vendredi 24 août 2012

Au Revoir, for now

Aku terduduk manis dengan tatapan yang hampa melihat orang lalu lalang di depanku. Ya gesekan sepatu dan suara yang bising silih berganti, namun tetap saja pikiranku kosong seakan-akan ruh di dalam tubuhku sedang berkeliling dan yang sisa hanya jasad yang sudah tidak bernyawa. Entah sudah beberapa menit aku berdiam diri, yang pada akhirnya ruh kembali ke dalam jasadku, dengan helaan napas yang panjang.

Aku berdiri, entah sudah berapa kali aku berjalan dari sudut kanan ke sudut kiri disuatu tempat yang mana merupakan tempat terjadinya pertemuan dan perpisahan. Di tempat inilah, kenangan masa lalu mulai beterbangan di alam pikiranku, terutama apabila aku harus menyaksikan sendiri, seseorang yang sudah bisa dibilang sangat berarti dan menjadi bagian kehidupan sehari-hari dariku, memasuki sebuah pintu gerbang yang tidak bisa lagi aku sentuh, setidaknya untuk sementara.

Kembali menghela napas untuk yang kesekian kali, aku berhenti disebuah hadapan monitor cukup besar, dan kenangan-kenangan yan telah kuhabiskan bersamanya, seakan-akan diputar ulang di monitor tersebut, yang perlahan-lahan tanpa kusadari, hatiku terasa begitu piluh. Aku tidak menangis, hanya saja air mata ini perlahan-lahan membasahi kedua pipiku.

Aku memutar badan dan mulai berjalan, meninggalkan tempat ini. Rasa sedih yang menghinggap ini ternyata lebih keras pukulannya dibanding yang aku sudah persiapkan. Aku, dia memang berhasil menahan rasa sedih dan air mata ini ketika terakhir kali sebelum ia harus berangkat kami berpelukan, namun aku tahu, kami saling menjaga perasaan satu dengan yang lain, dengan seakan-akan mengatakan bahwa kita baik-baik saja. Aku dan dia pun saling memeluk erat, namun kami berdua sadar bahwa ini sesuatu yang harus dijalani, untuk masa depan.

Terkesan wajar aku terlihat tegar, namun pada faktanya dalam diri ini lebih rapuh dari pada sisi luar. Akhir-akhir ini pun aku menjadi lebih sering menunjukkan sisi ku yang menunjukkan bahwa aku tidak mampu melangkah kedepan sendirian. Aku butuh seseorang, seseorang yang bisa mengerti, mau mengerti dan siap mengerti dan selalu berada disampingku. Pada saat seperti ini, Allah SWT mengirim dia kedalam kehidupanku. Apabila saat ini untuk sementara waktu kami harus jauh, untuknya aku akan menunggu, untuknya aku akan kesana untuk kembali mendengarkan jawaban terakhirnya demi masa depan

"I won't say goodbye, but a see you later.."

to be continue......

Aucun commentaire: