dimanche 26 août 2012

Right Here Waiting

Continuation…

Kumasukkan persneling 1, perlahan-lahan kutekan gas dan mobil pun mulai melaju secara pelan. Sepanjang perjalanan pulang, jalan raya terlihat begitu tenang dan sepi, seakan-akan menggambarkan apa yang sedang kurasakan. Aku hanya ditemani oleh suara radio yang kini sedang memutarkan lagu-lagu lama. Sambil terus fokus menyetir, tak sedikit aku selalu menoleh ke sebelah kiriku. Ya setiap menoleh yang aku lakukan, aku selalu berharap, ia sedang menoleh kembali sambil melemparkan senyumannya yang selalu membikin aku menelan ludah sendiri. Namun realitanya, aku hanya sendiri, sepi, tidak ada yang menemani. Aku menarik napas panjang, dan sedikit mempercepat laju kendaraan, sekedar untuk menghilangkan rasa sedih ini.

Entah dari mana, aku mendengar, ya suara halusnya melintasi telingaku dan mengatakan untuk berpelan-pelan dan tidak mengebut yang secara tiba-tiba wajahnya seakan-akan muncul dihadapanku, yang membuatku sadar dan memperlambat kecepatan, tiba-tiba hatiku terasa seperti ditusuk-tusuk berbagai jarum dari segala arah. Lagi-lagi perasaaan yang mencamuk di dalam dada terasa begitu pekat, aku tidak menangis, hanya saja rasanya aku ingin berteriak kencang, sekencang-kencangnya hanya untuk melepaskan beban yang kupikul.

Aku mengambil jalur alternatif, jalur yang sedikit panjang, jalur yang membutuhkan perjalanan lebih jauh. Tidak ada alasan khusus, hanya saja rasanya aku belum siap berbaring di tempat tidur dengan perasaan seperti ini, dimana aku yakin pikiranku akan dikabuti, oleh wajahnya, senyumannya yang sudah pasti akan membuat diriku lebih ingin berlari dan mengasingkan diri dari kenyataan, bahwa ini telah terjadi.

Sambil menikmati jalan raya yang dipenuhi oleh cahaya lampu, aku melintasi tempat dimana aku sering duduk berdua dengannya, hanya untuk sekedar bercanda tawa ataupun berdiskusi. Aku menarik napas panjang dan menghelakannya sambil menengadahkan kepala ke atas, melihat langit dan disana aku dapat melihat sebuah cahaya di langit tinggi yang sedang bergerak. Cahaya itu tidak lain merupakan cahaya yang datang dari pesawat terbang yang sedang melintasi awan. Bibirku bergerak dengan sendirinya, “I’ll be right here waiting for you…”

Aucun commentaire: