dimanche 19 avril 2009

Broken Rain

Aku bangkit dari duduk kembali berdiri. Tak terasa, begitu pembawa acara mengatakan bahwa ini akhir dari pertemuan tersebut, tiba-tiba kepalaku pusing, badanku terasa pegal dan kakiku mulai kembali ngilu. Dimana memang sejak pagi, kondisi tubuhku sudah tidak 'fit' dan semua yang kusebut diatas sudah menunjukkan kegajalanya, namun begitu perjalanan dimulai entah kenapa semua itu hilang, seakan-akan mengerti keadaanku yang harus 'fit' berhubung semua acara ini menjadi tanggung jawabku.

Orang-orang langsung bersalaman, berpelukan dan bertukar pikiran. Sedangkan aku hanya berdiri memandang kebawah tanpa bergeming. Aku mencoba mengatur kondisi fisikku, dimana tugasku belum tuntas. Dari atas, aku dapat melihat wajah-wajah yang berseri, menikmati hari tersebut dengan mempertunjukkan senyuman yang lebar. Aku mengangkat tangan, melihat waktu. Lalu memberikan aba-aba pada yang lain, bahwa kita harus kembali melanjutkan perjalanan pulang, berhubung langit sudah kelihatan gelap dan tidak bersahabat.

Terdapat sebuah percakapan antara 2 insan.
X : "All i need is a simple answer, yes or a no?"
Y : "Yes!"
terdiam sejenak.
X : "Thank u"

Sebuah jawaban 'Yes' seharusnya menjadi kalimat pembuka jalan yang akan membawa kita ke hal yang positif. Aku tahu suatu saat aku akan berhadapan dengan keadaan ini, dimana memang aku sudah berlatih dan meng-estimasi sejauh apa hal ini akan memberi dampak ke diriku. Walaupun aku sudah merasa kuat dan bisa menerima semua keadaan apabila hal-hal yang kuinginkan berputar menjadi negatif. Namun ternyata, pukulan dalam realita, lebih kuat dari yang aku antisipasikan. Sehingga, tidak ada kata yang terucap dari bibirku ini, aku hanya terdiam, dibawah langit yang kini mulai meneteskan air mata.

Air mulai berjatuhan dari langit secara perlahan-lahan, semua berlari mencari tempat perlindungan. Aku tetap berjalan selangkah demi selangkah dengan pikiran kosong, tanpa menghiraukan gerimis. Pikiranku hampa, aku semakin tidak mengerti akan pertanyaan yang terlintas dalam benak pikiranku. Semakin dekat dan majunya hari, seharusnya aku menemukan satu persatu dari jawaban pertanyaanku, namun yang aku rasa, pertanyaan tersebut justru berkembang menjadi lebih banyak dan semakin menusuk. Aku menengadahkan kepala melihat langit yang mana hujan mulai turun deras. Aku menarik napas panjang lalu berlari mencari tempat berteduh. Langit menangis deras, seakan-akan memberikan gambaran apa yang kurasakan.

"I'm full of blood, but still breathing"

Aucun commentaire: