mardi 13 mars 2012

never count on it

Mungkin tidak sedikit isi dari catatan ku ini berisi tentang kepahitan yang sedang kujalani dalam hidup ini. Ya mungkin jari jemari ini akan senantiasa menari-menari diatas 26 anak kotak ketika pikiran sedang kalut dan banyak problema yang tidak bisa di bagi secara lisan namun tertata rapi dalam penulisan. Lain hal dengan perasaan bahagia, yang lebih condong lebih cepat bercerita secara lisan ketimbang dituangkan dalam tulisan.

Alasannya mungkin sederhana, karena pada dasarnya aku memang tipe orang yang menutup diri apabila sedang banyak masalah. Untuk sekian kali dalam catatanku ini, aku selalu bilang, tidak semua orang ingin tahu kesedihan kita, dengan bersedih di depan mereka, entah kenapa seakan-akan kita berjalan tanpa sebuah perisai. Apabila bertemu dengan seseorang yang berniat kurang baik, sudah pasti kita akan menjadi jauh lebih terluka.

Kembali lagi perasaan keputus-asaan sempat menyirgap beberapa hari ini. Ya harus kuakui, beberapa minggu terakhir ini, aku memang sedang berada dalam posisi yang lemah, dan seakan-akan hanya aku sendiri yang terluka. Aku yang biasanya tetap ceria di depan orang, akhir-akhir ini justru lebih sering mempertunjukkan sisi lemahku. Jujur, aku tidak suka dengan aku yang sekarang, diriku yang rapuh dan seakan-akan minta diperhatikan oleh orang lain, sehingga aku melupakan sesuatu yang penting, bahwa aku hanya perlu mendoa menengadahkan tangan dan berdoa.

Aku tidak ingin berharap banyak dengan teman-temanku. Pada dasarnya aku orang yang takut dikecewakan, sehingga aku lebih sering memilih bergerak sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain. Bukan karena aku hebat dan tidak membutuhkan teman, justru bisa dibilang 100% kebalikan, aku tak ingin perasaan kecewa menhinggap di diriku hanya karena seseorang yang kupercaya tidak bisa berada disana ketika aku membutuhkan mereka, sehingga aku memilih untuk bergerak sendiri. Kita memang punya teman, dan bisa menggantungkan harapan dan meminta bantuan kepada mereka yang dekat dengan kita, tetapi yang harus aku ingat adalah, ketika kita terluka dan membutuhkan mereka, kita tidak pernah tahu kondisi teman kita. Mungkin disaat bersamaan, dia sedang terluka dan membutuhkan support kita juga.

Nenek pernah bilang
"Ask for help, but never count on it.."

Akan selalu kuingat sepenggal kalimat singkat ini, yang pada intinya menunjukkan kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, namun di satu sisi, kita tidak boleh terlalu tergantung kepada orang lain, karena apabila terlalu banyak berharap pada orang lain, kita akan berujung kecewa.

Aucun commentaire: