vendredi 4 septembre 2009

Realize

Pertanyaan yang selalu terlintas dalam pikiranku selama 3 tahun terakhir ini akhirnya menemukan sebuah titik cahaya. Setelah kejadian yang membuat aku sadar bahwa kehidupan ini penuh dengan kejutan-kejutan yang telah dipersiapkan oleh yang Maha kuasa, aku selalu yakin bahwa ada sesuatu yang harus aku pelajari. Aku dikirim kembali oleh Tuhan ke tanah air, karena kekurangan sesuatu yang sangat essential dalam kehidupan ini. Orang-orang menyebutnya dengan istilah 'Persahabatan'

Aku tidak percaya akan yang namanya persahabatan. Banyak orang yang bertanya, mengapa? Aku tidak mempunyai jawaban khusus terhadap pertanyaan tersebut, namun mungkin karena pemikiranku yang terbentuk akibat berpindah-pindah tempat terlalu banyak ketika aku masih kecil, secara tidak sadar membuat aku susah untuk mempercayai orang secara penuh. Susah untuk terbuka menjadi diri kita sendiri, karena sudah tertanam jelas bahwa suatu saat aku harus berpisah dengan mereka yang mana aku sudah mulai akrab. Pada dasarnya aku selalu takut yang namanya perpisahan. Tetapi perpisahan bukanlah sebuah akhir dari sebuah cerita, melainkan sebuah cerita yang baru. Aku tidak bilang itu adalah hal positif, namun yang pasti itu bukan juga hal negatif.

Aku coba telusuri yang disebut dengan persahabatan ini. Apa makna yang sebenarnya terkandung dalam kata itu. Apa yang akan dilakukan oleh seorang sahabat terhadap temannya? Apa yang hendak dilakukan seorang sahabat apabila ia tahu sahabatnya berjalan di arah yang salah? di jalan yang sudah terlihat jelas dilihat dari sisi manapun, bahwa tidak mungkin tindakan yang dilakukan itu tidak benar. Namun apa yang terjadi apabila tindakan itu sudah bermain dengan yang namanya perasaan? Aku yakin, bahwa yang namanya perasaan selalu saja datang tanpa diundang terlebih dahulu.

Selama menjalani hidup 3 tahun terakhir ini, aku mencoba untuk menjadi lebih terbuka dan mencoba untuk mempercayai orang. Aku memang dari dulu orang yang cukup ramai, namun tidak pernah membicarakan diri sendiri. Aku sadar, agar orang terbuka dan mempercayai kita. Aku harus berani bercerita tentang diriku terlebih dahulu kepada mereka yang aku ingin percayai. Pada dasarnya, aku selalu sendiri tetapi aku tahu sekarang, bahwa ketika aku ada masalah, ada teman yang akan siap membantu. Namun akupun juga sadar, apabila aku terlalu menaruh banyak harapan ke mereka, maka seketika itu juga aku akan cepat kecewa yang akan mengakibatkan jeritan kembali bermunculan.

Lebih baik aku berada sendirian di ujung ruangan, apabila aku menemukan yang mengaku-ngaku seorang teman atau sahabat namun ia mencoba menjerumuskan aku ke dalam lubang yang disebut dengan masalah. Aku yakin semua pertanyaan pasti ada jawaban, semua penantian pasti ada ujungnya. Hanya saja, semua itu bisa saja bermunculan ketika rasa kecewa sudah melekat dan susah untuk dihapus.

Aucun commentaire: