jeudi 10 septembre 2009

Death Upon Us

Pernahkah terlintas dalam benak pikiran kapan yang maha kuasa memanggil kita? apakah dikala hati kita sudah siap untuk menghadapNya? atau dikalah hidup kita sedang berada dipuncak kebahagiaan? Hanya satu hal yang pasti, kematian pasti akan menghampiri setiap insan di dunia ini dan tidak mengenal umur.

Apa yang terlintas dipikiran ketika kita mendengar kabar teman atau orang yang dekat dengan kita meninggal secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu? Aku masih bisa mengerti ketika orang yang sedang berada di rumah sakit atau kondisinya sudah tidak sehat dan dipanggil oleh yang Maha kuasa. Setidaknya kita mengetahui bahwa kondisinya memang tidak sehat, walaupun pada faktanya kita masih susah untuk ikhlas melepaskan kepergiaanya. Namun apa jadinya ketika kita sedang tertawa bersama-sama, namun tak disangka satu jam kemudian ia dipanggil Allah. Siapa yang sangka malam tersebut merupakan malam terakhir untuknya? siapa yang sangkah senyuman yang diberikan, merupakan senyuman terakhir? siapa yang sangka bahwa itu adalah pertemuan terakhir kita?

Hati terasa teriris-iris mendengar kabarnya yang secara tiba-tiba. Aku tak percaya, bahwa ia telah tiada di dunia ini. Aku memang tidak terlalu dekat, kita bukan satu permainan, dunia kita cukup berbeda. Pergaulan dia dengan diriku memang tidak berada dalam satu lingkaran. Namun setiap kita bertemu, sudah pasti ada kontak bathin yang mengatakan bahwa ia temanku.

Nenek pernah bilang,
"Kehadiran seseorang akan terasa begitu penting ketika ia sudah tidak ada.."

Aku mengerti dan paham akan kalimat tersebut. Terbayang dirinya yang selalu menegurku di tempat parkiran dengan nada ejeknya. Dirinya yang easy going, membuat diriku terbuka tidak ada gunanya sebuah penyesalan. Yang ada kita harus berusaha menjadi yang lebih baik lagi ke depan. Aku sempat banyak tukar pikiran dengannya, impian dia ke depan, pendapat dia tentang dunia. Namun mendengar kabarnya yang sudah tiada, seakan-akan semua kenangan itu terlintas dalam benak pikiran yang membuat hati ini pilu.

Aku semakin sadar bahwa Tuhan bisa memanggil kita kapan saja tanpa tanda-tanda. Akhirnya pun aku mengerti sebuah kalimat yang mengatakan bahwa agar diri kita sering-sering melayat. Karena suatu kita pun akan menjadi bagian dari mereka. Dengan melakukan itu, aku yakin semua orang di bumi ini setidaknya akan lebih mencoba untuk memperbaiki diri beserta imannya.

Aucun commentaire: