, aku merasa diriku ini telah mengkhianati janji diriku sendiri.

2 commentaires:

Anonyme a dit…

Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat kita akan bertemu dengan persimpangan yang baru lagi, kehilangan, memulai segalanya dari awal lagi, bertemu dengan orang baru lagi. Mungkin faktor lo yang tinggalnya pindah2 membuat lo semakin menyadari hal tersebut. Tapi entah kenapa kalo gw mikirin hal itu, gw jadi ngerasa gw nggak bisa melakukan hal yang terbaik untuk orang-orang di sekitar gw yang sekarang. I mean, gw jadi berpikiran "Ah, ntar kita juga lama-kelamaan nggak deket lagi buat apa gw deket sama elo." Walo di sisi lain bisa aja sig mikirnya gini, "karena kemungkinan kita suatu saat akan berpisah, jadi mari kita manfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya." Berhubung gw jg nggak terlalu jago untuk menghadapi perpisahan, ujung2nya gw bisa menarik diri dari kehidupan sosial gw. Karena serem sendiri, gw akhirnya memutuskan untuk udah-lah-sukurin-aja-apa-yang-ada-sekarang-dan-jadilah-yang-terbaik-buat-gw-dan-orang-orang-di-sekitar-gw.

Kesepian di tengah keramaian bukan cuma elo sie yang ngerasain. Dan lucunya,bener yang lo bilang, karena kita sadar yang bermasalah bukan cuma kita, kita akhirnya milih buat menyimpannya. Dan hal tersebut semakin membuat kita merasa kesepian meski raut wajah kita menunjukkan kurva senyuman yang lebar. Tapi ada satu point, yang kita lupa. Orang-orang terdekat tanpa kita bicara pun mereka bisa ngerasain..Orang sering bilang "Everything will be fine" tapi kali ini gw bilang keadaannya mungkin tidak semudah yang dibayangkan, dan lo sendiri mungkin nggak yakin bisa untuk ngelewatinnya, tapi gw percaya semua yang dikasih ke kita itu yang terbaik, dan bersyukurlah masih ada orang-orang yang masih mw berdiri di samping lo. Kagak nyambung ya, semangat!

Anonyme a dit…

ada apakah gerangan? semoga semuanya baik2 aja ya..