samedi 13 juin 2009

Topeng Kehidupan

Sesuatu yang sudah tersusun secara rapih dalam pikiran. Keinginan yang ingin dicapai dalam waktu 6 bulan. Pada akhirnya niat tersebut hancur seketika dan harus dipercepat, namun pada faktanya. Mempercepat sebuah langkah yang telah ditentukan sebelumnya, justru akan membawa ke arah kehancuran yang tidak pernah kubayangkan.

Aku sadari bahwa tingkah laku yang aku lakukan memang diluar kontrol. Aku seharusnya bisa lebih sabar dan menahan diri agar semua yang aku susun tidak hancur dalam seketika. Namun pada faktanya, aku telah menghancurkan impianku itu dalam satu malam. Keadaan sekarang memang tragis, tidak sama sekali seperti yang aku bayangkan. Aku sempat memaki-maki diriku, mengapa aku bisa segegabah itu sehingga aku harus kehilangan sesuatu yang aku belum pernah miliki.

Aku tidak bisa menyesali keadaan, tetapi aku bisa mengintropeksi diriku kembali. Aku selalu berharap bahwa hal ini aku bisa lakukan pada ujung tahun ini. Namun, sesuatu yang meluap dalam diriku berkata lain, dan menggunakan keadaan yang aku alami ini dengan melakukan tindakan irasional. Walaupun bingung dengan keadaan, aku mendapatkan sebuah jawaban. Jawaban tersebut memang menimbulkan 1000 pertanyaan di benak pikiranku. Kenapa dan apa yang sebenarnya diinginkan olehnya? pertanyaan lama kembali muncul dalam kepalaku. Mengapa aku harus mengalami hal ini? tetapi setelah berpikir jernih, kalimat tersebut berubah menjadi, kenapa bukan aku yang harus mengalami ini?

Aku terdiam, bingung dan tidak tahu harus berbuat apa ke depan. Kehidupan kembali menjadi statis dan entah kenapa tingkat emotionalku semakin tinggi. Hal-hal kecil ataupun besar yang aku tidak pernah pikirkan, sekarang hal-hal kecil pun bisa menyinggung perasaanku. Aku baru menyadari bahwa aku pria yang lemah dan masih sangat labil, meskipun banyak yang berkata bahwa aku termasuk orang yang bisa mengontrol jiwa dan raga.

Aku tidak boleh bersedih, setidaknya tidak di depan umum. Aku kembali menatap cermin dikamarku. Melihat wajahku yang kusam dan tidak ada semangat. Aku pejamkan mataku, lalu kembali membuka kedua mata ini. Aku dapat melihat refleksi diriku dari cermin, yang kini telah kembali tersenyum. Yup, aku telah kembali menggunakan topeng ini untuk kembali bermain sandiwara dalam kehidupan ini. Seperti halnya badut, ia selalu terlihat tersenyum dan membuat orang lain tersenyum, namun tidak ada yang tahu perasaan badut tersebut gimana di dalam hatinya. Wajahnya yang ceria, tetapi hatinya menangis dan menjerit meminta pertolongan teman-temannya.

Aucun commentaire: