dimanche 22 novembre 2009

A Smile i want to see

"We will never imagine what a little smile can do!"

Kalimat tersebut terucap secara tidak sadar dari bibirku. Aku tahu bahwa ketika aku sedang sedih, aku selalu berusaha untuk tetap tersenyum. Karena aku yakin, dengan kurva senyuman yang aku bentuk di wajahku ini, walaupun awalnya hanya sebuah rekayasa, namun aku yakin perlahan-lahan akan turun ke hati ini. Sehingga hati yang sedang pilu, akan terobati dan kembali tersenyum.

Pada awalnya, aku mencoba selalu tersenyum apapun kondisiku. Aku akan lebih berusaha untuk tersenyum terlebih lagi ketika suasana hati sedang galau. Aku ingin menunjukkan bahwa aku ini baik-baik saja dan tidak perlu hirauan orang lain. Meskipun aku pahami sekali, senyuman yang kutunjukkan berbeda sekali dengan isi hati. Hati ini dibanjiri oleh tangisan yang tidak seorangpun bisa melihat.

Hal ini bukannya aku lakukan sekedar untuk menipu diri dan tidak menerima kenyataan. Tetapi aku harus kuat, karena aku tidak mau orang mengasihani aku. Aku yakin dari beberapa orang yang mengasihani aku tersebut, justru mereka tertawa dalam hati. Ya sebut saja aku berpikiran jahat dan negatif. Aku selalu bilang, menerima realitas yang tidak sesuai dengan keinginan kita itu sangat berat. Menerima serangan dengan perisai saja sudah sakit, apalagi tidak menggunakan perisai? aku tak akan bisa membayangkan hal tersebut.

Senyuman yang dibentuk diri sendiri ini tampaknya masih kurang efektif. Suasana disekitar akan terus ceria, sehingga akupun terdorong untuk ikut ceria daripada berdiam diri dan memikirkan hal-hal yang memang belum ada jawaban. Aku selalu bertanya? ada suatu lubang puzzle didalam diriku ini yang aku telah cari-cari jawabanya selama 4 tahun terakhir ini. Tetapi hingga detik ini aku tidak bisa memberikan jawaban apapun sampai suatu saat, tiba-tiba aku melihat pecahan puzzle tersebut. Iya, aku dapat melihatnya meskipun masih jauh untuk kujangkau. Tetapi melihat serpihan puzzle itu, memberi aku sedikit cahaya. Cahaya yang dinamakan "Harapan".

Cahaya itu tak lain adalah senyuman. Namun bukan senyuman yang aku buat sendiri untuk meyakinkan diriku bahwa ini semua baik-baik saja. Tetapi senyuman yang tulus dan ikhlas yang dipancarkan oleh seseorang. Senyuman itulah yang dapat meringankan rasa galau dan beban yang telah aku pikil. Aku yakin, senyuman tersebutlah merupakan puzzle yang penting untuk hati ini. Bukan hanya untuk diriku tetapi aku yakin ini berlaku untuk semua insan di dunia ini.

Aucun commentaire: