dimanche 10 mai 2009

Tekanan Hidup

Masalah atau tekanan hidup adalah bagian dan kehidupan di dunia dan tidak seorangpun yang dapat mengelakkannya. Hidup di dunia penuh dengan masalah dan tekanan. Usaha yang aku lakukan dengan sekuat tenaga terkadang hanya membuahkan sebuah himpitan yang berat dan bukan menjawab akan suatu pertanyaan namun justru melahirkan pertanyaan baru. Bagaimana supaya aku tetap kuat dan sabar di dalam tekanan hidup yang kian hari kian berat terasa dalam menjalani. Dimana akhir-akhir ini aku merasa, bahwa aku tidak sekuat dulu. Aku tidak bisa menahan rasa penat yang ada di hati. Aku tidak bisa lagi tersenyum ketika dibutuhkan.

Ciri-ciri orang yang dapat dikatakan dewasa, adalah bukan dari umur atau fisik semata. Tetapi dari cara ia memandang kehidupan dan bagaimana caranya mengatasi suatu permasalahan. Aku sadar dan tahu bahwa hidup itu pilihan, namun terkadang, hidup ini tidak memberi aku banyak pilihan. Ada saatnya dengan lapang dada, aku harus bisa menerima semua resiko dan tekanan dalam kehidupan ini. Pertanyaannya, bagaimana caranya agar dapat menyikapi semua permasalahan dan tekanan tersebut dalam era globalisasi seperti sekarang ini?

Ibarat sebuah ban, jika dipompa sesuai ukuran akan bagus untuk digunakan, tapi jika diberi tekanan angin berlebihan akan meledak. Satu hal yang kita tidak boleh lupa, jika ban itu tidak diberi tekanan berupa angin, maka ban tersebut tidak berguna. Demikian juga hidup, tekanan bisa kita jadikan momentum untuk maju, walau selangkah demi selangkah. Umumnya orang yang mampu memanage tekanan hidup akan bersikap lebih dewasa dan akan lebih berarti dalam menjalani hidup. Tapi orang yang tidak mampu keluar dari tekanan, hidupnya biasanya akan jalan stagnan, mundur atau bahkan hancur berkeping-keping seperti ban yang kelebihan tekanan.

Aku selalu bertanya, apa rasa penat yang kurasakan akhir-akhir ini? apakah itu ingin mengatakan ada suatu tekanan yang tak terlihat? atau memang hanya sekedar lewat dan semua akan kembali normal?

Kecemasan tidak jelas yang aku rasakan, aku simpan baik-baik di hati. Aku yakin bahwa hal ini bisa jadi merupakan kekuatan utama yang menggerakkan pada masa kebangkitan diri. Inilah mata air yang memberikan energi untuk bergerak dan bergerak, melangkah tertatih-tatih sembari jatuh dan bangun, meraba dalam ketidakpastian. Namun bagaimanapun jua aku bergerak walau dalam tekanan. Banyak orang yang mengatakan aku terlalu berlebihan. Kembali lagi ke pertanyaan yang pernah kutulis di postingan sebelumnya. "Yang mana lebih sakit? jatuh untuk yang pertama kalinya? atau jatuh untuk kesekian kalinya?"

Aku merasakan, walaupun tidak tertulis dan disebutkan. Aku tahu ada beberapa tekanan yang mengisi hatiku ini. Aku tahu semua mendukung, namun semakin jelas akan hal itu. Justru hal tersebut memberiku tekanan tersendiri. Apakah itu yang kurasakan? Tekanan yang menghimpit pola pikirku? yang membuatku merasa tidak bebas untuk melangkah dalam menjadikan diri ini sebagaimana seharusnya menjadi? Langkah yang gagah penuh percaya diri, menjadi pelan dan dikabuti oleh rasa cemas dan tanda tanya.

Life goes on, apapun yang aku rasakan. Sedih dan bahagia, aku yakin bahwa itu akan menjadi kenangan tersendiri. Tetapi harus diakui, bahwa sebelum mencapai tahap menjadi kenangan, sungguh tidak mudah untuk menjalakannya, terutama seorang diri.

Aucun commentaire: