samedi 26 décembre 2009

Pangeran Berkuda Putih

Di dalam sanubari makhluk bernama pria, terdapat suatu suatu impian untuk menjadi seorang pahlawan, hero, kesatria berjubah berkilauan, atau seorang pangeran dengan kuda putihnya. Pada dasarnya, ia ingin menjadi seorang yang tangguh, hebat dan penuh percaya diri dalam melindungi wanita yang berhasil mengaet atau mencuri hatinya. Dengan merasa dirinya hebat, maka pria bisa mengeluarkan secara maksimal kekuatannya. Apabila merasa dipercaya, pria akan menjadi makhluk yang penuh perhatian. Namun, apabila tidak merasa dipercaya, maka ia akan kehilangan semangat, kepercayaan diri, dan gairah hidupnya dan setelah beberapa waktu pria tidak bisa mengeluarkan secara maksimal kemampuannya, dan ia berhenti untuk menyayangi.

Coba dibayangkan, apabila seorang pangeran berpakaian jubah berkilauan dengan kuda putihnya berkelana kepolosok-pelosok daerah atau pendesaan. Tiba disuatu desa, ia mendengar seorang wanita atau putri sedang menjerit, menangis meminta tolong. Tanpa berpikir panjang, naluri seorang lelaki akan langsung mencari letak suara tersebut, bergegas ke putri-putri tersebut yang terjebak akibat serangan seekor naga. Pangeran berjubah berkilauan itu langsung mengeluarkan pedang dari tempatnya, melompat menerjang bahaya dan membunuh naga itu.

Ketika sang pangeran membawa putri itu pulang, ketika pintu gerbang dibuka, ia disambut baik oleh keluarga sang putri dan penduduk kota. Ia dipersilahkan untuk tinggal di kota tersebut dan diakui sebagai seorang pahlawan, dan akhirnya pangeran dan putri tersebut saling jatuh cinta.

Beberapa minggu setelah itu, pangeran itu melakukan perjalanan ke tempat lain. Dalam perjalanan pulangnya, ia mendengar istri tercintanya berteriak meminta tolong. Seekor naga kembali menyerbu istana itu. Setibanya di istana, pangeran itu tidak berpikir panjang, langsung mengeluarkan pedangnya untuk membunuh naga dan melindungi isterinya. Tetapi sebelum pangeran itu berhasil mengayunkan pedang miliknya . Sang putri berteriak. “jangan gunakan pedangmu, lebih baik kau gunakan kampak ini. Jauh lebih tajam.”

Sang putri memberikan kampak itu. Dengan sedikit ragu, pangeran itu mengayunkan kampak tersebut yang pada akhirnya naga itu berhasil ditebas hingga mati. Orang-orang disekitar menyambut sang pangeran dengan gembira.

Hal serupa terjadi lagi beberapa minggu kemudian. Ketika sang pria melakukan perjalanan bersama isterianya. Mereka berpapasan dengan naga, pangeran itu mengeluarkan pedangnya kembali. Namun kembali terdengar suara isterinya. “jangan, lebih gunakan senjata lain.”
Pangeran itu lalu mengambil kampaknya yang digunakan untuk membunuh naga beberapa minggu yang lalu. Sang puteri kembali bersuara, “Jangan gunakan kampakmu, lebih baik pake tali ini.” Sang puteri pun menjelaskan cara menggunakan tali tersebut. Dengan ragu-ragu, pangeran itu mengikuti apa kata sang isteri. Ia berhasil membunuh naga tersebut dengan mengikatkan tali tersebut ke leher naga dan menariknya dengan kuat.

Setiba di istana, berita tersebut sudah menyebar, orang-orang menyambut pangeran dengan gembira. Ketika makan malam bersama, pangeran itu merasa seakan-akan tidak melakukan apa-apa karena ia menggunakan tali yang sang puteri ajukan. Bukan pedang miliknya, bukan karena kehebatannya. Sehingga pangeran tersebut merasa tidak pantas untuk menerima kepercayaan dan rasa kagum orang-orang kota terhadapnya. Setelah kasus tersebut, pangeran ini menjadi pendiam dan sedikit memurung dan akhirnya lupa menggosok jubahnya agar tetap berkilau.

Sebulan kemudian ketika pangeran akan melakukan perjalanan, sang putri mengingatkan untuk berhati-hati. Dalam perjalanan pulang, pangeran itu melihat naga lain menyerang istana. Sepertinya naga tersebut ingin membalas dendam rekannya yang dibunuh. Pangeran tersebut langsung bergegas, namun ia sempat bingung senjata apa yang akan dipakai. Ia akhirnya memilih mengeluarkan pedang kesayangannya. Namun dengan sedikit keraguan, seraya berpikir berulang kali apa sebaiknya menggunakan kampak atau tali. Pada saat ia bimbang dan hilang konsentrasinya, naga tersebut menyemburkan api yang membuat tangan kanannya terbakar. Sang puteri kembali berteriak. “Gunakanlah racun ini, racun ini baru dibuat oleh ahli obat kita.. masukan ke dalam mulut naga.”

Dengan keadaan terdesak, sang pria dengan sigap langsung menuangkan racun tersebut ke dalam mulut naga. Naga itupun magi, dan kota itupun kembali bersenang-senang, namun tidak ada yang tahu bahwa pangeran itu merasa sangat malu.

Kembali dalam perjalanan berikutnya, di suatu pedesaan ia mendengar wanita lain meminta pertolongan. Sewaktu ia bergegas, entah kenapa rasa percaya dirinya sedang muncul. Pangeran itu merasa yakin dan penuh semangat. Tetapi sempat ia berpikir, apa yang harus digunakan? Pedang? Kampak? Tali? Atau racun? Kira-kira apa yang akan dikatakan sang puteri?

Sesaat ia sempat bimbang, namun ia ingat perasaannya jauh sebelum ia kenal tuan puteri. Masa-masa kejayaannya yang penuh percaya diri menerjang bahaya hanya dengan sebilah pedang yang sampai sekarang masih dibawa-dibawa kemana ia pergi. Dengan tumbuh rasa percaya dirinya, ia mengambil pedangnya dan mengayunkan dan memenggal kepala sang naga dan penduduk kota itu bergerima.
Pangeran berjubah berkilauan dengan kuda putihnya tidak pernah kembali kepada sang puteri. Ia hidup di daerah baru tersebut dan hidup bahagia. Ia menikah dengan wanita yang ditolongnya setelah yakin bahwa wanita tersebut tidak tahu/tidak mengetahui tentang kampak,tali dan racun. Wanita itu hanya memberi rasa kepercayaan, mendukung dan memberi perhatian.

Dalam diri setiap lelaki, terdapat seorang berjiwa kesateria berjuba berkilauan. Cerita diatas dapat menjadi suatu perumpaan. Laki-laki menghargai perhatian dan bantuan sekali-kali, tetapi dalam batas tertentu. Terlalu banyak perhatian dan bantuan akan mengurangi keyakinannya atau membuat dirinya menjadi tidak semangat.

—————————————————————————————————————————————

Setelah membaca cerita perumpamaan diatas, mungkin semakin banyak pertanyaan dibenak kita. Coba tangkap makna cerita diatas dan melihat kehidupan percintaan yang dialami diri sendiri atau teman-teman kita. Apakah ada korelasi? Apa kalian bisa mendapatkan makna yang tersirat?

Cerita ini terinspirasi ketika berdiskusi dengan teman yang ahli dalam bidang ini, ia sempat menulis cerita diatas di blog nya yang kini sudah sirna. Pikirannya logis dan sangat masuk akal. Ditambah ada teman yang curhat menanyakan. “Kenapa sih drul pria itu suka berubah-rubah sifatnya? Dulu waktu pdkt sweet banget, tetapi setelah jadian dia BERUBAH”

Ya aku yakin tidak sedikit wanita yang menanyakan pertanyaan diatas. Penjelasannya sedikit panjang, tetapi bisa dicari dari makna yang terselubung dlm cerita perumpaan diatas. But before asking this, ask yourself this first..”Yang berubah duluan siapa? Is it him? Or is it YOURSELF? Hanya anda yang tahu akan jawaban ini.

Wanita lah yang menentukan kebahagian setiap pria, wanita lah yang menentukan pada akhirnya apakah ia akan membuat pria itu senang. Tersenyum, Atau sedih dan patah hati. BUT, before all that, para lelaki lah yang menentukan segalanya. Apakah ia ingin maju terus? Atau menghilang dan berubah haluan? So para wanita, if you do like someone, dan that someone show a little careness, jangan GENGSI to answer his feelings.

For short, we only live once. Tell the one you love that you love them. What matter is that you’re being true and honest to yourself, and the answer comes later. Love one another

“There’s no such thing as ex friends, but there’s such thing as ex girl/boy. So maintaining a relationship with the one you love need a little bigger effort”

Aucun commentaire: